Artikel DIALOG PERTANIAN DAN GERAKAN PANEN RAYA PADI pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Hadir pula dalam kegiatan ini, Asisten Ahli Perekonomian dan Pembangunan, Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Ponorogo, Kepala Badan Penerapan Standardisasi Pertanian Jawa Timur, Kepala Perusahaan Listrik Nasional (PLN) Ponorogo, Perwakilan Komandan Kodim 0802 Ponorogo serta segenap insan pertanian di Kabupaten Ponorogo.
Kegiatan diawali dengan panen raya bersama menggunakan combine harvester besar. Pasukan Koramil Sukorejo juga turut berkontribusi dalam kesuksesan pelaksanaan panen raya padi musim ini.
Suprianto, Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo menyambut kehadiran para insan pertanian dan mengucapkan terimakasih atas dedikasinya menjaga ketersediaan pangan di Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya.
Apresiasi disampaikan juga oleh Dydik Rudy Prasetya karena Ponorogo merupakan salah satu Kabupaten yang mampu menerapkan IP400. “Saya berharap Kabupaten Ponorogo bisa mempertahankan dan meningkatkan prestasi ini,” ucapnya.
Dalam sesi dialog, beberapa petani menyampaikan masalah pertanian terkait mekanisasi pertanian, kebutuhan pupuk, fluktuasi harga dan kepastian pasar. Mekanisasi pertanian akan terus ditingkatkan secara bertahap pada semua lini budidaya pertanian dari hulu sampai hilir. Diharapkan petani juga meningkatkan inovasinya untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk bersubsidi. Kepala Bulog Ponorogo menyampaikan bahwa Bulog membuka luas peluang kemitraan. “Bulog membuka luas peluang kemitraan dengan penggilingan padi untuk menyerap padi, utamanya padi pecah kulit,” ujarnya. (ryns)
Artikel DIALOG PERTANIAN DAN GERAKAN PANEN RAYA PADI pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel RAYAKAN HARI KARTINI TAHUN 2024, BIDANG PENYULUHAN GELAR LOMBA PENAMPILAN BUSANA pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Lomba pagi itu dibuka dengan sambutan dari Ika Niscahyani selaku Kepala Bidang Penyuluhan. Ika Niscahyani menyampaikan bahwa lomba dilaksanakan untuk memeriahkan perayaan Hari Kartini tahun 2024. “Tidak hanya itu, juga untuk meningkatkan kekompakan tim dalam BPP,” ungkapnya. Oleh karena itu, penilaian tidak melihat penampilan secara fisik, tetapi lebih kepada kekompakan peserta saat tampil di catwalk.
Sebelum peserta menampilkan busana, dilakukan foto bersama tim Bidang Penyuluhan dan seluruh Penyuluh Pertanian Kabupaten Ponorogo. Selanjutnya, setiap pasangan peserta diberi waktu 3-5 menit untuk menampilkan busana dan berkreasi di catwalk. Adapun Dewan Juri pada lomba tersebut empat orang dari Bidang Penyuluhan, yaitu Ika Niscahyani, Endang Sriningsih, Evy Ediana, dan Novia Vrisnainila Noer.
Berdasarkan hasil rapat Dewan Juri yang dilaksanakan setelah seluruh peserta tampil, didapatkan hasil Juara 1, 2, dan 3 masing-masing adalah BPP Kec. Jenangan, BPP Kec. Sambit, dan BPP Kec. Slahung. Sementara Juara Harapan 1, 2, dan 3 masing-masing adalah BPP Kec. Pulung, BPP Kec. Bungkal, dan BPP Kec. Badegan. Adapun pemenang kostum terbaik adalah BPP Kec. Kauman, Pasangan Serasi diraih oleh BPP Kec. Babadan, dan Penampilan Terkompak dari BPP Kec. Mlarak.
Masing-masing pemenang mendapatkan hadiah dan/atau uang pembinaan. Kepala Bidang Penyuluhan, Ika Niscahyani, menyerahkan secara langsung hadiah kepada pemenang di akhir acara. Ika Niscahyani juga berpesan agar semua tim Penyuluh Pertanian dapat terus menjaga kebersamaan dalam mencapai target kinerja Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kab. Ponorogo.
Artikel RAYAKAN HARI KARTINI TAHUN 2024, BIDANG PENYULUHAN GELAR LOMBA PENAMPILAN BUSANA pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel SILATURAHMI DAN HALAL BIHALAL KEPALA DINAS BERSAMA KARYAWAN/KARYAWATI DIPERTAHANKAN pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Acara dimulai dengan sambutan sekaligus perkenalan oleh Kepala Dinas, Suprianto. Suprianto menyampaikan bahwa momen Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk saling memaafkan. “Oleh karena itu, saya mewakili keluarga saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika ada salah kata dan perbuatan,” ujarnya. Suprianto menambahkan bahwa umat Islam biasanya akan saling mengunjungi atau bersilaturahmi pada waktu seperti ini. Menyambung tali silaturahmi mempunyai banyak manfaat bagi seorang muslim. Diantaranya sebagaimana disampaikan dalam Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim bahwa siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung tali silaturahmi. Pada kesempatan tersebut, pria yang menjabat sebagai Kepala DIPERTAHANKAN sejak 1 Maret 2024 ini juga memperkenalkan pejabat baru, yaitu Sekretaris Dinas – Eko Bagus Priambodo dan Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian – Sujarno.
Setelah melakukan do’a bersama untuk memohon keberkahan dari Allah SWT, acara dilanjutkan dengan halal bihalal. Kepala Dinas bersama seluruh karyawan/karyawati DIPERTAHANKAN saling berjabat tangan dan meminta maaf untuk semua kesalahan. Dengan halal bihalal ini, diharapkan juga dapat mempererat tali silaturahmi diantara Kepala Dinas dan seluruh karyawan/karyawati. Acara hari ini diakhiri dengan ramah tamah sambil menikmati hidangan yang telah disediakan.
Artikel SILATURAHMI DAN HALAL BIHALAL KEPALA DINAS BERSAMA KARYAWAN/KARYAWATI DIPERTAHANKAN pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel NAIK KELAS, PETANI TEMBAKAU DAN PENYULUH PERTANIAN PENDAMPING BERSINERGI DALAM PENERAPAN MANAJEMEN AGRIBISNIS USAHA TANI TEMBAKAU pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Pembukaan dilaksanakan oleh Kang Bupati – sapaan Bupati Sugiri Sancoko – secara langsung. “Saya memiliki harapan yang besar pada komoditas tembakau sebagaimana dulu komoditas ini pernah berjaya bersama dengan komoditas lainnya seperti tebu, cengkeh, dan lainnya. Harapannya di Ponorogo ini dapat menghasilkan bibit unggul karena tembakau rentan terkena serangan penyakit terlebih pada masa curah hujan yang tinggi. Tentunya pemetaan pengembangan kawasan tembakau harus memiliki manajemen yang baik sehingga tidak mengganggu tanaman pangan khususnya padi namun justru mampu saling melengkapi sehingga Ponorogo ke depannya menjadi lumbung pangan dan sentra produksi tembakau,” ujarnya saat membuka Pelatihan Manajemen Agribisnis DBHCHT Tembakau.
Adapun yang menjadi sasaran pada pelatihan manajemen agribisnis kali ini tercatat sebanyak 200 orang yang terdiri dari petani tembakau dari 18 kecamatan di Ponorogo bersama dengan petugas penyuluh pendamping. Kecamatan yang sudah mengembangkan produksi tembakau diantaranya adalah Kecamatan Jenangan, Ngebel, Pulung, Sooko, Sawoo, Sambit, Mlarak, Siman, Balong, Bungkal, Slahung, Jambon, Badegan, Sampung, Sukorejo, Kauman, Pudak dan Ponorogo.
Menurut Kang Bupati, hasil panen tembakau dari petani harus memiliki spesifikasi yang sesuai dengan tuntutan pabrik, sehingga kualitas dan mutu produk tembakau Ponorogo dapat diterima pasar dan memiliki daya ekonomis tinggi, yang kemudian harapannya akan menambah pendapatan dan kesejahteraan para petani tembakau.
“Petani Ponorogo memiliki andil besar dalam pembangunan di Ponorogo karena menyumbang DBHCHT sebanyak 34 miliar rupiah, dan dari nominal itu 40 persennya dikembalikan kembali kepada petani tembakau dalam berbagai bentuk seperti alat dan mesin pertanian (alsintan), kepesertaan BPJS Ketenagakerajaan, serta bantuan langsung tunai (BLT). Multiplier Effect atau efek domino yang dihasilkan sangat luar biasa kepada sektor ekonomi karena hampir semua yang terlibat merasakan manfaatnya mulai dari petani, pedagang, hingga karyawan yang ada di pabrik pengolahan tembakau beserta seluruh keluarganya,” terang Kang Bupati.
Sunyoto, ketua APTI (Asosiasi Petani Tembakau Indonesia) Kabupaten Blitar, yang bertindak sebagai narasumber menyampaikan materi kelembagaan petani tembakau serta budidaya tembakau yang baik sebagai bagian dari manajemen agribisnis untuk menjawab tantangan dan permasalahan pengembangan tembakau pada hari-hari ini. “Saya melihat di Kabupaten Ponorogo ini sudah cukup baik, karena para petani tembakau bersama dengan petugas penyuluh pendampingnya serta dengan Asosiasi (APTI) mampu bersinergi dan berkolaborasi sehingga pengembangan tembakau dapat berjalan optimal. Konsep “no one left behind” tidak ada yang ditinggalkan ini dapat terwujud karena seluruh stakeholder saling terikat, saling memahami, saling bersinergi untuk tujuan yang sama yaitu pengembangan tembakau yang naik kelas khususnya di Kabupaten Ponorogo,” ucapnya.
Selain menyampaikan materi dan teori, Sunyoto membawakan langsung beberapa jenis varietas unggulan tembakau langsung dari Kabupaten Blitar sehingga para peserta petani dan petugas penyuluh dapat melihat dan merasakan langsung serta membandingkan tingkat mutu dan kualitas dengan varietas yang ada di Kabupaten Ponorogo.
Sesi kedua pelatihan manajemen agribisnis diisi langsung oleh Kepala Bidang Penyuluhan, Ika Niscahyani selaku penanggung jawab kegiatan. Adapun materi yang disampaikan berupa sosiologi pertanian sebagai dasar administrasi kelembagaan petani tembakau. Pada sesi kali ini cukup menarik karena terjadi interaksi yang intens antara narasumber dengan peserta dengan berbagai kuis, pertanyaan, dan diskusi yang ada.
“Tentu kami mewakili Bapak Kepala Dinas selaku penyelenggara berharap pelatihan manajemen agribisnis kali ini dapat mendorong para petani beserta penyuluh pendamping untuk naik kelas dengan menjawab persoalan yang ada di lapangan melalui pendekatan scientific atau ilmiah yaitu dengan manajemen agribisnis,” ucapnya.
“Sehingga konsep dalam berbudidaya haruslah mengacu atau berstandar pada kualitas dan mutu yang dibarengi dengan ilmu manajemen, baik itu manajemen waktu tanam, benih berkualitas yang dipakai, alsintan, dan sebagainya. Bahkan, sampai pada tingkat pemasaran harus dibarengi dengan melek teknologi sehingga produk tembakau Ponorogo mampu diterima pabrikan, memiliki kualitas baik, dan menjadi komoditas unggulan,” imbuhnya.
“Tentu, melalui kesadaran pentingnya para petani berkumpul, berorganisasi dan berserikat dalam wadah APTI diharapkan mampu memberikan daya tawar lebih tinggi dan bersama-sama menyejahterakan anggotanya,” pungkasnya. (Bidang Penyuluhan)
Artikel NAIK KELAS, PETANI TEMBAKAU DAN PENYULUH PERTANIAN PENDAMPING BERSINERGI DALAM PENERAPAN MANAJEMEN AGRIBISNIS USAHA TANI TEMBAKAU pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel DIALOG PERTANIAN DAN PENGOLAHAN HASIL PORANG UNTUK PENGUATAN EKSPOR pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Hadir pula dalam kegiatan tersebut, camat Jambon, Koramil 0802/20 Jambon, Kapolsek Jambon, Kapolsek Sumoroto, petani pembudidaya porang dan segenap stakeholder yang bergerak di komoditas porang. Kegiatan ini sedianya juga akan dihadiri oleh Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi, juga Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, namun keduanya berhalangan hadir.
Kegiatan ini bertujuan untuk membahas industri porang dari hulu hingga hilir. Membahas keresahan petani mengenai ketersediaan bibit porang yang berkualitas, ketersediaan pupuk porang, fluktuasi harga hingga dinamika registrasi lahan budidaya porang.
Herry Sutrisno, “Tentang bibit dan pupuk porang akan saya coba komunikasikan dengan Bapak Bupati untuk bisa difasilitasi melalui APBD Kabupaten Ponorogo, juga kami coba usulkan untuk bisa difasilitasi melalui APBN,” menjawab keresahan petani mengenai ketersediaan bibit dan pupuk berkualitas.
Disampaikan oleh Mohammad Saiin, Komisaris PT. HAIKO penyebab fluktuasi harga porang adalah kriteria ekspor dan ketersediaan produk porang yang memenuhi syarat ekspor. Menjawab juga pentingnya registrasi lahan pagi petani pembudidaya porang, “Tolong para petani segera memperbarui registrasi lahannya di 2024 ini karena registrasi lahan hanya berlaku selama 2 tahun. Apabila lahan-lahan tersebut tidak teregistrasi artinya GAP (Good Agricultural Practices) tidak terpenuhi sehingga porang yang dihasilkan tidak bisa diterima pasar ekspor,” pungkasnya. © ryns/tph
Artikel DIALOG PERTANIAN DAN PENGOLAHAN HASIL PORANG UNTUK PENGUATAN EKSPOR pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel STUDI BANDING BERSAMA KTNA KECAMATAN BADEGAN DI PETERNAKAN GARUM FARM DAN BUDIDAYA IKAN ORIFISH KABUPATEN BLITAR pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Tujuan pertama yaitu di Peternakan Garum Farm yang merupakan peternakan domba. Di Garum Farm peserta mendapatkan sharing ilmu dari Yono selaku pengelola Garum Farm sejak awal didirikannya Garum Farm sampai bisa sebesar sekarang ini dengan jumlah domba sekitar 350 ekor.
Yono menyampaikan bahwa pada tahun pertama domba makan manusia, tahun kedua domba makan domba, tahun ketiga domba makan silase. “Yang artinya, pada tahun pertama merupakan masa awal dimana untuk memberi pakan pada domba masih menggunakan uang pribadi, sedangkan tahun kedua para peternak harus menjual domba untuk dapat memberi pakan domba, kemudian di tahun ketiga sampai sekarang peternak sudah bisa memproduksi silase sendiri untuk pakan ternak,” ungkapnya.
Silase merupakan pakan hijauan ternak yang diawetkan yang disimpan dalam kantong plastik, atau silo, atau drum yang kedap udara, dan sudah terjadi proses fermentasi dalam keadaan tanpa udara atau anaerob. Proses silase ini melibatkan bakteri-bakteri atau mikroba yang membentuk asam susu, yaitu Lactid Acid dan Streptococcus yang hidup secara anerob dengan derajat keasaman 4 (pH 4). Bahan pembuatan silase terdiri dari batang/daun jagung (tebon), rumput, ramban, dan tetes untuk fementasi. Bahan tersebut dicacah dan disemprotkan tetes, lalu dimasukkan dan ditutup rapat dalam tong selama 30 hari.
Tujuan selanjutnya yaitu ke Budidaya Ikan Orifish. Yogi selaku pengelola Orifish menjelaskan tips budidaya ikan Nila dengan menggunakan pakan ikan dari Bioflok. “Bioflok adalah pakan ikan yang berasal dari mikroba yang mengendap dalam air,” ujar Yogi.
Bioflok terbuat dari molase 100 ml, kapur dolomit 50 gram, garam grosok 1 kg, dan bubuk probiotik 2-3 gram setiap 1 m3 air. Cara pembuatan bioflok adalah masukkan aerasi dalam air, masukkan garam dan kapur bersamaan ke dalam air untuk membuat pH 7-8, masukkan molase, masukkan probiotik, kemudian diamkan selama 1 minggu untuk menumbuhkan Bakteri Lactobacillus. Dengan adanya Bioflok dalam kolam budidaya ikan, maka pemberian pakan cukup pada pagi dan sore hari. Bakteri ini dapat berfungsi sebagai pengurai dari kotoran ikan menjadi Bioflok sebagai sumber pakan ikan.
Dari kegiatan studi banding ini banyak dari anggota KTNA Kecamatan yang termotivasi untuk menerapkan peternakan domba ataupun budidaya ikan dengan bioflok. Sudi banding KTNA diakhiri dengan berkunjung ke Kebun Buah Belimbing Moyoketen di Tulungagung. Semoga kegiatan studi banding ini bisa memberikan manfaat pada anggota KTNA Kecamatan Badegan dan dapat disampaikan pada anggota kelompok tani masing masing. (Salma Azizah)
Artikel STUDI BANDING BERSAMA KTNA KECAMATAN BADEGAN DI PETERNAKAN GARUM FARM DAN BUDIDAYA IKAN ORIFISH KABUPATEN BLITAR pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel DIPERTAHANKAN Kabupaten Ponorogo Ikuti Gebyar Pembangunan Perkebunan di Provinsi Jawa Timur pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Kegiatan diawali dengan talk show yang bertempat di Ballroom Hotel Grand Mercure. Talk show yang dimoderatori oleh Jajang Slamet Sumantri dari PT. Asal Jaya tersebut mengundang tiga narasumber, yaitu Imam Cipto S. dari PT. Sinergi Gula Nusantara, Dini Artika Sari dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, dan Bakti Kurniawan dari PT. HM Sampoerna. Masing-masing narasumber menyampaikan paparan di bidangnya tentang bentuk kolaborasi dan hilirisasi komoditas perkebunan. Peserta talk show juga diberi kesempatan untuk bertanya kepada narasumber untuk lebih memantapkan pengetahuannya. Dari talk show ini dapat diambil kesimpulan bahwa hilirisasi merupakan strategi pemerintah untuk meningkatkan daya saing produk perkebunan dan menjadi langkah penting dalam menjaga ketahanan pangan di Indonesia melalui kerja sama dengan stakeholder.
Masih di tempat yang sama, kegiatan dilanjutkan dengan pembukaan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Hadir juga dalam acara pembukaan tersebut Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur, Wakil Bupati Malang, Wakil Bupati Pacitan, Wakil Rektor I Universitas Brawijaya Malang, dan jajaran Kepala Perangkat Daerah Provinsi Jawa Timur.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Heru Suseno, dalam laporannya menyampaikan bahwa acara tersebut bertujuan untuk mengimplementasikan dan memperkuat kolaborasi antar stakeholder untuk mempertajam arahan Gubernur Jawa Timur terkait pertanian, yaitu tanam, petik, olah, kemas, dan jual. “Hal itu menjadi panduan kami untuk mendorong terwujudnya peningkatan daya saing di dunia perkebunan,” tambahnya.
Adapun Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Andy Nur Alamsyah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa sektor pertanian saat ini masih menjadi andalan perekonomian nasional. Berdasarkan data BPS, nilai ekspor pertanian Januari-September 2023 mencapai Rp. 419,92 T. Dari nilai tersebut, subsektor perkebunan masih menjadi penyumbang terbesar, yaitu sebesar 91,05%. “Dari sejumlah tantangan dalam subsektor perkebunan saat ini, pemerintah melihat Provinsi Jawa Timur terus berkomitmen penuh untuk ikut serta dalam meningkatkan produksi, nilai tambah, dan daya saing komoditas perkebunan,” ungkapnya. Sebagai hasilnya, beberapa komoditas mengalami peningkatan produksi dan produktivitas, seperti kopi, kakao, tebu, dan tembakau. Atas prestasi ini, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang telah berdedikasi penuh untuk pembangunan perkebunan.
Pada acara tersebut, Gubernur Jawa Timur menyerahkan bantuan alsintan perkebunan, bibit tanaman perkebunan, dan paket pengendalian hama kepada beberapa Pemerintah Kabupaten. Selain itu, juga diserahkan bantuan kepada Gapoktan melalui Program Dharma Bhakti Nagari berupa alat pengolahan kopi. Gubernur Jawa Timur juga menyerahkan penghargaan kepada Kabupaten dengan kontribusi terbesar subsektor perkebunan tahun 2023 (Kabupaten Malang), kelompok tani kopi berprestasi, kelompok tani kakao berprestasi, peserta PPHT kopi terbaik, dan perusahaan benih yang aktif dan konsisten sertifikasi benih tahun 2022/2023.
Dalam sambutannya sebelum membuka acara secara resmi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa hilirisasi komoditas perkebunan akan meningkatkan nilai tambah yang dapat dinikmati oleh petani dan pelaku usaha perkebunan. Menurutnya, komoditas perkebunan Jawa Timur selain memiliki produksi yang tinggi juga memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif jika dibandingkan dengan provinsi lain. “Oleh karena itu, diperlukan support dari berbagai pihak untuk terus mengembangkan keunggulan tersebut,” terang Khofifah.
Selanjutnya, Gubernur Jawa Timur dan rombongan melakukan peninjauan stand pameran produk inovatif dan kreatif komoditas perkebunan. Pengisi stand merupakan kelompok tani/gapoktan binaan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, pusat penelitian, dan industri perkebunan.
Setelah acara pembukaan, tim DIPERTAHANKAN Kabupaten Ponorogo dibagi menjadi beberapa tim untuk kegiatan pelatihan yang berbeda, yaitu Bimbingan Teknologi Identifikasi dan Analisa Usahatani Tembakau di Hotel Aria Gajayana, Bimbingan Teknologi Identifikasi dan Analisa Usahatani Tembakau di Harris Hotel and Conventions, dan Pelatihan Teknis Sistem Pertanian Organik dan Berkelanjutan di Savana Hotel and Conventions. Berbagai materi menarik disampaikan oleh narasumber untuk menambah pengetahuan peserta dalam meningkatkan produksi dan nilai tambah hasil perkebunan. Selain itu juga dilakukan fieldtrip ke perkebunan kopi organik Manunggaling Karso di Desa Kalipucang Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan untuk meningkatkan pemahaman peserta.
Pada kegiatan pelatihan tersebut juga diserahkan penghargaan Harapan Apresiasi III kepada Kelompok Tani Ngudi Makmur Desa Ngebel Kecamatan Ngebel sebagai peserta Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) kopi tahun 2023. Kelompok Tani Ngudi Makmur menerima hadiah berupa 1 unit alat pengolahan pupuk organik. Penerimaan hadiah secara simbolis diwakili oleh Kepala Bidang Perkebunan, Endah Widuri.
Artikel DIPERTAHANKAN Kabupaten Ponorogo Ikuti Gebyar Pembangunan Perkebunan di Provinsi Jawa Timur pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel REFRESHER TRAINING KOORDINATOR iSIKHNAS KABUPATEN/KOTA REGIONAL BBVET WATES YOGYAKARTA pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Dalam sambutannya, Hendra Wibawa selaku Kepala BBVet Wates menyampaikan bahwa koordinator iSIKHNAS kabupaten/kota mempunyai peranan penting untuk menyajikan dan mengolah data kesehatan hewan dari lapang sehingga bisa memberikan bahan kebijakan dalam bidang peternakan dan Kesehatan hewan. “Acara pelatihan refresher iSIKHNAS semoga bisa menjadikan momen dimana koordinator isikhnas kabupaten/kota bisa kembali belajar dan mengingat modul-modul isikhnas yang berguna untuk penyajian data-data kesehatan hewan,” ungkapnya.
Pelatihan refresher iSIKHNAS diikuti oleh koordinator iSIKHNAS kabupaten/kota yang masuk di regional BBVet Wates (Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur). Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari, dengan kegiatan di hari pertama pemaparan materi dari Fasilitator iSIKHNAS dalam hal ini adalah seluruh Koordinator iSIKHNAS Provinsi regional BBVet. Selanjutnya pada hari kedua para peserta di buat kelompok untuk nantinya bisa mempresentasikan hasil analisis data pelaporan dari lapangan baik analisis temporal maupun analisis spasial. Adapaun topik yang disampaikan secara berkesinambungan, diantaranya:
Pelatihan ditutup pada Kamis (16/11/2023) pukul 12.00 oleh Koordinator iSIKHNAS Regional BBVet Wates Basuki Rachmad, “Semoga pelatihan refresher iSIKHNAS ini bisa menambah pengetahuan para koordinator iSIKHNAS dan bisa mengaplikasikan dan menyebarluaskan informasi tentang pelaporan kesehatan hewan kepada seluruh user/pengguna iSIKHNAS, sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan nomor 6746/kpts/ot.050/f/06/2022 tentang Standar Operasional Prosedur Pelaporan dan Monitoring Penyakit Hewan Melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS),” ucapnya. Roiin Umayya yang merupakan Koordinator iSIKHNAS Kabupaten Ponorogo sebagai salah satu delegasi Kabupaten Ponorogo dalam pelatihan tersebut berharap semoga sistem pelaporan melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS) bisa optimal dilaksanakan oleh para pengguna iSIKHNAS dan lebih bermafaat. (Roiin Umayya)
Artikel REFRESHER TRAINING KOORDINATOR iSIKHNAS KABUPATEN/KOTA REGIONAL BBVET WATES YOGYAKARTA pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel PENILAIAN KELAS KEMAMPUAN KELOMPOK TANI DI KABUPATEN PONOROGO pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Pelaku utama dan pelaku usaha bidang pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha bidang pertanian sebagai wadah pembinaan memerlukan pembinaan optimal untuk menjalankan fungsi-fungsi pokoknya dalam usaha meningkatkan kualitas dan kemandirian pelaku utama dan pelaku usaha di bidang pertanian.
Pembinaan dan pemberdayaan terhadap kelompoktani mutlak diperlukan agar kelompoktani memiliki kemampuan dalam mengakses berbagai fasilitas dalam program pembangunan pertanian. Upaya tersebut dapat diawali dengan melakukan pemetaan atas keberadaan dan kemampuan kelompoktani yang ada.
Aspek penilaian kelompok tani dikenal dengan Panca Kemampuan Kelompok Tani (PAKEM POKTAN), yaitu :
Tujuan penilaian kelas kemampuan kelompoktani antara lain adalah :
Setelah dilakukan penilaian terhadap 5 aspek tersebut, maka selanjutnya dapat ditentukan kelas kemampuan untuk masing-masing kelompok tani sesuai nilai yang diperoleh. Penentuan kelas kemampuan berdasarkan hasil penilaian PAKEM POKTAN adalah sebagai berikut :
Untuk mempermudah dalam penilaian kelas kemampuan kelompok tani di Kabupaten Ponorogo sudah menggunakan aplikasi yang mempermudah dalam penilaian yaitu PAK TANI. “Hasil capaian dari penilaian kelas kemampuan yang dilakukan setiap tahun ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembinaan kelompok tani dalam usaha meningkatkan kualitas dan kemandirian kelompok tani. Selain itu, dengan akuratnya pemetaan kelas kemampuan kelompok tani, diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam penyusunan strategi pemberdayaan kelompok tani berdasarkan kelas kemampuannya,” ujar Ika Niscahyani selaku Kepala Bidang Penyuluhan. (Bayu)
Artikel PENILAIAN KELAS KEMAMPUAN KELOMPOK TANI DI KABUPATEN PONOROGO pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel PENUMBUHAN KELOMPOK TANI DUSUN BANYURIPAN DESA WRINGINANOM KECAMATAN SAMBIT pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Dalam pertemuan tersebut disepakati pembentukan atau penumbuhan kelompok tani yang diberi nama Kelompok Tani “BANYU URIP” dengan susunan pengurus yaitu Budianto selaku ketua, Sumarwan sebagai sekretaris dan Ali Rohmat sebagai bendahara.
Selain pengurus inti, susunan pengurus yang meliputi seksi budidaya, seksi peternakan, seksi sarana produksi dan seksi kemitraan usahatani juga telah disepakati dan siap ditindaklanjuti dengan pembuatan Berita Acara Penumbuhan Kelompok Tani.
Penyuluh Pertanian Lapang Desa Wringinanom, Khoirul Anwar memberikan arahan tentang tujuan kelompok tani, manfaat kelompok tani, proses musyawarah penumbuhan kelompok tani hingga memperoleh register kelompok tani, cara kerja dan program kerja kelompok tani. “Dengan terbentuknya kelompok tani “BANYU URIP” kedepannya diharapkan akan menjadi wadah dalam upaya peningkatan kesejahteraan anggota serta petani yang ada di Dusun Banyuripan”, ujarnya.
Pada akhir musyawarah, Khoirul anwar juga memberikan motivasi kepada anggota untuk terus mengembangkan potensi pertanian yang ada di Dusun Banyuripan, khususnya potensi tanaman tembakau yang saat ini mulai dikembangkan di wilayah Desa Wringinanom. (rindriapraja)
Artikel PENUMBUHAN KELOMPOK TANI DUSUN BANYURIPAN DESA WRINGINANOM KECAMATAN SAMBIT pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>