Artikel Budidaya Padi Sehat di Poktan Tani Mulyo Desa Pulung Merdiko, Kurangi Pupuk Kimia Hingga Delapan Puluh Persen pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Go Organik adalah jargon Kelompok Tani Tani Mulyo. Kelompok Tani ini merupakan salah satu perintis pertanian organik di Kecamatan Pulung sejak 4 tahun silam. Sebagai pengganti pupuk kimia, kelompok ini menggunakan pupuk organik buatan sendiri. Kelompok ini memproduksi Pupuk Organik Cair (POC), mengolah kotoran hewani menjadi pupuk kandang, serta membuat pestisida nabati, jakaba, dan PSB (Photo Synthetic Bacteria).
Penggunaan bahan bahan organik dalam budidaya pertanian menjadi hal yang penting untuk dilaksanakan. Jamur jakaba adalah salah satu sumber organik yang dapat dijadikan pupuk untuk menyuburkan tanaman. Jamur jakaba umumnya digunakan dalam bentuk pupuk cair yang diaplikasikan ke bagian tanaman. Jamur jakaba memiliki bentuk seperti koral karang yang bertekstur renyah. Jamur ini memiliki warna cokelat pada bagian atasnya dan berwarna kehijauan serta bertekstur kenyal tetapi mudah patah pada bagian bawahnya.
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan jakaba antara lain akar-akaran (seperti akar bambu), air leri, dan pelet ikan. Bahan-bahan dimasukkan dalam sebuah wadah ditutup dan dibiarkan selama kurang lebih 14 hari, hindarkan dari gerakan karena akan merusak jamur. Setelah dibiarkan selama kurang lebih 14 hari jamur akan mulai tumbuh. Penggunaan pelet pakan ikan berfungsi untuk pancingan jamur. Cara pengaplikasian jamur jakaba bisa dengan cara penyemprotan. Pertama adalah dengan menghaluskan terlebih dahulu jamur jakaba dengan blender dan ditambahkan dengan air leri secukupnya, kemudian diambil sebanyak 800 ml larutan jakaba yang sudah jadi dan dicampurkan dengan air sebanyak 20 liter atau gunakan sesuai dengan kebutuhan. Pengaplikasian bisa disemprotkan ke seluruh bagian tanaman secara merata. (https://pertanian.ngawikab.go.id/2022/08/15/jakaba-jamur-keberuntungan-abadi)
Pupuk PSB atau Photo Synthetic Bacteria dikenal sebagai pupuk organik cair yang membantu proses fotosintetis pada tanaman. Pupuk PSB memiliki banyak manfaat, diantaranya membantu tanaman untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dengan memanfaatkan sinar matahari secara maksimal. Selain pada tanaman, pupuk PSB juga bisa diaplikasikan pada budidaya ikan dan ternak. Manfaatnya antara lain bisa mengurangi gas dan limbah di tempat penampungan hewan, menambah nutrisi sehingga mampu menambah berat badan ternak dan ikan, serta melindungi hewan dan ikan dari bakteri jahat.
Bahan pembuatan pupuk PSB antara lain telor, terasi, dan sedikit micin. Siapkan adonan PSB dengan cara pecahkan 1 telor ayam atau bebek dan tuangkan ke dalam wadah, masukkan juga 3 sachet terasi kemasan, dan 3 sachet atau sekitar 1 sendok makan micin. Kocok semuanya secara merata menggunakan sendok sampai adonan benar-benar tercampur dengan baik. Setelah semua tercampur merata, siapkan botol air mineral 1,5 liter, kemudian ambil 1 sendok makan adonan tersebut dan masukkan ke dalam botol. Tambahkan air kolam ke dalam botol tersebut, tapi jangan sampai penuh. Sisakan sedikit ruang untuk pembuangan gas nanti. Setelah semuanya masuk ke dalam botol, letakkan pada tempat terbuka yang terkena sinar matahari secara langsung. Setelah 1 minggu bisa dicek perubahan warnanya, dan sekali kali dibuka tutup botolnya untuk pembuangan gas. Tunggu sekitar 2 minggu, air di dalam botol akan berubah warnanya menjadi merah tua, hijau tua, atau kuning tua. Semakin pekat warnanya, maka PSB yang dihasilkan semakin bagus.
Cara aplikasi PSB pada tanaman adalah dengan mengambil 1 tutup botol air mineral, tuangkan ke dalam wadah semprot. Kira-kira 1 tutup botol untuk dicampur dengan 1 liter air. Lebih baik menggunakan air kolam atau air hujan. Jika tidak ada, bisa menggunakan air biasa. Semprot pada daun tanaman pada menjelang siang, sebelum terik sinar matahari muncul. Bisa diaplikasikan setiap hari pada tanaman dengan kadar yang rendah dulu. Kemudian bisa ditingkatkan jika tanaman tetap sehat dan segar daunnya. Selain disemprot bisa juga dikocor ke media tanam. Lakukan hal ini seminggu sekali. (https://signal.republika.co.id/posts/165622/cara-membuat-pupuk-psb-super-murah-dijamin-berhasil)
Tukirun menjelaskan bahwa beliau melaksanakan penyebaran benih padi jenis Sintanur tanggal 3 April 2023 dan mulai pindah tanam pada umur bibit padi 21 HST di lahan seluas 0,14 Ha. “Di umur padi 21 HST saya aplikasi Pupuk Organik Kompos 1.000 Kg. Pemupukan pertama tanggal 10 April 2023 dengan Pupuk Organik Cair buatannya sendiri sebanyak 1 Liter per tangki 14 Liter pada umur seminggu setelah tanam,” ujarnya. Adapun pemupukan kedua pada tanggal 12 April 2023 dengan aplikasi Agens Hayati (Trichoderma sp. dan Lecanisium sp.). Pada umur padi 31 HST aplikasi Pupuk PSB dan POC sebanyak 400 mL/tanki. “Demikian seterusnya hingga umur padi mencapai 60 HST, aplikasi rutin penyemprotan seminggu sekali dengan 400 mL POC, PSB, dan Jakaba per tanki 14 liter,” lanjutnya.
Tukirun mengklaim budidaya padinya sebagai budidaya padi minim kimia (hanya 0-0.5 % pupuk kimia), karena menggunakan Pupuk Kompos dari bahan organik, Pupuk Organik Cair, PSB, Jakaba, Agens Hayati (Trichoderma sp. dan Lecanisium sp.) dan Pestisida Nabati buatan sendiri. Adapun hasil ubinan pada lahan Tukirun rata-rata didapatkan hasil 3,375 Kg atau 5,4 Ton/Ha. “Jumlah rumpun rata-rata 168. Jumlah bulir padi rata-rata per malai 127 bulir,” ujar Tunjung Bayu, PPL Desa Pulung Merdiko.
Sementara itu, Prayitno mengatakan sistem budidaya padi miliknya merupakan budidaya padi Semi Organik. Padi yang ditanam di lahan seluas 0,28 Ha itu hanya menggunakan Pupuk Kimia sebanyak 30 Kg saja, yaitu Phonska 10 Kg dan Urea 20 Kg. “Setelah itu hanya menggunakan Pupuk Organik Cair, PSB, Jakaba, Agens Hayati (Trichoderma sp. dan Lecanisium sp.), dan Pestisida Nabati buatan sendiri,” ungkapnya. Setiap kali penyemprotan seminggu sekali menggunakan POC, PSB, dan Jakaba 400 ml per tanki 14 liter. Penyemprotan sejak awal tanam hingga padi berumur 65 HST. Menurutnya hanya 20% penggunaan Pupuk Kimia di lahan sawahnya, sehingga dapat dikatakan budidaya padi Semi Organiknya mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia sebesar 80%. Tunjung Bayu mengungkapkan bahwa hasil ubinan di lahan Prayitno rata-rata sebesar 2,875 Kg atau 4,6 Ton/Ha. “Jumlah rumpun rata-rata 132 rumpun padi dan jumlah bulir padi rata-rata per malai 108 bulir,” lanjutnya. (Farida)
Artikel Budidaya Padi Sehat di Poktan Tani Mulyo Desa Pulung Merdiko, Kurangi Pupuk Kimia Hingga Delapan Puluh Persen pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel Ubinan Jagung Gapoktan Sunan Kumbul Desa Sawoo pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Pada ubinan kali ini telah diambil 5 titik sampel dengan petak ubinan 2,5 m x 2,5 m. Hasil ubinan diperoleh rata-rata jumlah tongkol 52 buah dan rata-rata beratnya 9,77 kg. “Setelah dikonversi hasilnya setara dengan 8,86 ton per hektar jagung pipilan kering,” ungkap Sarjono, PPL Desa Sawoo. Dari hasil ubinan tersebut, dapat diprediksi bahwa hasil produksi jagung Gapoktan Sunan Kumbul dengan luas 0,7 Ha adalah sebesar 6,20 ton jagung pipilan kering. Hasil ini dicapai dengan penerapan teknologi, salah satunya penggunaan benih unggul bersertifikat.
Kegiatan ubinan adalah salah satu cara memprediksi jumlah produksi dan produktivitas jagung melalui penentuan sampel, pengukuran, dan penimbangan. Di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sawoo, kegiatan ubinan rutin dilaksanakan PPL setiap musim panen di setiap desa. Komoditas yang di ubin antara lain jagung, padi, kedelai, dan kacang tanah. Hasil penimbangan yang didapatkan melalui ubinan akan sangat bervariasi tergantung jenis lahan, varietas yang ditanam, pupuk yang digunakan, jarak tanam, serangan organisme pengganggu tanaman, dan sebagainya. Diharapkan pelaksanaan ubinan ini dapat terus dilaksanakan dengan optimal guna mendukung data pertanian di Kecamatan Sawoo yang lebih baik kedepannya dan sebagai acuan kegiatan di tahun-tahun yang akan datang. (Tri Utami)
Artikel Ubinan Jagung Gapoktan Sunan Kumbul Desa Sawoo pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel PAKAI METODE UBINAN, GAPOKTAN TANI MAKMUR DESA BEDINGIN TUNJUKKAN PREDIKSI HASIL PANEN 7,3 TON/HA pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Kegiatan ubinan dilaksanakan di lahan sawah salah satu pengurus Gapoktan Tani Makmur, Syaiful Amin seluas 3.500 m2. Varietas padi yang diubin adalah varietas Ciherang dengan umur panen 95 hst. Hasil ubinan pada petak seluas 2,5 x 2,5 meter adalah 4,610 kg atau sama dengan 7,376 ton/ha.
Penyuluh Pertanian Lapang Desa Bedingin, Khoirul Anwar menyampaikan bahwa hasil ubinan MT II tahun ini lebih tinggi dibandingkan MT II tahun sebelumnya.
“Tahun sebelumnya pada MT II dengan varietas yang sama hasil ubinannya 4,1 kg dan tahun ini meningkat jadi 4,6 kg,” ujarnya.
Petani pemilik lahan, Syaiful Amin menyampaikan bahwa ia menambahkan pupuk organik cair (POC) yang diaplikasikan sejak tanaman umur 14 hst dan diulang setiap 2 minggu sekali hingga tanaman umur 8 minggu. Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Sambit, Mulijadi juga menambahkan bahwa peningkatan hasil panen tidak lepas dari pendampingan dan pembinaan dari penyuluh pertanian setempat. (rindriapraja)
Artikel PAKAI METODE UBINAN, GAPOKTAN TANI MAKMUR DESA BEDINGIN TUNJUKKAN PREDIKSI HASIL PANEN 7,3 TON/HA pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel UBINAN PADI MT II DI POKTAN RUKUN MAKMUR DESA NGUMPUL KECAMATAN BALONG pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Kegiatan ubinan merupakan salah satu cara memprediksi hasil panen tanaman padi yang masih ada di lahan melalui penentuan sampel pengukuran dan penimbangan, hasil inilah dapat dijadikan dasar dalam penentuan produksi per hektar lahan.
Kegiatan ubinan ini memiliki beberapa tahapan kegiatan diantaranya penentuan lokasi petak lahan sawah yang akan dilakukan ubinan, mengambil titik ubinan dengan ukuran per satu titik ubinan 2,5 m x 2,5 m kemudian dilanjutkan pemberian tanda di titik ubinan yang telah ditentukan. Langkah berikutnya memotong tanaman padi tersebut lalu memisahkan antara bulir padi dari batangnya yang dilanjutkan dengan penimbangan.
Berdasarkan hasil ubinan padi dengan varietas Inpari 32 yang dilakukan di Kelompok Tani Rukun Makmur Desa Ngumpul mendapat hasil ubinan antara lain:
Dari kegiatan ubinan tersebut dapat dihasilkan nilai rata-rata pada petak 2,5 m x 2,5 m yaitu sebesar 3,75450 kg atau sama dengan 6,007 ton/ha.
Menurut Erna Wijayanti, selaku penyuluh pertanian di Desa Ngumpul, ubinan dapat memudahkan petani untuk memperkirakan hasil panennya.
“Diharapkan melalui kegiatan ubinan ini bisa memberikan kemudahan kepada petani di wilayah Kelompok Tani Rukun Makmur Desa Ngumpul untuk dapat memprediksi hasil panennya,” ucapnya. (Erna Wijayanti)
Artikel UBINAN PADI MT II DI POKTAN RUKUN MAKMUR DESA NGUMPUL KECAMATAN BALONG pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel Kegiatan Ubinan, Perkirakan Hasil Produksi Padi di Desa Jabung pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Pelaksanaan ubinan bertempat di lahan sawah Tholkah dengan lahan yang dimiliki seluas 5.600 m2. Varietas padi yang diubin adalah varietas IR-64 yang adaptif dan mudah dibudidayakan oleh petani. Varietas IR-64 merupakan salah satu varietas padi sawah yang hemat dalam mengkonsumsi air, sehingga cocok ditanam pada musim kemarau seperti sekarang ini.
Menurut Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) setempat, Endah Nurfayanti, kegiatan ubinan ini rutin dilakukan di Desa Jabung setiap kali musim panen padi tiba. Karena dengan kegiatan ubinan ini para petani bisa mengetahui perkiraan hasil dari tanaman padinya. “Walaupun kegiatan ini hanya sekedar menghitung, namun secara sosial hal ini bisa berdampak pada perubahan yang sangat baik bagi kesadaran petani yang masih mempunyai pola pikir ijon,” lanjutnya.
Hal senada disampaikan oleh Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Mlarak, Sudjono. Kegiatan ini memang rutin dilakukan tidak hanya di Desa Jabung saja, akan tetapi di seluruh desa se-Kecamatan Mlarak. Dikatakan juga kegiatan ini bisa menjadi sarana bagi Penyuluh Pertanian dalam membuka wawasan pola pikir tentang teknologi pertanian, karena metode ubinan juga menerapkan metode dan teknik-teknik yang membutuhkan pembelajaran terlebih dahulu. Tidak hanya itu saja, beliau juga menambahkan bahwa ubinan juga bisa menjadi tolak ukur keberhasilan dalam melakukan usaha tani. Peningkatan hasil ubinan menunjukkan adanya dampak penerapan teknologi yang telah dilaksanakan. “Berdasarkan hasil tersebut dapat dilakukan evaluasi bersama untuk perbaikan usaha tani yang akan datang,” paparnya.
Ubinan adalah salah satu cara memprediksi jumlah produksi padi yang masih ada di lahan melalui penentuan sampel, pengukuran, dan penimbangan. Padi yang akan dilakukan kegiatan ubinan adalah padi yang sudah siap dipanen.
Kegiatan ubinan ini memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui. Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam kegiatan ubinan secara sederhana adalah alat ubin padi, alat panen padi, hand thresher, terpal, kantong, dan timbangan. Secara garis besar, tahapan dalam kegiatan ubinan yaitu :
1. Menentukan petak sawah/lahan yang akan dilakukan kegiatan ubinan. Kegiatan ubinan minimal dilakukan di 2 titik dengan ubinan (petakan) berukuran 2,5 m x 2,5 m per hektar sawah/padi.
2. Memetakan atau memberi tanda pada hasil pengukuran dari kedua lokasi tersebut dengan menggunakan alat ubinan.
3. Memotong padi yang ada di dalam petakan yang telah diukur lalu memasukkannya ke kantong.
4. Keluarkan padi yang sudah dipanen dari kantong dan meletakannya di terpal, lalu memisahkan bulir padi dari batangnya.
5. Bulir padi yang sudah terpisah kembali dimasukkan ke dalam kantong untuk kemudian ditimbang.
6. Setelah ditimbang hasil ubinan di kedua titik dibagi 2 lalu dikali 1600 untuk memperkirakan produksi gabah kering panen (GKP) per hektarnya.
Adapun rincian hasil ubinan di Kelompok Tani Kartini Desa Jabung Kecamatan Mlarak adalah sebagai berikut :
PLOT 1
1. Rata-rata jumlah anakan = 18
2. Rata-rata tinggi tanaman = 75 cm
3. Rata-rata jumlah rumpun = 99
4. Rata-rata jumlah bulir = 137
5. Panjang/tinggi malai = 23
6. Hasil ubinan = 3,920 kg x 1600 = 6272 kg (6,272 ton/ha)
7. Harga GKG = Rp. 5.700,-
PLOT 2
1. Rata-rata jumlah anakan = 19
2. Rata-rata tinggi tanaman = 75 cm
3. Rata-rata jumlah rumpun = 99
4. Rata-rata jumlah bulir = 138
5. Panjang/tinggi malai = 23
6. Hasil ubinan = 3,970 kg x 1600 = 6352 kg (6,352 ton/ha)
7. Harga GKG = Rp. 5.700,-
Dari kegiatan ubinan tersebut dapat dihasilkan nilai rata-rata pada petak 2,5 m x 2,5 m yaitu sebesar 3,9450 kg atau sama dengan 6,312 ton/ha. (Sri Astuti)
Artikel Kegiatan Ubinan, Perkirakan Hasil Produksi Padi di Desa Jabung pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>