Artikel DIALOG PERTANIAN DAN GERAKAN PANEN RAYA PADI pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Hadir pula dalam kegiatan ini, Asisten Ahli Perekonomian dan Pembangunan, Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Ponorogo, Kepala Badan Penerapan Standardisasi Pertanian Jawa Timur, Kepala Perusahaan Listrik Nasional (PLN) Ponorogo, Perwakilan Komandan Kodim 0802 Ponorogo serta segenap insan pertanian di Kabupaten Ponorogo.
Kegiatan diawali dengan panen raya bersama menggunakan combine harvester besar. Pasukan Koramil Sukorejo juga turut berkontribusi dalam kesuksesan pelaksanaan panen raya padi musim ini.
Suprianto, Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo menyambut kehadiran para insan pertanian dan mengucapkan terimakasih atas dedikasinya menjaga ketersediaan pangan di Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya.
Apresiasi disampaikan juga oleh Dydik Rudy Prasetya karena Ponorogo merupakan salah satu Kabupaten yang mampu menerapkan IP400. “Saya berharap Kabupaten Ponorogo bisa mempertahankan dan meningkatkan prestasi ini,” ucapnya.
Dalam sesi dialog, beberapa petani menyampaikan masalah pertanian terkait mekanisasi pertanian, kebutuhan pupuk, fluktuasi harga dan kepastian pasar. Mekanisasi pertanian akan terus ditingkatkan secara bertahap pada semua lini budidaya pertanian dari hulu sampai hilir. Diharapkan petani juga meningkatkan inovasinya untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk bersubsidi. Kepala Bulog Ponorogo menyampaikan bahwa Bulog membuka luas peluang kemitraan. “Bulog membuka luas peluang kemitraan dengan penggilingan padi untuk menyerap padi, utamanya padi pecah kulit,” ujarnya. (ryns)
Artikel DIALOG PERTANIAN DAN GERAKAN PANEN RAYA PADI pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel PELATIHAN PEKARANGAN PANGAN LESTARI (PEKAPARI) pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Pelatihan mengambil tema Teknik Budidaya Sayuran melalui Hidroponik dan Polibag yang Menguntungkan, kegiatan ini dilaksanakan di 4 lokasi dan masing-masing diikuti 50 peserta dan juga dihadiri PPL setempat dan Koodinator Penyuluh Kecamatan.
Pada Jumat, tanggal 22 September 2023 kegiatan dilaksanakan di KWT Patih Lima Hijau Kelurahan Patihan Wetan Kecamatan Babadan dan Gapoktan Gotama Mandiri Desa Patihan Kidul Kecamatan Siman. Untuk hari ke dua dilaksanakan pada Sabtu, 23 September 2023 di TP PKK Desa Wotan Kecamatan Pulung dan Poktan Jalal Makmur Desa Pulung Kecamatan Pulung.
Empat kelompok ini sebelumnya mendapatkan bantuan barang berupa instalasi Hidroponik, kolam terpal ikan dan alat pendukung lainnya.
Narasumber yang mengisi kegiatan tersebut ada dua orang yaitu Yuda Raju Eka Yuana dari Komunitas Hidroponik Ponorogo dan Nada Itorul Umam owner Agri.skill Mart.
Nada Itorul Umam selaku narasumber dalam pelatihan menyampaikan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam budidaya hidroponik.
“Hal yang harus diperhatikan dalam budidaya hidroponik yang penting tanam dahulu. Tiga hal yang diperhatikan yaitu sinar matahari, penambahan nutrisi (5 mL/L) dan pergantian air nutrisi,” ungkapnya.
Dalam sambutannya Pujiatiningsih menyampaikan bantuan alat hidroponik dan benih sayuran dapat mendukung ketahanan pangan rumah tangga dan ketersediaan pangan dalam mendukung konsumsi pangan B2SA. (kp)
Artikel PELATIHAN PEKARANGAN PANGAN LESTARI (PEKAPARI) pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel OPTIMALISASI PRODUKSI PANGAN KELUARGA DARI PEKARANGAN pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Aula Dipertahankan Kabupaten Ponorogo siang itu dipenuhi dengan riuh semangat para penggiat pekarangan dari Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Kelompok Tani (Poktan) penerima manfaat kegiatan swakelola Pekarangan Pangan Lestari di 13 desa yang tersebar di 9 kecamatan. Peserta menyimak penjelasan dari narasumber Pungud Kusbiantoro, seorang penggiat pekarangan di kawasan mataraman. Pelatihan ini mengusung tema ‘Pemenuhan Kecukupan Pangan yang Bergizi melalui Pemanfaatan Lahan Pekarangan’. Tidak hanya menyimak, peserta juga banyak berdiskusi, berbagi mengenai masalah, kendala maupun pengalaman dengan narasumber, petugas dan antar peserta.
Menurut Pungud, ada 5 kunci kesuksesan dalam pengelolaan Pekarangan Pangan Lestari (P2L), yakni ketersediaan lahan, kekompakan antar anggota kelompok, sirkulasi P2L, inovasi dan kreativitas, serta promosi. “Penyedia sayuran selada di Ponorogo sudah banyak, tapi ada jenis-jenis sayuran tertentu yang belum tercukupi kebutuhannya. Ini menjadi peluang untuk dieksekusi oleh kelompok. Oleh karena itu, kelompok harus telaten memelihara tanaman sehingga mampu menghasilkan panen yang berkualitas. Cukupkan kebutuhan kelompok terlebih dahulu, jika berlebih, baru dijual,” pesan Pungud. Semangat peserta semakin tergelak mendengar motivasi dari Pungud.
Tri Budi Widodo berharap kegiatan dilaksanakan dan dikembangkan secara swakelola oleh kelompok. Kegiatan ditutup dengan penampilan yel – yel dari peserta pelatihan. © ryns/tph
Artikel OPTIMALISASI PRODUKSI PANGAN KELUARGA DARI PEKARANGAN pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel LOMBA CIPTA MENU PANGANKU B2SA TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2023 pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Lomba Cipta Menu berlangsung pada pukul 08.00 sampai dengan 12.00 WIB. Sebanyak 3 juri dilibatkan dalam Lomba Cipta Menu yang terdiri dari unsur: Ahli Gizi dari RSU Aishiyah Ponorogo, Akademisi SMKN 2 Ponorogo dan Chef Rumah Makan Joglo Manis.
Penyelenggaraan Lomba Cipta Menu ini dalam rangka mendukung penanganan stunting, lomba ditekankan pada pemenuhan pangan untuk ibu hamil khususnya protein hewani, asam folat dan zat besi.
“Dengan adanya Lomba Cipta Menu diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas ibu-ibu dalam mengolah panganan lokal menjadi makanan yang sehat dan bergizi bagi keluarga serta menjadi kebiasaan baik di lingkungan. Selain itu diharapkan pula angka stunting Kabupaten Ponorogo semakin menurun karena gizi keluarga sudah terpenuhi dengan beragam olahan pangan bergizi tersebut,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo, Susilowati Sugiri Sancoko.
Adapun kriteria penilaian Lomba Cipta Menu yakni:
Lomba Cipta Menu berlangsung cukup meriah, para peserta sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian acara lomba. Menu yang disajikan oleh para peserta sangat beragam dan bervariasi berdasarkan keativitas masing-masing. Bahan-bahan yang digunakan pun merupakan bahan pangan lokal yang mudah dijumpai dan dibeli di pasar tradisional Kabupaten Ponorogo.
Adapun pemenang Lomba Cipta Menu Panganku B2SA Tahun 2023 Tingkat Kabupaten Ponorogo yakni:
Lomba Cipta Menu salah satu upaya diversifikasi konsumsi pangan dan memasyarakatkan Pola Konsumsi B2SA. Pangan B2SA dibutuhkan tubuh agar dapat hidup sehat, aktif, dan produktif. Dalam upaya mempercepat pemahaman masyarakat tentang konsumsi pangan yang B2SA, Kabupaten Ponorogo mempunyai potensi alam yang cukup melimpah dan warisan resep menu yang beragam serta bisa dikemas dengan cara kekinian sehingga bisa diperkenalkan kepada generasi muda dan masyarakat pada umumnya melalui kegiatan Lomba Cipta Menu B2SA Tingkat Kabupaten yang selanjutnya pemenangnya diikutkan ke Lomba Cipta Menu B2SA Tingkat Provinsi Jawa Timur. (kp)
Artikel LOMBA CIPTA MENU PANGANKU B2SA TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2023 pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel EKSPLORASI MIKROORGANISME LOKAL PLUS BERBAHAN BONGGOL PISANG DAN PGPR UNTUK PENCAPAIAN PRODUKSI YANG OPTIMAL pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Damun sebagai Petugas POPT Kecamatan Sampung menjelaskan bahwa melalui program P4 petani bisa memasyarakatkan prinsip Pengelolaan Hama Terpadu.
“Ada 4 prinsip yang harus diterapkan di tingkat petani yaitu budidaya tanaman sehat salah satunya dengan pembuatan mikroorganisme lokal, melestarikan musuh alami salah satunya dengan penanaman refugia, pengamatan mingguan untuk mengetahui data agroekosistem yang ada, serta petani mau dan mampu menjadi ahli PHT,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, petani diajak membuat Mikroorganisme Lokal (MOL) Plus berbahan dasar bonggol pisang dan juga Pembuatan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). Fungsi dari MOL plus ini adalah untuk memperbaiki lingkungan fisik, biologi dan kimia tanah, sebagai biodecomposer pupuk organik, menekan perkembangan penyakit dan stimulator pertumbuhan tanaman.
Tri Harianto, salah satu pengurus dari kelompok tani Tani Makmur Desa Glinggang merasa sangat antusias dengan adanya kegiatan ini.
”Dengan adanya kegiatan P4, petani khususnya anggota kelompok mampu belajar dan praktik langsung memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar seperti air leri, urine sapi/kambing, bonggol pisang, akar bambu dan sebagainya yang mudah didapat untuk membuat MOL. Ini sangat bermanfaat, petani bisa menekan biaya dan harapannya memperoleh hasil produksi panen yang optimal,” ujarnya.
Adanya kegiatan ini diharapkan petani menjadi petani yang mandiri dan menguasai teknologi sederhana. Sehingga petani dapat dan mau berinovasi dalam memanfaatkan apa yang ada di alam. (Imanto-Ulfa)
Artikel EKSPLORASI MIKROORGANISME LOKAL PLUS BERBAHAN BONGGOL PISANG DAN PGPR UNTUK PENCAPAIAN PRODUKSI YANG OPTIMAL pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel PELATIHAN KEAMANAN PANGAN B2SA DAN TECHNICAL MEETING LCM PANGANKU B2SA TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2023 pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Lomba Cipta Menu merupakan salah satu upaya diversifikasi konsumsi pangan dan memasyarakatkan Pola Konsumsi B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman). Pangan B2SA dibutuhkan tubuh agar dapat hidup sehat, aktif, dan produktif.
Narasumber hari pertama Mahmudah Hamawi dari Universitas Darussalam Gontor menyampaikan materi dengan tema Penerapan B2SA dalam Penyusunan Menu Keluarga Sehari-hari.
“Alangkah baiknya untuk lomba cipta menu kali ini memanfaatkan buah lokal dan bahan lokal sehingga nantinya dapat mudah untuk diterapkan dalam menu-menu keluarga harian di masyarakat,” ujarnya.
Untuk tahun ini, dalam rangka mendukung penanganan stunting, lomba ditekankan pada pemenuhan pangan untuk ibu hamil khususnya protein hewani, asam folat dan zat besi.
Titi Listyorini selaku wakil ketua Pokja III Kabupaten menambahkan tentang ketentuan lomba cipta menu.
“Resep yang dilombakan susunan menu lengkap keluarga untuk 1 hari, dengan susunan anggota keluarga terdiri dari ayah (30 tahun), ibu hamil (28 tahun), dan anak laki-laki (5 tahun) serta untuk display menu sarapan serta kudapan pagi, pelaksanaan lomba direncanakan tanggal 24 Juli 2023,” jelasnya.
Untuk hari ke dua Pelatihan Keamanan Pangan B2SA dilanjutkan dengan tema Pekarangan Sumber Pangan B2SA Keluarga, tema kali ini untuk pendampingan Penanaman Bibit Sayuran Mendukung Kegiatan PKK yang merupakan tindak lanjut monitoring bantuan bibit sayuran di TP PKK desa. (kp)
Artikel PELATIHAN KEAMANAN PANGAN B2SA DAN TECHNICAL MEETING LCM PANGANKU B2SA TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2023 pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel PAKAI METODE UBINAN, GAPOKTAN TANI MAKMUR DESA BEDINGIN TUNJUKKAN PREDIKSI HASIL PANEN 7,3 TON/HA pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Kegiatan ubinan dilaksanakan di lahan sawah salah satu pengurus Gapoktan Tani Makmur, Syaiful Amin seluas 3.500 m2. Varietas padi yang diubin adalah varietas Ciherang dengan umur panen 95 hst. Hasil ubinan pada petak seluas 2,5 x 2,5 meter adalah 4,610 kg atau sama dengan 7,376 ton/ha.
Penyuluh Pertanian Lapang Desa Bedingin, Khoirul Anwar menyampaikan bahwa hasil ubinan MT II tahun ini lebih tinggi dibandingkan MT II tahun sebelumnya.
“Tahun sebelumnya pada MT II dengan varietas yang sama hasil ubinannya 4,1 kg dan tahun ini meningkat jadi 4,6 kg,” ujarnya.
Petani pemilik lahan, Syaiful Amin menyampaikan bahwa ia menambahkan pupuk organik cair (POC) yang diaplikasikan sejak tanaman umur 14 hst dan diulang setiap 2 minggu sekali hingga tanaman umur 8 minggu. Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Sambit, Mulijadi juga menambahkan bahwa peningkatan hasil panen tidak lepas dari pendampingan dan pembinaan dari penyuluh pertanian setempat. (rindriapraja)
Artikel PAKAI METODE UBINAN, GAPOKTAN TANI MAKMUR DESA BEDINGIN TUNJUKKAN PREDIKSI HASIL PANEN 7,3 TON/HA pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel GERAKAN PANGAN MURAH SERENTAK NASIONAL DAN PECAHKAN REKOR MURI pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>GPM ini diselenggarakan pada tanggal 26 Juni 2023 serentak Nasional di 342 titik lokasi yang tersebar di 301 Kabupaten/Kota se-Indonesia. Lapangan Desa Mojorejo Lestari, Desa Mojorejo Kecamatan Jetis dipilih sebagai tempat pelaksanaan kegiatan GPM kali ini. Gelaran ini dihadiri oleh Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo, Forpimcam Jetis, Perangkat Desa Mojorejo, Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan jajaran staf Bidang Ketahanan Pangan yang bertugas, Ibu-ibu KWT, serta masyarakat.
Pelaksanaan GPM serentak ini resmi diluncurkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional melalui zoom meeting. Dalam kesempatan tersebut sekaligus dilaksanakan pemecahan Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori Rekor Gerakan Pangan Murah Serentak di Lokasi Kabupaten/Kota terbanyak.
Bazar dibuka oleh Masun selaku Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo pada pukul 08.00, dan gelaran berlangsung hingga pukul 12.00 WIB. Komoditas pangan yang dijual dalam GPM ini antara lain: Beras Medium Rp42.500/5kg, Minyak Goreng Kita Rp14.000/liter, Minyak Goreng Camar Rp16.000/liter, Telur Ayam Rp28.000/kg, Tepung terigu Rania Rp10.000/kg, Gula kemasan 13.500/kg, dan Bawang Merah Rp 32.000/kg. Selain komoditas tersebut terdapat juga aneka sayur dan buah-buahan serta produk olahan pangan lokal hasil produksi ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) yang tergabung dalam Pasar Mitra Tani Ponorogo. Olahan pangan lokal tersebut meliputi tape singkong, gatot instan, tiwul instan, kopi jahe gula palem, madumongso/dodol porang, dawet cendol porang dan bakso porang.
Sementara itu di bagian stand Gerakan Pangan Murah, Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo mulai meninjau berbagai gelaran yang dijual, disusul para masyarakat yang antusias untuk membeli kebutuhan pangan. Pengunjung yang hadir tampak antre untuk mendapatkan beras, minyak, dan telur.
“Saya belanja ini lo mbak, minyak, gula, sama telur,” ungkap Tutik warga Desa Mojorejo sambil mengangkat hasil belanjaannya. (js/kp)
Artikel GERAKAN PANGAN MURAH SERENTAK NASIONAL DAN PECAHKAN REKOR MURI pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel Study Lapang Demplot Bunga Jepang dan Praktek Pembuatan Dodol Porang di KWT Agro Mutiara pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Bunga Jepang merupakan jenis tanaman baru yang dibudidayakan di KWT Agro Mutiara. Beberapa jenis dari tanaman ini bernama Toothache Plant, Paracress, Buzz Buttons, dan Daisy Elektric. Bunga Jepang masuk dalam famili Asteraceae. Nama ilmiah Spilanthes olarecea sp. Tanaman ini selain sebagai tanaman hias juga dapat memberikan tambahan penghasilan bagi petani. Bunga ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan, salah satunya untuk kuliner. Daunnya dimanfaatkan sebagai bahan salad dan juga sup khas negara brazil. Calon bunganya juga enak dimakan dan dapat digunakan untuk keperluan medis. Ekstrak daun dan bunga tanaman ini telah diuji coba dan terbukti melawan jamur dan bakteri, memiliki efek diuretik yang kuat.
Pada kesempatan itu, Muthmainah menerangkan cara budidaya bunga Jepang kepada para peserta kegiatan. Tanaman ini dapat tumbuh baik di media tanam yang berdrainase baik, tanah hitam yang cukup mengandung unsur hara dan bahan organik, serta terkena sinar matahari langsung agar dapat tumbuh dengan optimal. “Bunga yang mulai mekar berwarna kuning semburat merah dan sudah dapat dipanen ketika warna putiknya berwarna merah merata,” ujarnya. Berdasarkan pengalamannya, bunga dapat dipanen pada umur 3 bulan setelah semai.
Selain study lapang ke lahan bunga Jepang, juga dilaksanakan praktek pembuatan dodol porang yang merupakan salah satu olahan dari tepung porang adalah dodol porang. Porang termasuk tanaman yang tumbuh subur di daerah tropis dan subtropis. Tanaman berumbi ini masuk ke dalam suku talas-talasan atau Araceae yang memiliki potensi ekonomi sangat besar, baik untuk industri pangan maupun nonpangan. Tepung porang memiliki kadar indeks glikemik yang rendah sehingga aman apabila dikonsumsi oleh penderita diabetes. Glukomanan pada porang juga mampu mengurangi kolesterol dan memberi rasa kenyang lebih lama, sehingga memungkinkan bila dikonsumsi saat menjalani program diet. Ini lantaran sifat glukomanan yang dapat menyerap hingga 200 kali pada sistem pencernaan. Oleh karena itu, dapat memberikan perasaan kenyang dan berguna untuk membantu menurunkan berat badan, mengurangi sembelit, serta iritasi usus besar (sumber: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210108093014-282-591041/cara-membuat-tepung-porang-dan-ragam-kegunaannya).
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktek pembuatan dodol porang antara lain 120 gram tepung porang, 3 butir kelapa, 1 Kg gula aren murni, 3 Kg tape ketela kualitas bagus, 5 gram vanili, garam secukupnya, dan 2 lembar daun pandan. Tahap pertama yang dilakukan adalah membuat minyak nabati dari santan kanil 3 butir kelapa. Minyak nabati selanjutnya ditunggu sampai dingin baru diolah ke tahap selanjutnya. Tahap kedua pembuatan dodol porang adalah dengan mencampurkan minyak nabati dengan bahan-bahan lainnya. Semua bahan tadi dipanaskan dalam api sedang sambil terus diaduk hingga mengental dan menjadi dodol. Dodol yang sudah jadi dibiarkan hingga dingin, baru kemudian dikemas dengan cantik.
Dengan dilakukannya praktek pembuatan dodol porang ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari tanaman porang. Hal ini mengingat Kecamatan Pulung merupakan salah satu penghasil porang di Kabupaten Ponorogo. Selain itu, diharapkan juga dapat menambah penghasilan keluarga para anggota KWT. (Farida)
Artikel Study Lapang Demplot Bunga Jepang dan Praktek Pembuatan Dodol Porang di KWT Agro Mutiara pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel 2 TON BERAS HABIS DALAM WAKTU KURANG DARI 2 JAM PADA GELAR PANGAN MURAH HKP KE-51 pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Gelar Pangan Murah ini diselenggarakan pada tanggal 21 Juni 2023 di halaman kantor pusat Dipertahankan Kabupaten Ponorogo. Gelaran acara ini dihadiri oleh Bupati Ponorogo, Ketua DPRD Kabupaten Ponorogo, Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo, Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan jajaran staf Bidang Ketahanan Pangan yang bertugas, Ibu-ibu KWT, serta masyarakat.
Bazar dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan 12.00 WIB. Komoditas pangan yang dijual dalam Gelar Pangan Murah ini antara lain: Beras Medium Rp42.500/5kg, Minyak Goreng Rp14.000/liter, Telur Ayam Rp27.000/kg, Tepung terigu Rp10.000/kg, Gula 13.000/kg, dan Bawang Merah Rp 34.000/kg. Selain komoditas tersebut terdapat juga aneka sayur dan buah-buahan serta produk olahan lokal hasil produksi ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) yang tergabung dalam Pasar Mitra Tani Ponorogo.
Sementara itu di bagian stand Gelar Pangan Murah, masyarakat antusias untuk membeli kebutuhan pangan. Pengunjung yang hadir tampak antre untuk mendapatkan beras, minyak, telur, dan gula. Alpukat, jambu kristal, kelengkeng, tape singkong madu, jagung manis, jamur tiram pun tak terlewatkan, habis dalam sekejap setelah stand dibuka.
“Gethuk Golan khas Ponorogo, kelengkeng panenan Petani Ponorogo muantab, tak beline sekalian ini buat teman-teman,” ucap Kang Giri Bupati Ponorogo.
“Beli telur asin mbak, buat lauk,” celetuk Mbah Giman, warga sekitar yang berkeliling stand setelah mendapatkan 2 sak beras dari stand BULOG.
Pada Gelar Pangan Murah kali ini, beras yang disediakan Bulog sebanyak 2 ton terjual habis dalam waktu kurang dari 2 jam. Untuk pembelian beras, setiap orang dibatasi maksimal membeli 2 kemasan beras 5 kg. Pembatasan ini dilakukan agar beras dapat terdistribusi lebih merata. (js/kp)
Artikel 2 TON BERAS HABIS DALAM WAKTU KURANG DARI 2 JAM PADA GELAR PANGAN MURAH HKP KE-51 pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>