Artikel PELATIHAN FERMENTASI PAKAN TERNAK DAN PENGOLAHAN KAMBING DI DESA GAJAH pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Peserta dari pelatihan adalah petani-peternak sejumlah 30 orang yang merupakan anggota kelompok tani di Desa Gajah. Pada hari pertama, penyuluh pertanian Desa Gajah, Khoirul Anwar memberikan materi tentang praktik pembuatan bokashi dari bahan kotoran sapi, kotoran kambing dan jerami. Sedangkan pada hari kedua, pelatihan diisi oleh Mulijadi selaku Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Sambit dengan materi praktik pembuatan fermentasi pakan ternak.
Fermentasi pakan ternak merupakan cara pengolahan pakan ternak yang melalui proses amoniasi untuk menjaga kandungan nutrisi dalam pakan ternak khususnya yang memiliki masa hidup pendek seperti hijauan dapat bertahan dalam waktu yang lebih lama.
Pakan fermentasi ini juga sering disebut dengan silase untuk ternak ruminansia. Silase adalah makanan ternak yang diolah dengan bantuan jasad renik sehingga kaya kadar air. Tujuan utama peternak memberikan pakan fermentasi adalah untuk memaksimumkan pengawetan kandungan nutrisi yang tersedia pada makanan hijauan atau bahan pakan ternak lainnya, supaya bisa disimpan dalam kurun waktu yang lama, untuk kemudian diberikan sebagai pakan bagi ternak.
Mulijadi menyampaikan bahwa jika dibandingkan dengan pakan alami yang diberikan langsung pada kambing ternak, pakan fermentasi mempuyai beberapa kelebihan.
“Diantaranya adalah dapat memperbaiki sistem pencernaan pada kambing, menambah nafsu makan, membuat kambing ternak cepat gemuk atau bertambah bobot secara alami dan sehat, serta mampu meningkatkan produksi susu pada kambing, terutama pada kambing etawa,” ujarnya.
“Kualitas hewan ternak akan semakin baik dan itu jelas akan berdampak pada nilai jual yang mengalami peningkatan, ini dikarenakan kondisi ternak tersebut sehat, gemuk dan memiliki berat yang maksimal, sehingga omset penjualan ternak pun akan meningkat,” pungkasnya. (rindriapraja)
Artikel PELATIHAN FERMENTASI PAKAN TERNAK DAN PENGOLAHAN KAMBING DI DESA GAJAH pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel Bantuan Pengembangan Ternak Ruminansia Perah pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Menurut Setja Harjana Pengawas Bibit Ternak Muda Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo paket bantuan terdiri dari:
“Untuk penerima bantuan ini juga akan mendapatkan bimbingan teknis dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dalam waktu dekat,” ujarnya.
“Saat ini yang didrop ke penerima baru pakan sapi perah sebanyak 36 sak, dalam keadaan layak digunakan dan tidak robek kemasannya,” terangnya.
Suwito selaku ketua Kelompok Tani Sri Katon Desa Banjarejo menyambut dengan bahagia bantuan yang diserahkan. Dirinya dan anggota kelompok sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Bagaimana tidak setelah wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) dan wabah LSD (Lumpy Skin Disease) yang membuat para peternak sapi terpuruk, kelompoknya mendapat bantuan dari pemerintah.
“Kami atas nama Kelompok Tani Sri Katon sangat berterima kasih kepada Menteri Pertanian yang telah memberikan bantuan kepada kami,” ucapnya. Dengan bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan kembali produksi susu di Kecamatan Pudak pada khususnya dan Kabupaten Ponorogo pada umumnya. (Nurdianaban)
Artikel Bantuan Pengembangan Ternak Ruminansia Perah pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel BPP NGEBEL LAKSANAKAN PELATIHAN PEMBUATAN DAN PENGOLAHAN PAKAN TERNAK BERMUTU pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan dari Kepala Desa dan dilanjutkan sambutan dari Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Ngebel. Keduanya menyambut baik adanya pelatihan tersebut. ”Kegiatan pelatihan seperti ini seharusnya rutin dilakukan mengingat potensi pertanian yang dimiliki masyarakat Desa Sempu sangat besar,” ujar Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Ngebel, Hery Maryanto.
Pemaparan materi disampaikan oleh Watkulil Anam selaku Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Sempu terkait tata cara pembuatan pakan ternak bermutu dalam hal ini silase.
“Pembuatan silase ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan nutrisi dari pakan ternak sehingga nantinya hewan ternak lebih sehat dan kebutuhan gizi ternak tercukupi,” ujarnya.
Antusiasme peserta pelatihan terlihat pada saat sesi tanya jawab dan diskusi mengenai manfaat silase yang berlangsung secara aktif. Pelatihan dilanjutkan dengan praktek pembuatan silase yang langsung diikuti oleh peserta pelatihan dengan didampingi petugas dari PKHP.
Kegiatan pelatihan ini disambut baik oleh warga masyarakat desa dan diharapkan dapat terus berjalan di kemudian hari. “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami, terutama saya yang sangat awam dengan pembuatan pakan ternak silase ini,” ungkap Rustin, salah satu peserta pelatihan. (Qurota A’yun)
Artikel BPP NGEBEL LAKSANAKAN PELATIHAN PEMBUATAN DAN PENGOLAHAN PAKAN TERNAK BERMUTU pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel RAPAT KOORDINASI LINTAS SEKTOR SATGAS PMK DALAM RANGKA PENANGANAN PMK GELOMBANG 2 DAN LSD pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam menangani PMK gelombang 2 dan LSD, memerlukan peran aktif Camat se-Kabupaten Ponorogo baik Pelaporan Kasus maupun Percepatan Vaksinasi. Selain itu pentingnya dukungan TNI dan POLRI dalam memperkuat Tim Penanganan dan Penanggulangan PMK. Serta tidak lupa dukungan dan support dari DPRD Ponorogo.
Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita mengingatkan agar tetap mewaspadai lalu lintas ternak yang membawa bibit penyakit karena PMK masih belum selesai.
“Diharapkan semua ternak khususnya sapi di Ponorogo bisa tervaksin seluruhnya karena sebentar lagi mengadapi hari raya Idul Adha,” ucapnya.
Ketua Komisi B DPRD Ponorogo Ribut Riyanto memberikan apresiasi atas bantuan pemerintah yang diserahkan kepada para peternak yang mengalami sapi ternaknya mati atau dipotong paksa bersyarat, serta tim penanganan dan satgas PMK yang bersinergi dalam upaya mengatasi serangan PMK di Ponorogo.
“Pendataan melalui ISIKHNAS perlu ditingkatkan, adanya penyekatan untuk memantau lalu lintas ternak, penambahan anggaran, serta penambahan SDM medik veteriner dan paramedik veteriner di Ponorogo,” ujarnya.
Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo, Masun menjelaskan bahwa bantuan pemerintah yang diberikan kepada peternak mengacu pada Juknis Dirjen PKH Nomor: 8373/ KPTS/HK.160/F/8/2022, batuan tersebut kasusnya pada ternak yang mengalami kematian atau dipotong paksa bersyarat dan sudah terlaporkan melalui ISIKHNAS.
“Nantinya akan ada timeline dan rencana untuk turun lapangan bersama-sama. Salah satu cara penanganan dan penanggulangan PMK yaitu dengan melakukan penyekatan lalu lintas ternak di 10 titik se Kabupaten Ponorogo,” jelasnya.
Masyarakat dihimbau agar terus mendukung pelaksanaan vaksinasi PMK dan LSD. Selain itu masyarakat diharap selalu waspada jika mendapati gejala kedua penyakit tersebut pada hewan ternaknya. Sehingga hewan ternak segera mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan oleh medik veteriner dan paramedik veteriner. (©Roiin Umayya & Alifa)
Artikel RAPAT KOORDINASI LINTAS SEKTOR SATGAS PMK DALAM RANGKA PENANGANAN PMK GELOMBANG 2 DAN LSD pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel PENYERAHAN BUKU REKENING BANTUAN BAGI PETERNAK TERDAMPAK PENYAKIT MULUT DAN KUKU (PMK) DI PONOROGO pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Dalam acara ini hadir 100 perwakilan peternak dari Desa Pudak Kulon, Desa Krisik, Desa Banjarejo, Desa Pudak Wetan, Desa Bareng, Desa Tambang, Desa Wagir Kidul, Desa Jurug dan Desa Jimbe.
Dalam kesempatan ini, Syamsul Ma’arif selaku Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia berharap masyarakat tetap beternak dan berusaha di bidang peternakan. Akan tetapi dengan mengikuti prosedur kesehatan ternak seperti yang dianjurkan oleh dinas terkait.
“PMK merupakan wabah yang disebabkan virus, kita hanya bisa mencegah agar wabah ini bisa terkendali,” tandas Syamsul Ma’arif.
“Kita bersama dengan Satgas Penanggulangan PMK juga akan terus berkoordinasi guna penanggulangan dan pengendalian PMK,” lanjutnya.
Dalam sambutannya Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, atau yang biasa disapa Kang Giri, menyampaikan turut prihatin dengan wabah PMK yang menimpa ternak warga di Ponorogo.
“Bantuan ini mungkin tidak bisa mengcover seluruh kerugian peternak, tapi ini merupakan wujud tanggung jawab negara dalam meringankan beban peternak di Ponorogo,” kata Kang Giri.
Dalam kesempatan ini juga tak lupa Kang Giri menyampaikan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia dan Kementerian Pertanian yang telah menyalurkan bantuan ke peternak di wilayah Kabupaten Ponorogo.
Tanggapan serupa juga disampaikan oleh Nanang Pujianto perwakilan peternak dari Desa Banjarejo, Kecamatan Pudak. Menurutnya bantuan dari Kementerian Pertanian ini sangat berarti bagi para peternak yang terdampak PMK.
“Saya dan teman-teman peternak mengucapkan syukur dan terima kasih sudah diberi bantuan oleh Kementerian Pertanian dan Pak Bupati,” ucapnya.
Bantuan diberikan dalam bentuk uang dengan nominal Rp.10juta per ekor untuk sapi dan kerbau, Rp.1,5juta per ekor untuk kambing dan domba, dan Rp.2juta per ekor untuk babi. Pada acara penyerahan buku rekening tersebut, total nilai bantuan yang diterimakan kepada peternak di Kabupaten Ponorogo mencapai Rp.10,32 miliar untuk 1.032 ekor sapi yang mati atau dipotong paksa bersyarat selama kurun waktu Mei hingga 3 Agustus 2022, sesuai data base di aplikasi iSIKHNAS. Adapun peternak yang menerima bantuan sejumlah 590 orang.
Dalam acara yang dihadiri oleh Direktur Kesehatan Hewan Masyarakat Veteriner, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia Syamsul Ma’arif, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Indyah Aryani, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Masun dan unsur Muspida Kabupaten Ponorogo tersebut dilaksanakan pula penyerahan sertifikat penghargaan Satgas Penanggulangan PMK terbaik Kabupaten Ponorogo kepada Kapolsek Pudak Baderi dan Camat Pudak Suwadi. Sertifikat tersebut diberikan atas capaian kinerja dan dedikasi yang tinggi dalam penanganan kasus PMK di Kecamatan Pudak. Dengan diberikannya sertifikat penghargaan tersebut diharapkan PMK di Kabupaten Ponorogo dapat terus ditekan dan dikendalikan.
Artikel PENYERAHAN BUKU REKENING BANTUAN BAGI PETERNAK TERDAMPAK PENYAKIT MULUT DAN KUKU (PMK) DI PONOROGO pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>