PANEN JAGUNG HIBRIDA VARIETAS LOKAL PONOROGO BERSAMA GUBERNUR JATIM DAN BUPATI PONOROGO

PONOROGO-Hari Jum’at tanggal 3 Maret 2023 bertempat di lahan demplot Kel. Cokromenggalan, Ponorogo dilaksanakan panen jagung hibrida varietas lokal yang merupakan hasil kreasi warga Ponorogo. Sebagai salah satu komoditi penting sektor pertanian, jagung terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitasnya. Tidak ketinggalan, petani di Kabupaten Ponorogo juga turut mengembangkan benih jagung sendiri. Jagung tersebut memiliki potensi hasil produksi sebesar 12,72 ton/Ha dengan rata-rata produksi sebesar 10,44 ton/Ha. Adapun kandungan nutrisinya adalah karbohidrat 85,43%, protein 9,10%, dan lemak 3,95%.

Selain hasil produksinya yang tinggi, varietas jagung ini juga memiliki keunggulan berupa tahan terhadap penyakit bulai, adaptif di lahan irigasi maupun tadah hujan, perakaran kuat, dan batang tahan rebah. Oleh karena itu, jagung ini cocok ditanam di seluruh wilayah, baik pada musim kemarau maupun musim penghujan.

Kegiatan panen jagung hibrida varietas lokal Ponorogo

Kegiatan panen jagung ini dilaksanakan oleh Gubernur Jawa Timur, Bupati Ponorogo, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo, Dandim 0802 Ponorogo, dan Kapolres Ponorogo bersama para petani.

Bupati Ponorogo saat memandu diskusi dengan petani

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dalam kesempatan tersebut menyampaikan rasa bangganya karena warga Ponorogo memiliki kemampuan untuk menghasilkan benih jagung sendiri. Benih jagung tersebut juga sudah mendapatkan ijin dari Menteri Pertanian Republik Indonesia untuk diedarkan sebagai salah satu varietas unggul di Indonesia. “Ke depannya Ponorogo tidak hanya menjadi penghasil jagung, tetapi juga sebagai penghasil benih jagung,” harapnya.

Sambutan dari Gubernur Jawa Timur

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya memaparkan bahwa Jawa Timur merupakan penghasil jagung tertinggi di Indonesia. Pada tahun 2021, produksinya mencapai 6,6 juta ton. Angka ini mengalami peningkatan pada tahun 2022 menjadi 7,3 juta ton. Namun, jumlah tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan jagung di Jawa Timur, baik untuk pakan ternak maupun untuk bahan baku produksi makanan. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, Jawa Timur masih harus mendatangkan jagung dari provinsi lain.

“Kebutuhan jagung yang tinggi akan mendorong pasar yang luas untuk komoditas tersebut. Adanya varietas unggul yang ditemukan akan dapat meningkatkan produksi jagung,” lanjutnya. Sebagai dampaknya, kesejahteraan petani akan meningkat dan kemajuan pertanian semakin mudah untuk dicapai. (Purwati)