Artikel KAMPUNG MELON DAHSYAT, PERKUAT PONOROGO HEBAT pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Herry Sutrisno, Plt. Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo melaporkan, luas tanam komoditas melon periode Januari – September 2023 adalah seluas kurang lebih 125 Ha, dan luas panen sudah mencapai 38 Ha dengan produksi mencapai 9.319 Kuintal. Herry berharap “Tentu saja ini merupakan potensi yang perlu dioptimalkan sehingga melon bisa menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Ponorogo.”
Para petani melon di Ponorogo selama ini menjual hasil panen mereka untuk mencukupi kebutuhan pasar lokal dan mengirimnya ke Pasar Induk Kramat Jati di Jakarta. Petani masih mengeluhkan fluktuasi harga melon saat panen raya seperti ini. “Selain itu, masalah yang kami rasakan saat bertanam melon adalah ketersediaan air,” begitu disampaikan Sudarto, perwakilan petani melon.
Pemerintah Kabupaten Ponorogo sedang proses membangun sumur dalam beserta penyediaan jaringan irigasinya, sebagai upaya dalam mengatasi kesulitan petani terkait ketersediaan air. “Kita juga akan launching program listrik masuk sawah untuk memudahkan pengairan,” ungkap Bupati Sugiri Sancoko. (ryns/tph)
Artikel KAMPUNG MELON DAHSYAT, PERKUAT PONOROGO HEBAT pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel TRAINING PENGGUNAAN COMBINE HARVESTER pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Melalui training ini, diharapkan kelompok penerima memahami cara penggunaan dan perawatan yang tepat. Kegiatan training dipusatkan di Desa Kapuran Kecamatan Badegan. Dwi, teknisi dari PT. CMG memaparkan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan. “Jadwal penggantian oli dan cara perawatan sparepart harus diperhatikan,” ucapnya. Tidak hanya itu, petani juga di training teknis pengoperasian alat di lahan agar tidak banyak masalah ataupun kendala saat penggunaan.
“Mohon ditingkatkan keamanan dalam penggunaan mesin. Pastikan untuk mematikan mesin terlebih dahulu sebelum membersihkan blower/cerobong. Usahakan tidak ada kegiatan lain di lahan saat pemanenan menggunakan harvester, karena rawan terlindas yang disebabkan oleh pandangan sopir yang kurang leluasa,” pungkasnya. © ryns/tph
Artikel TRAINING PENGGUNAAN COMBINE HARVESTER pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel PAKAI METODE UBINAN, GAPOKTAN TANI MAKMUR DESA BEDINGIN TUNJUKKAN PREDIKSI HASIL PANEN 7,3 TON/HA pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Kegiatan ubinan dilaksanakan di lahan sawah salah satu pengurus Gapoktan Tani Makmur, Syaiful Amin seluas 3.500 m2. Varietas padi yang diubin adalah varietas Ciherang dengan umur panen 95 hst. Hasil ubinan pada petak seluas 2,5 x 2,5 meter adalah 4,610 kg atau sama dengan 7,376 ton/ha.
Penyuluh Pertanian Lapang Desa Bedingin, Khoirul Anwar menyampaikan bahwa hasil ubinan MT II tahun ini lebih tinggi dibandingkan MT II tahun sebelumnya.
“Tahun sebelumnya pada MT II dengan varietas yang sama hasil ubinannya 4,1 kg dan tahun ini meningkat jadi 4,6 kg,” ujarnya.
Petani pemilik lahan, Syaiful Amin menyampaikan bahwa ia menambahkan pupuk organik cair (POC) yang diaplikasikan sejak tanaman umur 14 hst dan diulang setiap 2 minggu sekali hingga tanaman umur 8 minggu. Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Sambit, Mulijadi juga menambahkan bahwa peningkatan hasil panen tidak lepas dari pendampingan dan pembinaan dari penyuluh pertanian setempat. (rindriapraja)
Artikel PAKAI METODE UBINAN, GAPOKTAN TANI MAKMUR DESA BEDINGIN TUNJUKKAN PREDIKSI HASIL PANEN 7,3 TON/HA pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel Gelar FFD SL-Tematik Genta Organik, Upaya Mendukung Kemandirian Petani pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Farm Field Day (FFD) merupakan salah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan antar petani, peneliti, dan penyuluh untuk saling tukar-menukar informasi tentang teknologi pertanian yang diterapkan dan mendapatkan umpan balik dari petani mengenai masalah dan hambatan yang dihadapi dalam berusahatani.
Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo dalam sambutannya mengatakan bahwa visi Kabupaten Ponorogo adalah Ponorogo Hebat. Dalam hal ini tentu tidak lepas dari dukungan segala bidang yang salah satunya adalah pertanian. Tetapi pada kenyataannya petani yang kepemilikan lahannya antara 0,5 – 2 kotak mempunyai prosentase yang cukup tinggi di Ponorogo. “Dengan kepemilikan lahan yang sempit dan semakin tingginya biaya produksi, terutama pupuk, menjadi hambatan petani untuk memperoleh keuntungan yang maksimal,” ujarnya.
Lebih lanjut Sugiri menambahkan jerami padi dapat digunakan sebagai pupuk organik yang akan meningkatkan kesuburan tanah. Limbah pertanian yang lain juga banyak tersedia tetapi belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh petani. Untuk itu, diperlukan kreasi dan inovasi dalam pemanfaatannya. Ini merupakan tugas yang berat untuk semua pihak, sehingga dibutuhkan juga kerjasama dengan perbankan sebagai penyedia modal. “Jadilah petani yang mandiri yang mampu berinovasi,” pesannya di akhir sambutan.
Kepala Dipertahankan, Masun mengatakan bahwa FFD adalah kegiatan memanen padi yang merupakan puncak rangkaian kegiatan SL-Tematik Genta Organik. Sebelumnya telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi, rembug tani, dan pembelajaran yang diikuti oleh 10 kelompoktani di Kecamatan Jetis, dengan masing-masing kelompoktani 10 orang peserta. Pembelajaran dan pelatihan yang dilaksanakan dalam kegiatan SL tersebut meliputi: pembuatan pupuk organik padat, pembuatan MOL, pengembangan agensi hayati, serta pembuatan biosaka. Hasil pembelajaran dipraktekkan dan diaplikasikan di lahan demplot seluas 0,5 ha di masing-masing kelompoktani peserta SL. “Dari 10 titik demplot SL, telah dilaksanakan ubinan dan diperoleh hasil ubinan rata-rata 7,4 ton/ha GKP (Gabah Kering Panen),” terangnya. Dengan adanya SL ini dapat menumbuhkan kemandirian kelompoktani/petani dalam berusahatani organik.
Sementara itu, Dyah Sulistyowati yang merupakan Koordinator Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur menegaskan setelah selesainya kegiatan ini diharapkan terus dilakukan pendampingan demi terlaksananya keberlanjutan kegiatan SL-Tematik Genta Organik. “Jadi, selanjutnya tugas penyuluh pertanian dan pihak terkait, serta petani untuk selalu bersinergi demi mewujudkan pertanian organik,” lanjutnya.
Sebagai informasi, kegiatan FFD SL-Tematik Genta Organik juga dibarengi dengan kegiatan gelar pasar pangan murah dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan. Kegiatan ini juga merupakan upaya pemerintah guna menahan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat terutama menjelang Hari Raya Idul Adha 1444 H.(indah_pras)
Artikel Gelar FFD SL-Tematik Genta Organik, Upaya Mendukung Kemandirian Petani pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel PANEN JAGUNG HIBRIDA VARIETAS LOKAL PONOROGO BERSAMA GUBERNUR JATIM DAN BUPATI PONOROGO pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Selain hasil produksinya yang tinggi, varietas jagung ini juga memiliki keunggulan berupa tahan terhadap penyakit bulai, adaptif di lahan irigasi maupun tadah hujan, perakaran kuat, dan batang tahan rebah. Oleh karena itu, jagung ini cocok ditanam di seluruh wilayah, baik pada musim kemarau maupun musim penghujan.
Kegiatan panen jagung ini dilaksanakan oleh Gubernur Jawa Timur, Bupati Ponorogo, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo, Dandim 0802 Ponorogo, dan Kapolres Ponorogo bersama para petani.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dalam kesempatan tersebut menyampaikan rasa bangganya karena warga Ponorogo memiliki kemampuan untuk menghasilkan benih jagung sendiri. Benih jagung tersebut juga sudah mendapatkan ijin dari Menteri Pertanian Republik Indonesia untuk diedarkan sebagai salah satu varietas unggul di Indonesia. “Ke depannya Ponorogo tidak hanya menjadi penghasil jagung, tetapi juga sebagai penghasil benih jagung,” harapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya memaparkan bahwa Jawa Timur merupakan penghasil jagung tertinggi di Indonesia. Pada tahun 2021, produksinya mencapai 6,6 juta ton. Angka ini mengalami peningkatan pada tahun 2022 menjadi 7,3 juta ton. Namun, jumlah tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan jagung di Jawa Timur, baik untuk pakan ternak maupun untuk bahan baku produksi makanan. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, Jawa Timur masih harus mendatangkan jagung dari provinsi lain.
“Kebutuhan jagung yang tinggi akan mendorong pasar yang luas untuk komoditas tersebut. Adanya varietas unggul yang ditemukan akan dapat meningkatkan produksi jagung,” lanjutnya. Sebagai dampaknya, kesejahteraan petani akan meningkat dan kemajuan pertanian semakin mudah untuk dicapai. (Purwati)
Artikel PANEN JAGUNG HIBRIDA VARIETAS LOKAL PONOROGO BERSAMA GUBERNUR JATIM DAN BUPATI PONOROGO pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>