sawah Arsip - Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan https://pertanian.ponorogo.go.id/tag/sawah/ Pemerintah Kabupaten Ponorogo Thu, 25 Apr 2024 03:52:03 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.5.2 DIALOG PERTANIAN DAN GERAKAN PANEN RAYA PADI https://pertanian.ponorogo.go.id/2024/04/dialog-pertanian-dan-gerakan-panen-raya-padi/ Thu, 25 Apr 2024 03:52:02 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=5046 PONOROGO – Rabu, (24/04/2024) Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo, Suprianto, bersama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Dydik Rudy Prasetya, melaksanakan panen […]

Artikel DIALOG PERTANIAN DAN GERAKAN PANEN RAYA PADI pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO – Rabu, (24/04/2024) Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo, Suprianto, bersama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Dydik Rudy Prasetya, melaksanakan panen raya padi di area persawahan Kelompok Tani Mekar Sari, Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo.

Panen padi menggunakan combine harvester besar

Hadir pula dalam kegiatan ini, Asisten Ahli Perekonomian dan Pembangunan, Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Ponorogo, Kepala Badan Penerapan Standardisasi Pertanian Jawa Timur, Kepala Perusahaan Listrik Nasional (PLN) Ponorogo, Perwakilan Komandan Kodim 0802 Ponorogo serta segenap insan pertanian di Kabupaten Ponorogo.

Kegiatan diawali dengan panen raya bersama menggunakan combine harvester besar. Pasukan Koramil Sukorejo juga turut berkontribusi dalam kesuksesan pelaksanaan panen raya padi musim ini.   

Suprianto, Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo saat memberikan sambutan

Suprianto, Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo menyambut kehadiran para insan pertanian dan mengucapkan terimakasih atas dedikasinya menjaga ketersediaan pangan di Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya.

Apresiasi disampaikan juga oleh Dydik Rudy Prasetya karena Ponorogo merupakan salah satu Kabupaten yang mampu menerapkan IP400. “Saya berharap Kabupaten Ponorogo bisa mempertahankan dan meningkatkan prestasi ini,” ucapnya.

Salah seorang petani menyampaikan keluh-kesahnya pada sesi dialog

Dalam sesi dialog, beberapa petani menyampaikan masalah pertanian terkait mekanisasi pertanian, kebutuhan pupuk, fluktuasi harga dan kepastian pasar. Mekanisasi pertanian akan terus ditingkatkan secara bertahap pada semua lini budidaya pertanian dari hulu sampai hilir. Diharapkan petani juga meningkatkan inovasinya untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk bersubsidi. Kepala Bulog Ponorogo menyampaikan bahwa Bulog membuka luas peluang kemitraan. “Bulog membuka luas peluang kemitraan dengan penggilingan padi untuk menyerap padi, utamanya padi pecah kulit,” ujarnya. (ryns)

Artikel DIALOG PERTANIAN DAN GERAKAN PANEN RAYA PADI pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
KAMPUNG MELON DAHSYAT, PERKUAT PONOROGO HEBAT https://pertanian.ponorogo.go.id/2023/09/kampung-melon-dahsyat-perkuat-ponorogo-hebat/ Wed, 27 Sep 2023 02:18:36 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4796 PONOROGO-Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu daerah penghasil melon di Jawa Timur, yang tersentra di 3 kecamatan yakni Kecamatan Sawoo, Sambit, dan Bungkal serta 6 kecamatan lainnya. Selasa, 26 September 2023 […]

Artikel KAMPUNG MELON DAHSYAT, PERKUAT PONOROGO HEBAT pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO-Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu daerah penghasil melon di Jawa Timur, yang tersentra di 3 kecamatan yakni Kecamatan Sawoo, Sambit, dan Bungkal serta 6 kecamatan lainnya. Selasa, 26 September 2023 dilaksanakan Panen Raya Melon di Area Persawahan Melon Desa Grogol, Kecamatan Sawoo. Panen ini dihadiri oleh Bupati, Wakil Bupati dan jajaran forkopimda Kabupaten Ponorogo. Hadir pula perwakilan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur yang membidangi tanaman hortikultura, segenap perangkat Desa Grogol dan petani yang berkecimpung dengan tanaman melon ataupun tanaman hortikultura lainnya. Kegiatan ini juga didukung oleh beberapa perusahaan perbenihan, pupuk dan pestisida khususnya untuk komoditas melon.

Herry Sutrisno, Plt. Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo saat menyampaikan laporan kegiatan (Wisesa-Alifa doc.)

Herry Sutrisno, Plt. Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo melaporkan, luas tanam komoditas melon periode Januari – September 2023 adalah seluas kurang lebih 125 Ha, dan luas panen sudah mencapai 38 Ha dengan produksi mencapai 9.319 Kuintal. Herry berharap “Tentu saja ini merupakan potensi yang perlu dioptimalkan sehingga melon bisa menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Ponorogo.”

Para petani melon di Ponorogo selama ini menjual hasil panen mereka untuk mencukupi kebutuhan pasar lokal dan mengirimnya ke Pasar Induk Kramat Jati di Jakarta. Petani masih mengeluhkan fluktuasi harga melon saat panen raya seperti ini. “Selain itu, masalah yang kami rasakan saat bertanam melon adalah ketersediaan air,” begitu disampaikan Sudarto, perwakilan petani melon.

Bupati Ponorogo saat memberikan sambutan (Wisesa-Alifa doc.)

Pemerintah Kabupaten Ponorogo sedang proses membangun sumur dalam beserta penyediaan jaringan irigasinya, sebagai upaya dalam mengatasi kesulitan petani terkait ketersediaan air. “Kita juga akan launching program listrik masuk sawah untuk memudahkan pengairan,” ungkap Bupati Sugiri Sancoko. (ryns/tph)

Artikel KAMPUNG MELON DAHSYAT, PERKUAT PONOROGO HEBAT pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
FGD Potensi Air Tanah dan Hasil Kemajuan Inventarisasi Jaringan Irigasi Air Tanah https://pertanian.ponorogo.go.id/2023/09/fgd-potensi-air-tanah-dan-hasil-kemajuan-inventarisasi-jaringan-irigasi-air-tanah/ Fri, 08 Sep 2023 00:51:11 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4650 PONOROGO – Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang (UNITRI) bekerja sama dengan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo dalam program Matching Fund mengadakan FGD (Forum Group Discussion) Potensi Air Tanah […]

Artikel FGD Potensi Air Tanah dan Hasil Kemajuan Inventarisasi Jaringan Irigasi Air Tanah pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO – Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang (UNITRI) bekerja sama dengan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo dalam program Matching Fund mengadakan FGD (Forum Group Discussion) Potensi Air Tanah dan Hasil Kemajuan Inventarisasi Jaringan Irigasi Air Tanah. Kegiatan ini diselenggarakan di Aula Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo pada Rabu, 07 September 2023. FGD dihadiri oleh perwakilan 10 kelompok tani penerima Irigasi Air Tanah Dalam tahun 2023; perwakilan Kepala Desa; Dinas PUPKP; UPT Pengelolaan Jalan, Jembatan, dan Sumber Daya Air; Perwakilan Koordinator BPP dan Penyuluh Pertanian; mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang; dan Tim Teknis Lahan dan Air Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo.

Sambutan dari Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian

FGD ini dibuka secara langsung oleh Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian, Muh. Tamar Mahara. Dalam sambutannya, Tamar menyampaikan bahwa kegiatan ini bagai gayung bersambut dengan program Irigasi Air Tanah Dalam (IATD) yang sedang berlangsung di Kabupaten Ponorogo. “Harapan kami kegiatan FGD yang dihadiri oleh lintas sektor ini, dapat menghasilkan masukan dan outcome yang dapat menunjang kegiatan Irigasi Air Tanah Dalam menjadi lebih baik dan memberikan banyak manfaat untuk petani di Kabupaten Ponorogo,” pungkasnya.

Dian Noorvy Khaerudin menyampaikan materinya

Kegiatan FGD dilanjutkan dengan penyampaian materi Teknis Pengelolaan Sumberdaya Air oleh Dian Noorvy Khaerudin (Dosen Pengairan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang). Dian memaparkan bahwa Tata Kelola Air yang tepat dapat mempengaruhi produktivitas tanaman. “Perlu diketahui bahwa penambahan IATD yang terbangun di Kabupaten Ponorogo belum diimbangi dengan peningkatan produksi tanaman padi dan jagung secara signifikan dalam 5 tahun terakhir,” paparnya. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan oleh Dian dan Tim UNITRI. disimpulkan bahwa kondisi tersebut terjadi karena bantuan Irigasi Air Tanah Dalam yang terbangun dari beberapa sampel lokasi yang dicek cenderung memiliki debit air yang cukup untuk mengairi 10 Ha sawah. “Akan tetapi hanya digunakan untuk mengairi petak sawah di sekitar bangunan IATD. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jaringan irigasi tidak dilakukan secara bersamaan dengan bantuan IATD yang diberikan,” lanjutnya.

Nanang Syaiful Rizal memaparkan hasil pendugaan air tanah

 Adapun Nanang Syaiful Rizal (Dosen Teknik Universitas Muhammadiyah Jember) yang menjadi pemateri kedua menyampaikan tentang Hasil Pendugaan Air Tanah di 10 titik lokasi Irigasi Air Tanah Dalam. Lokasi tersebut terletak di Kecamatan Jenangan, Sukorejo, Sampung, Pulung, Mlarak, Jetis, Balong, Slahung, Sambit, dan Sawoo. Berdasarkan hasil pendugaan air tanah di 10 titik, Nanang menyimpulkan bahwa di Kabupaten Ponorogo ini lapisan tanahnya termasuk istimewa karena 9 lokasi yang dilakukan uji geolistrik memiliki 3 lapisan akuifer, dan hanya 1 lokasi yang memiliki dua lapisan akuifer. “Selain itu, ketebalan akuifer yang ditemukan rata-rata di atas 3 meter,” ungkapnya. Akuifer merupakan lapisan batuan di bawah permukaan tanah yg mengandung air dan bisa dirembesi air. “Ketebalan akuifer juga mempengaruhi debit air yang keluar dari pengeboran pada irigasi air tanah dalam,” tambahnya.

Diskusi dan tanya jawab menjadi sesi terakhir pada Forum Group Discussion ini. Salah satu penanya adalah perwakilan kelompok tani yang hadir. Pertanyaan yang diajukan adalah tentang bagaimana teknik mengetahui potensi debit air. “Potensi debit air dapat diketahui dari beberapa faktor antara lain ketebalan akuifer, permeabilitas tanah, serta degradasi warna pasir yang seragam,” jawabnya. (Rizka)

Artikel FGD Potensi Air Tanah dan Hasil Kemajuan Inventarisasi Jaringan Irigasi Air Tanah pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
GERAKAN PENGENDALIAN AKABI (KEDELAI) MENGGUNAKAN AGEN PENGENDALI HAYATI (APH) https://pertanian.ponorogo.go.id/2023/08/gerakan-pengendalian-akabi-kedelai-menggunakan-agen-pengendali-hayati-aph/ Fri, 18 Aug 2023 03:27:37 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4610 PONOROGO – Selasa, 15 Agustus 2023 petugas Penyuluh Pertanian, POPT beserta Koordinator Penyuluh Pertanian dari BPP Kecamatan Bungkal bersama Korwil UPT Proteksi TPH Madiun, Korwilkab POPT Ponorogo melaksanakan kegiatan Gerakan […]

Artikel GERAKAN PENGENDALIAN AKABI (KEDELAI) MENGGUNAKAN AGEN PENGENDALI HAYATI (APH) pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO – Selasa, 15 Agustus 2023 petugas Penyuluh Pertanian, POPT beserta Koordinator Penyuluh Pertanian dari BPP Kecamatan Bungkal bersama Korwil UPT Proteksi TPH Madiun, Korwilkab POPT Ponorogo melaksanakan kegiatan Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Akabi (Kedelai). Kegiatan tersebut dilaksanakan bersama dengan Kepala Desa, pengurus dan anggota kelompok tani Bende Mas Desa Sambilawang Kecamatan Bungkal. Kegiatan ini dilaksanakan karena ada potensi serangan hama Aphis sp., berdasarkan hasil dari pengamatan POPT dengan menggunakan APH (Agen Pengendali Hayati ) Beauveria bassiana.

Pengarahan teknis pengendalian tanaman kedelai dengan APH sebelum pengaplikasian ke lahan

Kegiatan Gerakan Pengendalian Akabi (kedelai) tersebut diawali dengan pengarahan dari POPT Kecamatan Bungkal, Kusharyono, “Pengertian Gerakan pengendalian Akabi, yaitu upaya pengendalian responsif yang dilaksanakan secara bersama-sama dalam hamparan yang luas berdasarkan hasil pengamatan OPT yang dilakukan oleh POPT, selain itu dijelaskan juga pelaksanaan penyemprotan agar memberikan dampak yang baik harus menerapkan prinsip 6 tepat (6T) yaitu 1. tepat sasaran, 2. tepat jenis, 3. tepat dosis dan konsentrasi, 4. tepat cara, 5. tepat waktu serta 6. tepat mutu,“ ungkapnya.

Pengukuran dosis sebelum diaplikasikan ke lahan

Dalam kesempatan itu Wuryaning Handayani selaku Korwil UPT Proteksi TPH Madiun mengatakan bahwa dalam rangka mengamankan produksi tanaman aneka kacang dan umbi, maka Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menyelenggarakan kegiatan Gerakan OPT Akabi. Dalam hal ini untuk tanaman kedelai yang berada di Poktan Bende Mas Desa Sambilawang Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo.

“Gerakan pengendalian OPT Akabi ini diutamakan menggunakan bahan pengendali yang ramah lingkungan. Hal ini sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan yang didasarkan pada pertimbangan ekologi agar tidak mengakibatkan resistensi dan resurjensi OPT serta tidak membahayakan kesehatan manusia,” jelasnya.

Penyemprotan APH pada tanaman kedelai

Pada dasarnya, kegiatan ini bertujuan untuk mengendalikan serangan OPT di lokasi sumber serangan dan menurunkan intensitas serangan OPT pada hamparan yang luas. Sedangkan sasaran dari kegiatan ini adalah memberdayakan dan meningkatkan peran serta petani dan masyarakat dalam pelaksanaan Gerakan massal Pengendalian OPT serta mengamankan pertanaman dari serangan OPT serta meminimalkan kerugian secara ekonomis.( Yani Triastuti)

Artikel GERAKAN PENGENDALIAN AKABI (KEDELAI) MENGGUNAKAN AGEN PENGENDALI HAYATI (APH) pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
TRAINING PENGGUNAAN COMBINE HARVESTER https://pertanian.ponorogo.go.id/2023/08/training-penggunaan-combine-harvester/ Wed, 16 Aug 2023 12:45:00 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4596 PONOROGO – Rabu, 16 Agustus 2023, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo mengundang enam kelompok penerima bantuan Combine Harvester untuk mengikuti training pengoperasian alat yang diberikan langsung […]

Artikel TRAINING PENGGUNAAN COMBINE HARVESTER pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO – Rabu, 16 Agustus 2023, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo mengundang enam kelompok penerima bantuan Combine Harvester untuk mengikuti training pengoperasian alat yang diberikan langsung oleh teknisi dari PT. Corin Mulya Gemilang (CMG), penyedia alat Combine Harvester Maxxi Bimo 102.

Kelompok penerima bantuan combine harvester siap mengikuti training pengoperasian alat

Melalui training ini, diharapkan kelompok penerima memahami cara penggunaan dan perawatan yang tepat. Kegiatan training dipusatkan di Desa Kapuran Kecamatan Badegan. Dwi, teknisi dari PT. CMG memaparkan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan. “Jadwal penggantian oli dan cara perawatan sparepart harus diperhatikan,” ucapnya. Tidak hanya itu, petani juga di training teknis pengoperasian alat di lahan agar tidak banyak masalah ataupun kendala saat penggunaan.

Dwi, Teknisi PT. CMG saat memberikan arahan cara pengoperasian alat kepada petani penerima bantuan
Praktik pengoperasian combine harvester di lahan

“Mohon ditingkatkan keamanan dalam penggunaan mesin. Pastikan untuk mematikan mesin terlebih dahulu sebelum membersihkan blower/cerobong. Usahakan tidak ada kegiatan lain di lahan saat pemanenan menggunakan harvester, karena rawan terlindas yang disebabkan oleh pandangan sopir yang kurang leluasa,” pungkasnya. © ryns/tph

Artikel TRAINING PENGGUNAAN COMBINE HARVESTER pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
MANFAAT DAN PERAN GUDANG PENYIMPANAN TEMBAKAU https://pertanian.ponorogo.go.id/2023/07/manfaat-dan-peran-gudang-penyimpanan-tembakau/ Mon, 31 Jul 2023 00:20:00 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4536 PONOROGO, Jumat 28 Juli 2023 Pemerintah Kabupaten Ponorogo melalui Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo terus berupaya dalam meningkatkan kesejahteraan petani tembakau dengan jalan peningkatan produktivitas hasil […]

Artikel MANFAAT DAN PERAN GUDANG PENYIMPANAN TEMBAKAU pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO, Jumat 28 Juli 2023 Pemerintah Kabupaten Ponorogo melalui Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo terus berupaya dalam meningkatkan kesejahteraan petani tembakau dengan jalan peningkatan produktivitas hasil panennya dalam bentuk mutu produk tembakau yang optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya pendampingan secara sinergi antara petani dengan petugas yang ada di wilayah sentra tembakau maupun dengan Bidang Perkebunan sebagai leading sektor.

Persiapan peninjauan pembangunan gudang penyimpanan tembakau

Penggunaan dana DBHCHT Tahun 2023 perlu kecermatan dan ketelitian dalam pengelolaanya dengan harapan penggunaan anggaran tersebut sesuai dengan kebutuhan petani tembakau secara prioritas. Salah satunya digunakan untuk membangun gudang penyimpanan tembakau. Pembangunan gudang penyimpanan tembakau diantaranya dilaksanakan di Desa Tatung Kecamatan Balong. Dengan adanya gudang penyimpanan tembakau merupakan salah satu wujud nyata manfaat dalam upaya mempertahankan peningkatan mutu hasil produksi tembakau, dan mempunyai peran strategis dalam budidaya komoditi tembakau secara berkelanjutan.

Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo saat memberikan sambutan

Mengawali sambutannya Masun Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo mengatakan bahwa penanaman tembakau virgin dicatatannya selalu mengalami pasang surut terhadap luasan areal tanamnya.

“Hal ini terjadi karena komoditas tembakau merupakan komoditi perkebunan yang tidak dipacu oleh luas areal pengembangan melainkan setiap tahunnya diselaraskan dengan jumlah permintaan perusahaan serta kondisi pasar nasional maupun internasional sehingga tidak terjadi over produksi dan menumpuk di gudang perusahaan,” ujarnya.

Lebih lanjut terkait harga rata-rata jual petani sebenarnya ada dua mekanisme yang dijalankan antara lain dalam bentuk krosok maupun bentuk rajangan tergantung permintaan stake holder yang memintannya. Sebagian besar untuk komoditi tembakau virgin yang ada di Ponorogo kemasan yang bisa terbeli sesuai dengan kesepakatan yaitu dalam bentuk rajangan tentunya disesuaikan dengan permintaan mitra / perusahaan.

Kepala Desa Tatung ketika menyampaikan pengalaman menanam tembakau di wilayahnya

Kepala Desa Tatung yang juga mewakili Ketua Kelompok Tani Tatung Kidul mengatakan bahwa Desa Tatung Kecamatan Balong merupakan daerah sentra tembakau yang cukup banyak memberikan kontribusi terhadap kebutuhan tembakau pabrikan

“Mengapa demikian, karena sebagian besar luas lahan pertaniannya ± 75 Ha ditanami komoditi tembakau, hal ini disebabkan selain topografi yang memungkinkan untuk budidaya, masyarakat setempat secara turun temurun ada kebiasaan untuk berbudidaya tembakau, sehingga petani survive  terhadap kegiatan yang selama ini digelutinya,” jelasnya.

“Dahulu nenek moyang kami menanam tembakau dengan varietas lokal dan teknologi yang digunakan apa adanya, tetapi dengan berjalannya waktu dan sampai saat ini ada sebuah perubahan sistem budidaya yang dibangun yaitu dengan sistem kemitraan atau bagi hasil,” imbuhnya.

Sistem kemitraan dirasa perlu dilakukan karena cukup membantu mengurai harga penjualan saat panen, dimana seringkali harga selalu dibuat permainan oleh sebagian besar tengkulak dan secara tidak langsung petani tembakau yang selalu dirugikan.

Menyaksikan pemasangan pondasi gudang penyimpanan tembakau

Di sela-sela kunjungan mendampingi Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo, Anik Sri Mulyani selaku Pengawas Mutu Hasil Pertanian Bidang Perkebunan juga menyampaikan pabrik rokok khususnya rokok kretek melakukan pembelian tembakau tiap-tiap tahunnya didasarkan atas kebutuhan akan tembakau, kualitas tembakau, jenis tembakau tiap daerah dan harga tembakau itu sendiri.

Menurunnya mutu tembakau disebabkan oleh budidaya yang dilakukan petani tidak sesuai dengan buku teknis seperti seringkali petani tembakau masih menggunakan pupuk nitrogen yang berlebihan dan menggunakan pupuk yang mengandung Cl (klor), selain itu perluasan areal tembakau dilakukan pada areal-areal lahan yang tidak potensial.

Hal ini dikandung maksud bahwa tembakau yang seharusnya ditanam pada lahan tegalan, ditanam pada lahan sawah maupun tanaman tersebut dicampur dengan varietas lain yang nantinya akan menghasilkan mutu tanaman tembakau yang tidak baik sehingga secara tidak langsung akan menyebabkan mutu hasil tembakau dari daerah potensial juga akan menurun.

Besar harapan kami Bidang Perkebuan khususnya kepada kelompok tani penerima manfaat pembangunan gudang penyimpanan tembakau untuk bisa menggunanakan dan mengelola secara optimal sehingga bangunan ini disediakan bukan hanya untuk dibangun saja tetapi juga bisa berdaya guna terhadap petani tembakau secara luas. anyelir@3

Artikel MANFAAT DAN PERAN GUDANG PENYIMPANAN TEMBAKAU pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
KOORDINASI DAN SOSIALISASI AUTP TAHUN 2023 DI KECAMATAN MLARAK https://pertanian.ponorogo.go.id/2023/07/koordinasi-dan-sosialisasi-autp-tahun-2023-di-kecamatan-mlarak/ Sat, 29 Jul 2023 23:08:30 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4522 PONOROGO – Koordinasi dan sosialisasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) tahun 2023 di Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2023 bertempat di Balai Penyuluhan Pertanian […]

Artikel KOORDINASI DAN SOSIALISASI AUTP TAHUN 2023 DI KECAMATAN MLARAK pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO – Koordinasi dan sosialisasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) tahun 2023 di Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2023 bertempat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Mlarak. Acara tersebut diikuti oleh 30 orang peserta yang berasal dari perwakilan petani dari masing-masing Desa se-Kecamatan Mlarak. Selain itu, kegiatan tersebut dihadiri oleh Tim dari Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo, Koordinator PPL Kecamatan Mlarak, dan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) se-Kecamatan Mlarak.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan koordinasi dan sosialisasi AUTP ini adalah untuk proses pengaturan, pemaduan, dan pengintegrasian kepentingan bersama dalam mencapai tujuan bersama secara efisien dan efektif. Selain itu, juga untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran petani tentang pentingnya melindungi usaha tani padinya dengan mengikuti program AUTP.

Samidi, Analis Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo, mengungkapkan bahwa Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) adalah perjanjian antara petani dan pihak perusahaan asuransi untuk mengikatkan diri dalam pertanggungan risiko Usaha Tani Padi. “Proses pendaftaran AUTP saat ini sudah semakin dipermudah dengan adanya aplikasi,” ujarnya. Aplikasi Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP) adalah aplikasi yang digunakan untuk melakukan proses digital pendaftaran peserta hingga penerbitan polis, penetapan Daftar Peserta Definitif (DPD), pemantauan (monitoring) realisasi serapan bantuan premi, dan pelayanan klaim.

Petani mengikuti kegiatan koordinasi dan sosialisasi AUTP

Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) memberikan perlindungan kepada petani dari ancaman resiko gagal panen sebagai akibat dari resiko banjir, kekeringan, dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Jenis hama pada tanaman padi yang dapat dijamin AUTP diantaranya adalah penggerek batang cokelat, wereng batang cokelat, walang sangit, tikus, ulat grayak, dan keong mas. Sementara jenis penyakit yang dapat dijamin AUTP diantaranya adalah blas, bercak cokelat, tungro, busuk batang, kerdil hampa, kerdil rumput/kuning, dan kresek.

Pada kesempatan tersebut, Samidi juga menjelaskan skema pelaksanaan AUTP. Adapun skemanya adalah sebagai berikut:

  • Premi asuransi adalah sejumlah uang yang harus dibayar sebagai biaya untuk mendapatkan perlindungan asuransi. Premi AUTP per hektar Rp 180.000,- (subsidi dari APBN 80% dari total premi atau senilai  Rp 144.000,- dan premi swadaya yang harus dibayar oleh petani 20% atau senilai Rp 36.000,-). Premi ini dibayarkan per musim tanam. Polis berlaku mulai perkiraan tanam dan berakhir pada saat panen. Padi yang bisa didaftarkan maksimal berumur 30 HST. Jika luas lahan yang diasuransikan kurang atau lebih dari 1 (satu) hektar, maka besarnya premi (dan ganti rugi) dihitung secara proporsional.
  • Nilai pertanggungan maksimal senilai Rp 6.000.000,- per hektar. Harga pertanggungan menjadi dasar perhitungan premi dan batas maksimum ganti rugi.
  • Kriteria petani pendaftar adalah petani penggarap atau petani pemilik lahan maksimal 2 hektar.
  • Kriteria lahan yang didaftarkan adalah lahan irigasi atau lahan tadah hujan yang tersedia sumber air.
  • Kriteria tanaman:
    • Umur padi maksimal 10 hari setelah tanam (HST) untuk sistem semai
    • Umur padi maksimal 30 hari setelah tebar benih untuk tabela/gogo rancah
  • Kriteria ganti rugi:
    • Intensitas kerusakan ≥ 75%
    • Luas kerusakan ≥75% pada tiap petak alami

Dalam kegiatan Koordinasi dan Sosialisasi AUTP tersebut, juga disampaikan proses pengajuan klaim bagi petani yang mengalami gagal panen. Agar kegiatan AUTP bisa membawa manfaat bagi petani dan tidak menimbulkan masalah, maka perlu komunikasi dan koordinasi yang baik antara Kelompok Tani, Kepala Desa, PPL Wilbin, Koordinator PPL Kecamatan, POPT-PHP, Babinsa, dan Babinkamtibmas. Ke depannya, bagi poktan yang mengajukan klaim AUTP apabila terjadi puso harus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak untuk menjamin transparansi kegiatan, sehingga benar-benar membawa manfaat, berkah, dan barokah. (Sri Astuti)

Artikel KOORDINASI DAN SOSIALISASI AUTP TAHUN 2023 DI KECAMATAN MLARAK pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
EKSPLORASI MIKROORGANISME LOKAL PLUS BERBAHAN BONGGOL PISANG DAN PGPR UNTUK PENCAPAIAN PRODUKSI YANG OPTIMAL https://pertanian.ponorogo.go.id/2023/07/eksplorasi-mikroorganisme-lokal-plus-berbahan-bonggol-pisang-dan-pgpr-demi-pencapaian-produksi-yang-optimal/ Mon, 17 Jul 2023 08:41:44 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4418 PONOROGO – Dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap bahan kimia, terutama bahan yang bersifat racun (insektisida, fungisida, dan bakterisida), Penyuluh Pertanian beserta POPT mengadakan Kegiatan Eksplorasi Pemberdayaan Petani dalam Pemasyarakatan PHT […]

Artikel EKSPLORASI MIKROORGANISME LOKAL PLUS BERBAHAN BONGGOL PISANG DAN PGPR UNTUK PENCAPAIAN PRODUKSI YANG OPTIMAL pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO – Dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap bahan kimia, terutama bahan yang bersifat racun (insektisida, fungisida, dan bakterisida), Penyuluh Pertanian beserta POPT mengadakan Kegiatan Eksplorasi Pemberdayaan Petani dalam Pemasyarakatan PHT (P4). Rangkaian Kegiatan P4 tersebut dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 Juli 2023 dan hari Sabtu 15 Juli 2023 di Kelompok Tani Tani Makmur Desa Glinggang Kecamatan Sampung. Turut hadir mendampingi kegiatan tersebut Suwarni selaku Koordinator POPT Kabupaten Ponorogo, POPT Kecamatan Sampung, dan Penyuluh Pertanian Kecamatan Sampung.

Kelompok tani Tani Makmur Desa Glinggang Kecamatan Sampung siap untuk praktik

Damun sebagai Petugas POPT Kecamatan Sampung menjelaskan bahwa melalui program P4 petani bisa memasyarakatkan prinsip Pengelolaan Hama Terpadu.

“Ada 4 prinsip yang harus diterapkan di tingkat petani yaitu budidaya tanaman sehat salah satunya dengan pembuatan mikroorganisme lokal, melestarikan musuh alami salah satunya dengan penanaman refugia, pengamatan mingguan untuk mengetahui data agroekosistem yang ada, serta petani mau dan mampu menjadi ahli PHT,” ungkapnya.

Proses pencacahan bonggol pisang sebagai bahan dasar MOL Plus

Pada kesempatan tersebut, petani diajak membuat Mikroorganisme Lokal (MOL) Plus berbahan dasar bonggol pisang dan juga Pembuatan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). Fungsi dari MOL plus ini adalah untuk memperbaiki lingkungan fisik, biologi dan kimia tanah, sebagai biodecomposer pupuk organik, menekan perkembangan penyakit dan stimulator pertumbuhan tanaman.

Proses pembuatan MOL Plus

Tri Harianto, salah satu pengurus dari kelompok tani Tani Makmur Desa Glinggang merasa sangat antusias dengan adanya kegiatan ini.

”Dengan adanya kegiatan P4, petani khususnya anggota kelompok mampu belajar dan praktik langsung memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar seperti air leri, urine sapi/kambing, bonggol pisang, akar bambu dan sebagainya yang mudah didapat untuk membuat MOL. Ini sangat bermanfaat, petani bisa menekan biaya dan harapannya memperoleh hasil produksi panen yang optimal,” ujarnya.

Praktik pembuatan MOL Plus

Adanya kegiatan ini diharapkan petani menjadi petani yang mandiri dan menguasai teknologi sederhana. Sehingga petani dapat dan mau berinovasi dalam memanfaatkan apa yang ada di alam. (Imanto-Ulfa)

Artikel EKSPLORASI MIKROORGANISME LOKAL PLUS BERBAHAN BONGGOL PISANG DAN PGPR UNTUK PENCAPAIAN PRODUKSI YANG OPTIMAL pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PAKAI METODE UBINAN, GAPOKTAN TANI MAKMUR DESA BEDINGIN TUNJUKKAN PREDIKSI HASIL PANEN 7,3 TON/HA https://pertanian.ponorogo.go.id/2023/07/pakai-metode-ubinan-gapoktan-tani-makmur-desa-bedingin-tunjukkan-prediksi-hasil-panen-73-ton-ha/ Tue, 11 Jul 2023 07:20:57 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4380 PONOROGO-Hari ini (Selasa, 11 Juli 2023) Penyuluh Pertanian Kecamatan Sambit melakukan kegiatan ubinan padi Musim Tanam II di lahan Gapoktan Tani Makmur Desa Bedingin Kecamatan Sambit. Ubinan merupakan salah satu […]

Artikel PAKAI METODE UBINAN, GAPOKTAN TANI MAKMUR DESA BEDINGIN TUNJUKKAN PREDIKSI HASIL PANEN 7,3 TON/HA pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO-Hari ini (Selasa, 11 Juli 2023) Penyuluh Pertanian Kecamatan Sambit melakukan kegiatan ubinan padi Musim Tanam II di lahan Gapoktan Tani Makmur Desa Bedingin Kecamatan Sambit. Ubinan merupakan salah satu cara memprediksi jumlah produksi padi yang masih ada di lahan melalui penentuan sampel, pengukuran dan penimbangan. Pada musim tanam kedua ini, luas lahan Gapoktan Tani Makmur yang ditanami komoditas padi sebanyak 54 hektar dari total lahan Gapoktan seluas 57,8 hektar.

Penentuan titik ubinan

Kegiatan ubinan dilaksanakan di lahan sawah salah satu pengurus Gapoktan Tani Makmur, Syaiful Amin seluas 3.500 m2. Varietas padi yang diubin adalah varietas Ciherang dengan umur panen 95 hst. Hasil ubinan pada petak seluas 2,5 x 2,5 meter adalah 4,610 kg atau sama dengan 7,376 ton/ha.

Pemangkasan padi di titik ubinan
Proses pemisahan bulir padi hasil ubinan

Penyuluh Pertanian Lapang Desa Bedingin, Khoirul Anwar menyampaikan bahwa hasil ubinan MT II tahun ini lebih tinggi dibandingkan MT II tahun sebelumnya.

“Tahun sebelumnya pada MT II dengan varietas yang sama hasil ubinannya 4,1 kg dan tahun ini meningkat jadi 4,6 kg,” ujarnya.

Hasil penimbangan ubinan padi 4,6 kg

Petani pemilik lahan, Syaiful Amin menyampaikan bahwa ia menambahkan pupuk organik cair (POC) yang diaplikasikan sejak tanaman umur 14 hst dan diulang setiap 2 minggu sekali hingga tanaman umur 8 minggu. Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Sambit, Mulijadi juga menambahkan bahwa peningkatan hasil panen tidak lepas dari pendampingan dan pembinaan dari penyuluh pertanian setempat. (rindriapraja)

Artikel PAKAI METODE UBINAN, GAPOKTAN TANI MAKMUR DESA BEDINGIN TUNJUKKAN PREDIKSI HASIL PANEN 7,3 TON/HA pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
AKSI TANGGAP GERAKAN PENGENDALIAN WERENG BATANG COKELAT DI DESA BADEGAN KEC. BADEGAN https://pertanian.ponorogo.go.id/2023/07/aksi-tanggap-gerakan-pengendalian-wereng-batang-cokelat-di-desa-badegan-kec-badegan/ Tue, 11 Jul 2023 07:16:02 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4371 PONOROGO – Selasa, 11 Juli 2023, Tim Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Badegan meliputi Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dan Petugas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) bersama petani anggota Kelompok Tani Jajar […]

Artikel AKSI TANGGAP GERAKAN PENGENDALIAN WERENG BATANG COKELAT DI DESA BADEGAN KEC. BADEGAN pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO – Selasa, 11 Juli 2023, Tim Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Badegan meliputi Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dan Petugas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) bersama petani anggota Kelompok Tani Jajar Makmur Desa Badegan melaksanakan Gerdal (Gerakan Pengendalian) Wereng Batang Cokelat (WBC) Nilaparvata lugens. Insektisida yang digunakan untuk kegiatan ini adalah bantuan dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengendalikan serangan hama wereng pada areal tanaman padi salah satu anggota kelompok dan mencegah serangan hama wereng agar tidak menyebar ke areal tanaman padi anggota yang lain. Selain itu, gerdal ini juga bertujuan untuk mengarahkan petani untuk melakukan pengamatan secara berkala untuk mengetahui kondisi lahannya, meningkatkan produksi padi, dan menjaga keakraban sesama anggota kelompok tani.

Wereng merupakan salah satu hama penting tanaman padi. Serangga ini adalah hama yang paling ditakuti oleh petani karena serangan hama ini dapat menyebabkan puso, sehingga petani menjadi gagal panen. Gejala yang tampak dari serangan wereng ini dapat terlihat dari daun yang menguning kemudian tanaman mengering seperti terbakar dengan cepat. Hama ini memperoleh makanan dengan cara menghisap cairan pada batang tanaman padi, sehingga tanaman menjadi kering dan kecoklatan.

Ledakan populasi hama wereng yang meluas pada areal pertanaman padi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut antara lain musuh alami (predator, parasitoid, patogen), iklim, cara bercocok tanam padi, penggunaan pestisida, dan varietas.

Matal memberikan arahan pada petani

“Sebaiknya jika diketahui sudah ada populasi 10-25 ekor wereng per rumpun harus segera dilakukan pengendalian”, jelas Matal, petugas POPT Kecamatan Badegan. Matal menyampaikan untuk pengendalian hawa wereng sebelum tanam adalah dengan melakukan tanam serempak, penggunaan varietas tahan, aplikasi jarak tanam jajar legowo (jarwo), penggunaan pestisida secara bijaksana, dan pengamatan berkala.

Persiapan sebelum penyemprotan insektisida

Petugas POPT dan PPL memberikan arahan kepada petani tentang persiapan dan pelaksanaan penyemprotan serta prinsip 6T (tepat dosis, cara, waktu, jenis, sasaran, dan mutu). Setelah mendapatkan arahan, Mukhid ketua Kelompok Tani beserta anggota Kelompok Tani Jajar Makmur melaksanakan penyemprotan insektisida secara bersama di lahan anggota Kelompok Tani yang terkena serangan hama wereng. Penyemprotan insektisida ini dilaksanakan pada lahan tanaman padi usia tanaman 65 hari setelah tanam (HST) dengan varietas Ciherang. (Salma)

Artikel AKSI TANGGAP GERAKAN PENGENDALIAN WERENG BATANG COKELAT DI DESA BADEGAN KEC. BADEGAN pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>