Artikel MEMBUAT PAKAN KOMPLIT (COMPLETE FEED) UNTUK TERNAK DOMBA/KAMBING pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Pelatihan dimulai pukul 08.30 diawali sambutan dari Koordinator PP Kec. Babadan dan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Wardoyo selaku narasumber dan PPL wilbin Desa Trisono. Wardoyo memaparkan saat ini di Desa Trisono banyak sekali pemuda milenial yang mengembangkan ternak domba atau kambing. Hal ini juga didukung oleh pemerintah desa untuk penyediaan lahan untuk pembudidayaan pakan atau rumput.
Wardoyo melanjutkan bahwa definisi pakan komplit (complete feed) adalah pakan yang lengkap yang mampu memenuhi kebutuhan zat gizi ternak yang merupakan kombinasi dari pakan hijauan berserat tinggi dan pakan konsentrat, serta pakan suplemen. “Pakan ini mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan ternak, yaitu protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan serat. Keuntungan dari pakan komplit adalah nutrisi seimbang, efisien dalam pemberian pakan, dan hewan menjadi sehat,” ujarnya.
Adapun alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat pakan complet feed adalah sebagai berikut.
Bahan:
Alat:
Adapun cara membuatnya adalah sebagai berikut:
Setelah 14 hari fermentasi pakan komplit siap diberikan ke ternak domba/kambing. Takaran pemberian pakan komplit adalah 3 – 5% dari bobot ternak dan diberikan 2 kali sehari. Setelah pemberian pakan, drum plastik ditutup lagi rapat-rapat agar udara luar tidak masuk. “Dengan perlakuan yang benar pakan komplit ini dapat bertahan selama 1 tahun,” pungkasnya. (Binti Masnunah)
Artikel MEMBUAT PAKAN KOMPLIT (COMPLETE FEED) UNTUK TERNAK DOMBA/KAMBING pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel BPP KECAMATAN NGRAYUN ADAKAN PELATIHAN TEMATIK TEKNIK PENGAWETAN BAHAN PAKAN BERUPA SILASE pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Kegiatan tersebut dibuka oleh Rubi selaku Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Ngrayun. “Tema Pelatihan Teknik Pengawetan Bahan Pakan Berupa Silase ini sangat sesuai dan dibutuhkan oleh petani di wilayah Kecamatan Ngrayun karena petani rata-rata sekaligus menjadi peternak yang pasti membutuhkan bahan pakan yang awet. Maka teknik Silase ini menjadi penting, karena selain mudah dipraktekkan juga membutuhkan bahan-bahan yang murah dan dapat dicari di lingkungan sekitar rumahnya berupa bahan daun-daunan atau hijauan,” tutur Rubi dalam sambutannya. Beliau berpesan agar nanti petani dapat melakukan praktek langsung sehingga ketika pulang dari pelatihan dapat membuat Silase secara mandiri untuk kebutuhan hijauan pakan bagi ternaknya.
Kegiatan dilanjutkan dengan presentasi penyampaian materi oleh Rubi dan Dimas Kukuh. Pemateri menuturkan bahwa Silase adalah hijauan makanan ternak ataupun limbah pertanian yang diawetkan dalam keadaan segar (dengan kandungan air 60-70%) melalui proses fermentasi dalam silo, tong, drum, dan plastik yang ditutup rapat. Adapun prinsip dalam pembuatan Silase adalah keadaan hampa udara (anaerob) dan terbentuk suasana asam dalam penyimpanan (asam laktat). Kualitas Silase yang baik dapat diketahui dengan ciri-ciri pH sekitar 4, kandungan air 60-70%, bau segar dan bukan berbau busuk, warna hijau masih jelas, tidak berlendir, serta tidak berbau mentega tengik.
Sesudah penyampaian materi, dilanjutkan dengan praktik secara langsung pembuatan Silase di halaman parkir Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Ngrayun. Petani dipersilahkan untuk secara langsung ikut praktik, sehingga diharapkan dapat mencerna materi lebih baik karena ikut melakukan pembuatan Silase secara langsung. Langkah-langkah dalam pembuatan Silase adalah hijauan dilayukan dan dipotong-potong, lalu dicampuri dengan bahan pengawet/additif, kemudian disimpan dengan rapat ke dalam wadah berupa silo, drum, tong, atau plastik sehingga hampa udara. Kemudian wadah tersebut dibongkar setelah proses fermentasi selesai kurang lebih 21 hari. Adapun bahan yang digunakan adalah katul, molase/tetes, dan EM4 sebagai starter. Sementara alat yang digunakan berupa arit, plastik, sak, dan tali karet, serta tali rafia. Petani sangat antusias mengikuti pelatihan tematik ini karena merasa sangat berguna untuk diterapkan pada ternak mereka. Kegiatan berlangsung secara aktif dengan banyaknya pertanyaan dan diskusi dari perwakilan petani yang hadir. (Arief Pandu Wahyuadi)
Artikel BPP KECAMATAN NGRAYUN ADAKAN PELATIHAN TEMATIK TEKNIK PENGAWETAN BAHAN PAKAN BERUPA SILASE pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel Pelatihan Tematik Pertanian di BPP Sawoo pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB dengan dibuka dan dimoderatori oleh Sumarwanto, selaku Koordinator PPL Kec. Sawoo. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Novia Vrisnainila Noer dan Evy Ediana dari Bidang Penyuluhan. “Harapannya, semoga ilmu yang didapat pada pelatihan hari ini bermafaat dan dapat disebarluaskan kepada petani lain khususnya di wilayah desa masing-masing,” pesan Evy Ediana di akhir sambutannya.
Materi pelatihan pertama yaitu Uji Sederhana Aerasi Tanah yang disampaikan oleh Sarjono selaku PPL Kecamatan Sawoo. Uji aerasi ini bertujuan untuk mengetahui kandungan aliran udara dalam tanah. Uji tanah perlu dilakukan untuk memberikan pemahaman pentingnya menjaga kesuburan tanah, karena usaha peningkatan produksi sangat bergantung dari kualitas tanah sebagai media tanam. “Pengujian ini sangat sederhana sehingga dapat dicoba sendiri oleh petani,” jelas Sarjono.
Pembuatan Pakan Silase Rumput Odot menjadi materi pelatihan selanjutnya. Silase adalah sebuah proses pengolahan hijauan makanan ternak dengan cara diawetkan melalui proses fermentasi dan dapat disimpan dalam waktu lama berkisar antara 3-6 bulan. Materi disampaikan oleh Agung Widiyanto selaku PPL Kecamatan Sawoo.
Setelah pemberian materi, kegiatan dilanjutkan dengan praktik bersama di halaman BPP. Peserta pelatihan terlihat begitu antusias dan berpartisipasi aktif dengan berdiskusi dan praktik bergantian. Tujuan dilaksanakan kegiatan ini agar peternak dapat memproduksi sendiri pakan alternatif selain pakan ternak hijauan. Pakan tersebut bisa digunakan oleh peternak sebagai tabungan pakan pada waktu-waktu yang dibutuhkan. “Silase memiliki kelebihan sebagai pakan ternak yang dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama,” jelas Agung.
Kegiatan ini berakhir dan ditutup pukul 11.30 WIB oleh moderator. Pelatihan berjalan sesuai harapan dan pada akhir acara ini peserta pelatihan mengharapkan jika pelatihan tematik semacam ini rutin diselenggarakan dengan tema-tema lainnya. (Tri Utami)
Artikel Pelatihan Tematik Pertanian di BPP Sawoo pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel PELATIHAN PEMBUATAN FERMENTASI PAKAN TERNAK pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Fermentasi pakan ternak atau yang biasa disebut silase adalah pakan hijau ternak yang diawetkan melalui proses fermentasi yang disimpan dalam kantong plastik kedap udara atau silo atau drum sehingga dapat disimpan dalam waktu lama.
“Pembuatan silase bertujuan agar kualitas hijauan pakan ternak masih bagus dan tahan lama sehingga pakan dapat diberikan pada musim apapun khususnya ketika musim kemarau atau minim pakan,” ujar Dimas Kukuh Satria Tama.
Adapun langkah-langkah pembuatan silase dalam pelatihan ini yakni, pemilihan pakan hijauan ternak yang segar kemudian dicacah terlebih dahulu. Selanjutnya dilarutkan tetes 20 mL dan dekomposer 20 mL ke dalam air 550 mL. Cacahan hijauan dimasukkan ke dalam drum, lalu dibuat lapisan pakan hijauan ditaburi bekatul lalu disiram larutan dekomposer, langkah tersebut diulangi hingga drum terisi penuh. Isian pakan hijau di dalam drum dipadatkan dengan cara agar tidak ada udara yang masuk (kedap udara) karena proses fermentasi dilakukan dalam kondisi anaerob atau tanpa oksigen. Kemudian drum berisi pakan ditutup rapat dan difermentasi hingga 21 hari siap digunakan. Silase yang sudah jadi dapat diberikan pada ternak sebagai pakan dan dapat disimpan 6-7 bulan lamanya.
Agus Setya Suprapta menjelaskan bahwa silase memiliki beberapa kelebihan yakni mengandung sejumlah asam organik yang dapat menjaga keseimbangan mikroorganisme dalam rumen (perut) ternak, memudahkan penyediaan dan penyimpanan pakan serta menambah nutrisi pakan.
“Dengan metode ini juga lebih mudah membuat ternak menyerap nutrisi karena nutrisi sudah terurai dibandingkan dengan hijauan segar,” tambahnya.
Pelatihan pembuatan fermentasi pakan ternak ini diharapkan mampu mengatasi kesulitan pakan saat musim kemarau, meningkatkan kualitas ternak sehingga dapat menambah harga jual dan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak. (Linda)
Artikel PELATIHAN PEMBUATAN FERMENTASI PAKAN TERNAK pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel PELATIHAN FERMENTASI PAKAN TERNAK DAN PENGOLAHAN KAMBING DI DESA GAJAH pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Peserta dari pelatihan adalah petani-peternak sejumlah 30 orang yang merupakan anggota kelompok tani di Desa Gajah. Pada hari pertama, penyuluh pertanian Desa Gajah, Khoirul Anwar memberikan materi tentang praktik pembuatan bokashi dari bahan kotoran sapi, kotoran kambing dan jerami. Sedangkan pada hari kedua, pelatihan diisi oleh Mulijadi selaku Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Sambit dengan materi praktik pembuatan fermentasi pakan ternak.
Fermentasi pakan ternak merupakan cara pengolahan pakan ternak yang melalui proses amoniasi untuk menjaga kandungan nutrisi dalam pakan ternak khususnya yang memiliki masa hidup pendek seperti hijauan dapat bertahan dalam waktu yang lebih lama.
Pakan fermentasi ini juga sering disebut dengan silase untuk ternak ruminansia. Silase adalah makanan ternak yang diolah dengan bantuan jasad renik sehingga kaya kadar air. Tujuan utama peternak memberikan pakan fermentasi adalah untuk memaksimumkan pengawetan kandungan nutrisi yang tersedia pada makanan hijauan atau bahan pakan ternak lainnya, supaya bisa disimpan dalam kurun waktu yang lama, untuk kemudian diberikan sebagai pakan bagi ternak.
Mulijadi menyampaikan bahwa jika dibandingkan dengan pakan alami yang diberikan langsung pada kambing ternak, pakan fermentasi mempuyai beberapa kelebihan.
“Diantaranya adalah dapat memperbaiki sistem pencernaan pada kambing, menambah nafsu makan, membuat kambing ternak cepat gemuk atau bertambah bobot secara alami dan sehat, serta mampu meningkatkan produksi susu pada kambing, terutama pada kambing etawa,” ujarnya.
“Kualitas hewan ternak akan semakin baik dan itu jelas akan berdampak pada nilai jual yang mengalami peningkatan, ini dikarenakan kondisi ternak tersebut sehat, gemuk dan memiliki berat yang maksimal, sehingga omset penjualan ternak pun akan meningkat,” pungkasnya. (rindriapraja)
Artikel PELATIHAN FERMENTASI PAKAN TERNAK DAN PENGOLAHAN KAMBING DI DESA GAJAH pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel BPP NGEBEL LAKSANAKAN PELATIHAN PEMBUATAN DAN PENGOLAHAN PAKAN TERNAK BERMUTU pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan dari Kepala Desa dan dilanjutkan sambutan dari Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Ngebel. Keduanya menyambut baik adanya pelatihan tersebut. ”Kegiatan pelatihan seperti ini seharusnya rutin dilakukan mengingat potensi pertanian yang dimiliki masyarakat Desa Sempu sangat besar,” ujar Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Ngebel, Hery Maryanto.
Pemaparan materi disampaikan oleh Watkulil Anam selaku Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Sempu terkait tata cara pembuatan pakan ternak bermutu dalam hal ini silase.
“Pembuatan silase ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan nutrisi dari pakan ternak sehingga nantinya hewan ternak lebih sehat dan kebutuhan gizi ternak tercukupi,” ujarnya.
Antusiasme peserta pelatihan terlihat pada saat sesi tanya jawab dan diskusi mengenai manfaat silase yang berlangsung secara aktif. Pelatihan dilanjutkan dengan praktek pembuatan silase yang langsung diikuti oleh peserta pelatihan dengan didampingi petugas dari PKHP.
Kegiatan pelatihan ini disambut baik oleh warga masyarakat desa dan diharapkan dapat terus berjalan di kemudian hari. “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami, terutama saya yang sangat awam dengan pembuatan pakan ternak silase ini,” ungkap Rustin, salah satu peserta pelatihan. (Qurota A’yun)
Artikel BPP NGEBEL LAKSANAKAN PELATIHAN PEMBUATAN DAN PENGOLAHAN PAKAN TERNAK BERMUTU pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>