penyuluhpertanian Arsip - Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan https://pertanian.ponorogo.go.id/tag/penyuluhpertanian/ Pemerintah Kabupaten Ponorogo Thu, 25 Apr 2024 03:52:03 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.5.2 DIALOG PERTANIAN DAN GERAKAN PANEN RAYA PADI https://pertanian.ponorogo.go.id/2024/04/dialog-pertanian-dan-gerakan-panen-raya-padi/ Thu, 25 Apr 2024 03:52:02 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=5046 PONOROGO – Rabu, (24/04/2024) Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo, Suprianto, bersama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Dydik Rudy Prasetya, melaksanakan panen […]

Artikel DIALOG PERTANIAN DAN GERAKAN PANEN RAYA PADI pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO – Rabu, (24/04/2024) Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo, Suprianto, bersama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Dydik Rudy Prasetya, melaksanakan panen raya padi di area persawahan Kelompok Tani Mekar Sari, Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo.

Panen padi menggunakan combine harvester besar

Hadir pula dalam kegiatan ini, Asisten Ahli Perekonomian dan Pembangunan, Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Ponorogo, Kepala Badan Penerapan Standardisasi Pertanian Jawa Timur, Kepala Perusahaan Listrik Nasional (PLN) Ponorogo, Perwakilan Komandan Kodim 0802 Ponorogo serta segenap insan pertanian di Kabupaten Ponorogo.

Kegiatan diawali dengan panen raya bersama menggunakan combine harvester besar. Pasukan Koramil Sukorejo juga turut berkontribusi dalam kesuksesan pelaksanaan panen raya padi musim ini.   

Suprianto, Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo saat memberikan sambutan

Suprianto, Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo menyambut kehadiran para insan pertanian dan mengucapkan terimakasih atas dedikasinya menjaga ketersediaan pangan di Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya.

Apresiasi disampaikan juga oleh Dydik Rudy Prasetya karena Ponorogo merupakan salah satu Kabupaten yang mampu menerapkan IP400. “Saya berharap Kabupaten Ponorogo bisa mempertahankan dan meningkatkan prestasi ini,” ucapnya.

Salah seorang petani menyampaikan keluh-kesahnya pada sesi dialog

Dalam sesi dialog, beberapa petani menyampaikan masalah pertanian terkait mekanisasi pertanian, kebutuhan pupuk, fluktuasi harga dan kepastian pasar. Mekanisasi pertanian akan terus ditingkatkan secara bertahap pada semua lini budidaya pertanian dari hulu sampai hilir. Diharapkan petani juga meningkatkan inovasinya untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk bersubsidi. Kepala Bulog Ponorogo menyampaikan bahwa Bulog membuka luas peluang kemitraan. “Bulog membuka luas peluang kemitraan dengan penggilingan padi untuk menyerap padi, utamanya padi pecah kulit,” ujarnya. (ryns)

Artikel DIALOG PERTANIAN DAN GERAKAN PANEN RAYA PADI pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
RAYAKAN HARI KARTINI TAHUN 2024, BIDANG PENYULUHAN GELAR LOMBA PENAMPILAN BUSANA https://pertanian.ponorogo.go.id/2024/04/rayakan-hari-kartini-tahun-2024-bidang-penyuluhan-gelar-lomba-penampilan-busana/ Tue, 23 Apr 2024 03:36:41 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=5034 PONOROGO – Senin (22/04/2024), Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo menggelar lomba Penampilan Busana Kebaya dan Penadon. Lomba dilaksanakan di halaman kantor Bidang Penyuluhan, Jl. Letjen […]

Artikel RAYAKAN HARI KARTINI TAHUN 2024, BIDANG PENYULUHAN GELAR LOMBA PENAMPILAN BUSANA pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO – Senin (22/04/2024), Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo menggelar lomba Penampilan Busana Kebaya dan Penadon. Lomba dilaksanakan di halaman kantor Bidang Penyuluhan, Jl. Letjen Suprapto No. 14 C. Sebanyak dua puluh satu pasang peserta perwakilan dari masing-masing BPP se-Kabupaten Ponorogo mengikuti lomba ini.

Ika Niscahyani memberikan sambutan

Lomba pagi itu dibuka dengan sambutan dari Ika Niscahyani selaku Kepala Bidang Penyuluhan. Ika Niscahyani menyampaikan bahwa lomba dilaksanakan untuk memeriahkan perayaan Hari Kartini tahun 2024. “Tidak hanya itu, juga untuk meningkatkan kekompakan tim dalam BPP,” ungkapnya. Oleh karena itu, penilaian tidak melihat penampilan secara fisik, tetapi lebih kepada kekompakan peserta saat tampil di catwalk.

Foto bersama tim Bidang Penyuluhan dan seluruh Penyuluh Pertanian Kabupaten Ponorogo

Sebelum peserta menampilkan busana, dilakukan foto bersama tim Bidang Penyuluhan dan seluruh Penyuluh Pertanian Kabupaten Ponorogo. Selanjutnya, setiap pasangan peserta diberi waktu 3-5 menit untuk menampilkan busana dan berkreasi di catwalk. Adapun Dewan Juri pada lomba tersebut empat orang dari Bidang Penyuluhan, yaitu Ika Niscahyani, Endang Sriningsih, Evy Ediana, dan Novia Vrisnainila Noer.

Salah satu peserta menampilkan busana di catwalk

Berdasarkan hasil rapat Dewan Juri yang dilaksanakan setelah seluruh peserta tampil, didapatkan hasil Juara 1, 2, dan 3 masing-masing adalah BPP Kec. Jenangan, BPP Kec. Sambit, dan BPP Kec. Slahung. Sementara Juara Harapan 1, 2, dan 3 masing-masing adalah BPP Kec. Pulung, BPP Kec. Bungkal, dan BPP Kec. Badegan. Adapun pemenang kostum terbaik adalah BPP Kec. Kauman, Pasangan Serasi diraih oleh BPP Kec. Babadan, dan Penampilan Terkompak dari BPP Kec. Mlarak.

Pemenang Juara I menerima hadiah dari Kepala Bidang Penyuluhan

Masing-masing pemenang mendapatkan hadiah dan/atau uang pembinaan. Kepala Bidang Penyuluhan, Ika Niscahyani, menyerahkan secara langsung hadiah kepada pemenang di akhir acara. Ika Niscahyani juga berpesan agar semua tim Penyuluh Pertanian dapat terus menjaga kebersamaan dalam mencapai target kinerja Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kab. Ponorogo.

Artikel RAYAKAN HARI KARTINI TAHUN 2024, BIDANG PENYULUHAN GELAR LOMBA PENAMPILAN BUSANA pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
NAIK KELAS, PETANI TEMBAKAU DAN PENYULUH PERTANIAN PENDAMPING BERSINERGI DALAM PENERAPAN MANAJEMEN AGRIBISNIS USAHA TANI TEMBAKAU https://pertanian.ponorogo.go.id/2024/02/naik-kelas-petani-tembakau-dan-penyuluh-pertanian-pendamping-bersinergi-dalam-penerapan-manajemen-agribisnis-usaha-tani-tembakau/ Wed, 21 Feb 2024 02:00:00 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4989 PONOROGO – Pada hari Selasa, 20 Februari 2024 telah diadakan Pelatihan Manajemen Agribisnis Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) di Hall Room Hotel Amaris Ponorogo. Pemerintah Kabupaten Ponorogo melalui […]

Artikel NAIK KELAS, PETANI TEMBAKAU DAN PENYULUH PERTANIAN PENDAMPING BERSINERGI DALAM PENERAPAN MANAJEMEN AGRIBISNIS USAHA TANI TEMBAKAU pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO – Pada hari Selasa, 20 Februari 2024 telah diadakan Pelatihan Manajemen Agribisnis Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) di Hall Room Hotel Amaris Ponorogo. Pemerintah Kabupaten Ponorogo melalui Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo sebagai penyelenggara tercatat sangat rutin menggelar pelatihan bagi para petani tembakau dan penyuluh pendamping untuk mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil tembakau.

Kang Bupati – Sugiri Sancoko, dalam sambutan pembukaan Pelatihan Manajemen Agribisnis DBHCHT

Pembukaan dilaksanakan oleh Kang Bupati – sapaan Bupati Sugiri Sancoko – secara langsung. “Saya memiliki harapan yang besar pada komoditas tembakau sebagaimana dulu komoditas ini pernah berjaya bersama dengan komoditas lainnya seperti tebu, cengkeh, dan lainnya. Harapannya di Ponorogo ini dapat menghasilkan bibit unggul karena tembakau rentan terkena serangan penyakit terlebih pada masa curah hujan yang tinggi. Tentunya pemetaan pengembangan kawasan tembakau harus memiliki manajemen yang baik sehingga tidak mengganggu tanaman pangan khususnya padi namun justru mampu saling melengkapi sehingga Ponorogo ke depannya menjadi lumbung pangan dan sentra produksi tembakau,” ujarnya saat membuka Pelatihan Manajemen Agribisnis DBHCHT Tembakau.

Adapun yang menjadi sasaran pada pelatihan manajemen agribisnis kali ini tercatat sebanyak 200 orang yang terdiri dari petani tembakau dari 18 kecamatan di Ponorogo bersama dengan petugas penyuluh pendamping. Kecamatan yang sudah mengembangkan produksi tembakau diantaranya adalah Kecamatan Jenangan, Ngebel, Pulung, Sooko, Sawoo, Sambit, Mlarak, Siman, Balong, Bungkal, Slahung, Jambon, Badegan, Sampung, Sukorejo, Kauman, Pudak dan Ponorogo.

Sugiri Sancoko saat paparan tentang pentingnya pengembangan tembakau yang tidak mengganggu produktivitas tanaman pangan

Menurut Kang Bupati, hasil panen tembakau dari petani harus memiliki spesifikasi yang sesuai dengan tuntutan pabrik, sehingga kualitas dan mutu produk tembakau Ponorogo dapat diterima pasar dan memiliki daya ekonomis tinggi, yang kemudian harapannya akan menambah pendapatan dan kesejahteraan para petani tembakau.

“Petani Ponorogo memiliki andil besar dalam pembangunan di Ponorogo karena menyumbang DBHCHT sebanyak 34 miliar rupiah, dan dari nominal itu 40 persennya dikembalikan kembali kepada petani tembakau dalam berbagai bentuk seperti alat dan mesin pertanian (alsintan), kepesertaan BPJS Ketenagakerajaan, serta bantuan langsung tunai (BLT). Multiplier Effect atau efek domino yang dihasilkan sangat luar biasa kepada sektor ekonomi karena hampir semua yang terlibat merasakan manfaatnya mulai dari petani, pedagang, hingga karyawan yang ada di pabrik pengolahan tembakau beserta seluruh keluarganya,” terang Kang Bupati.

Sunyoto, Ketua APTI Blitar sebagai narasumber menyampaikan kesan baik sinergi antara petani tembakau dan penyuluh pendamping di Kabupaten Ponorogo

Sunyoto, ketua APTI (Asosiasi Petani Tembakau Indonesia) Kabupaten Blitar, yang bertindak sebagai narasumber menyampaikan materi kelembagaan petani tembakau serta budidaya tembakau yang baik sebagai bagian dari manajemen agribisnis untuk menjawab tantangan dan permasalahan pengembangan tembakau pada hari-hari ini. “Saya melihat di Kabupaten Ponorogo ini sudah cukup baik, karena para petani tembakau bersama dengan petugas penyuluh pendampingnya serta dengan Asosiasi (APTI) mampu bersinergi dan berkolaborasi sehingga pengembangan tembakau dapat berjalan optimal. Konsep “no one left behind” tidak ada yang ditinggalkan ini dapat terwujud karena seluruh stakeholder saling terikat, saling memahami, saling bersinergi untuk tujuan yang sama yaitu pengembangan tembakau yang naik kelas khususnya di Kabupaten Ponorogo,” ucapnya.

Petani tembakau terlihat antusias dalam memberikan pertanyaan pada sesi diskusi

Selain menyampaikan materi dan teori, Sunyoto membawakan langsung beberapa jenis varietas unggulan tembakau langsung dari Kabupaten Blitar sehingga para peserta petani dan petugas penyuluh dapat melihat dan merasakan langsung serta membandingkan tingkat mutu dan kualitas dengan varietas yang ada di Kabupaten Ponorogo.

Peserta mengikuti pelatihan dengan antusias

Sesi kedua pelatihan manajemen agribisnis diisi langsung oleh Kepala Bidang Penyuluhan, Ika Niscahyani selaku penanggung jawab kegiatan. Adapun materi yang disampaikan berupa sosiologi pertanian sebagai dasar administrasi kelembagaan petani tembakau. Pada sesi kali ini cukup menarik karena terjadi interaksi yang intens antara narasumber dengan peserta dengan berbagai kuis, pertanyaan, dan diskusi yang ada.

Ika Niscahyani, Kabid Penyuluhan aktif mengajak diskusi peserta pelatihan

“Tentu kami mewakili Bapak Kepala Dinas selaku penyelenggara berharap pelatihan manajemen agribisnis kali ini dapat mendorong para petani beserta penyuluh pendamping untuk naik kelas dengan menjawab persoalan yang ada di lapangan melalui pendekatan scientific atau ilmiah yaitu dengan manajemen agribisnis,” ucapnya.

“Sehingga konsep dalam berbudidaya haruslah mengacu atau berstandar pada kualitas dan mutu yang dibarengi dengan ilmu manajemen, baik itu manajemen waktu tanam, benih berkualitas yang dipakai, alsintan, dan sebagainya. Bahkan, sampai pada tingkat pemasaran harus dibarengi dengan melek teknologi sehingga produk tembakau Ponorogo mampu diterima pabrikan, memiliki kualitas baik, dan menjadi komoditas unggulan,” imbuhnya.

“Tentu, melalui kesadaran pentingnya para petani berkumpul, berorganisasi dan berserikat dalam wadah APTI diharapkan mampu memberikan daya tawar lebih tinggi dan bersama-sama menyejahterakan anggotanya,” pungkasnya. (Bidang Penyuluhan)

Artikel NAIK KELAS, PETANI TEMBAKAU DAN PENYULUH PERTANIAN PENDAMPING BERSINERGI DALAM PENERAPAN MANAJEMEN AGRIBISNIS USAHA TANI TEMBAKAU pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
DIALOG PERTANIAN DAN PENGOLAHAN HASIL PORANG UNTUK PENGUATAN EKSPOR https://pertanian.ponorogo.go.id/2024/02/dialog-pertanian-dan-pengolahan-hasil-porang-untuk-penguatan-ekspor/ Wed, 07 Feb 2024 08:06:00 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4972 JAMBON, PONOROGO – Selasa, (06/02/2024) Plt. Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo, Herry Sutrisno menghadiri undangan dari PT. Haka Indo Konjac (PT. HAIKO) dalam rangka kegiatan […]

Artikel DIALOG PERTANIAN DAN PENGOLAHAN HASIL PORANG UNTUK PENGUATAN EKSPOR pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
JAMBON, PONOROGO – Selasa, (06/02/2024) Plt. Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo, Herry Sutrisno menghadiri undangan dari PT. Haka Indo Konjac (PT. HAIKO) dalam rangka kegiatan Dialog Pertanian dan Pengolahan Hasil Porang untuk Penguatan Ekspor Hasil Porang. PT. HAIKO merupakan salah satu Perusahaan pengolah porang di Ponorogo beralamat di Jalan Ponorogo-Solo Km. 11 Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo yang telah beroperasi sejak tahun 2023.

Plt. Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo, Herry Sutrisno saat memberikan sambutan

Hadir pula dalam kegiatan tersebut, camat Jambon, Koramil 0802/20 Jambon, Kapolsek Jambon, Kapolsek Sumoroto, petani pembudidaya porang dan segenap stakeholder yang bergerak di komoditas porang. Kegiatan ini sedianya juga akan dihadiri oleh Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi, juga Bupati Ponorogo,  Sugiri Sancoko, namun keduanya berhalangan hadir.

Petani menyampaikan keresahannya dalam berbudi daya porang

Kegiatan ini bertujuan untuk membahas industri porang dari hulu hingga hilir. Membahas keresahan petani mengenai ketersediaan bibit porang yang berkualitas, ketersediaan pupuk porang, fluktuasi harga hingga dinamika registrasi lahan budidaya porang.

Salah satu petani porang menanyakan tentang persyaratan ekspor porang

Herry Sutrisno, “Tentang bibit dan pupuk porang akan saya coba komunikasikan dengan Bapak Bupati untuk bisa difasilitasi melalui APBD Kabupaten Ponorogo, juga kami coba usulkan untuk bisa difasilitasi melalui APBN,” menjawab keresahan petani mengenai ketersediaan bibit dan pupuk berkualitas.

Mohammad Saiin saat menyampaikan beberapa hal terkait persyaratan ekspor porang

Disampaikan oleh Mohammad Saiin, Komisaris PT. HAIKO penyebab fluktuasi harga porang adalah kriteria ekspor dan ketersediaan produk porang yang memenuhi syarat ekspor. Menjawab juga pentingnya registrasi lahan pagi petani pembudidaya porang, “Tolong para petani segera memperbarui registrasi lahannya di 2024 ini karena registrasi lahan hanya berlaku selama 2 tahun. Apabila lahan-lahan tersebut tidak teregistrasi artinya GAP (Good Agricultural Practices) tidak terpenuhi sehingga porang yang dihasilkan tidak bisa diterima pasar ekspor,” pungkasnya. © ryns/tph

Artikel DIALOG PERTANIAN DAN PENGOLAHAN HASIL PORANG UNTUK PENGUATAN EKSPOR pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
STUDI BANDING BERSAMA KTNA KECAMATAN BADEGAN DI PETERNAKAN GARUM FARM DAN BUDIDAYA IKAN ORIFISH KABUPATEN BLITAR https://pertanian.ponorogo.go.id/2023/11/studi-banding-bersama-ktna-kecamatan-badegan-di-peternakan-garum-farm-dan-budidaya-ikan-orifish-kabupaten-blitar/ Mon, 20 Nov 2023 01:03:47 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4958 PONOROGO – Sektor pertanian bukan hanya sekedar bercocok tanam di lahan, dalam Permentan Nomor 39 Tahun 2018 dijelaskan pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan bantuan teknologi, modal, […]

Artikel STUDI BANDING BERSAMA KTNA KECAMATAN BADEGAN DI PETERNAKAN GARUM FARM DAN BUDIDAYA IKAN ORIFISH KABUPATEN BLITAR pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO – Sektor pertanian bukan hanya sekedar bercocok tanam di lahan, dalam Permentan Nomor 39 Tahun 2018 dijelaskan pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan komoditas pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu agroekosistem. Untuk meningkatkan kemampuan di bidang peternakan dan perikanan, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Badegan melaksanakan kegiatan studi banding ke Peternakan Garum Farm dan Budidaya Ikan Orifish Blitar. Kegiatan studi banding ini dilaksanakan pada Sabtu, 18 November 2023, yang diikuti oleh seluruh anggota KTNA Kecamatan Badegan, yaitu Ketua Kelompok Tani se Kecamatan Badegan beserta PPL (Petugas Pertanian Lapang) dari BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Badegan dengan total peserta 72 orang.

Tujuan pertama yaitu di Peternakan Garum Farm yang merupakan peternakan domba. Di Garum Farm peserta mendapatkan sharing ilmu dari Yono selaku pengelola Garum Farm sejak awal didirikannya Garum Farm sampai bisa sebesar sekarang ini dengan jumlah domba sekitar 350 ekor.

Domba yang dipelihara di Peternakan Garum Farm

Yono menyampaikan bahwa pada tahun pertama domba makan manusia, tahun kedua domba makan domba, tahun ketiga domba makan silase. “Yang artinya, pada tahun pertama merupakan masa awal dimana untuk memberi pakan pada domba masih menggunakan uang pribadi, sedangkan tahun kedua para peternak harus menjual domba untuk dapat memberi pakan domba, kemudian di tahun ketiga sampai sekarang peternak sudah bisa memproduksi silase sendiri untuk pakan ternak,” ungkapnya.

Silase merupakan pakan hijauan ternak yang diawetkan yang disimpan dalam kantong plastik, atau silo, atau drum yang kedap udara, dan sudah terjadi proses fermentasi dalam keadaan tanpa udara atau anaerob. Proses silase ini melibatkan bakteri-bakteri atau mikroba yang membentuk asam susu, yaitu Lactid Acid dan Streptococcus yang hidup secara anerob dengan derajat keasaman 4 (pH 4). Bahan pembuatan silase terdiri dari batang/daun jagung (tebon), rumput, ramban, dan tetes untuk fementasi. Bahan tersebut dicacah dan disemprotkan tetes, lalu dimasukkan dan ditutup rapat dalam tong selama 30 hari.

Proses pembuatan silase

Tujuan selanjutnya yaitu ke Budidaya Ikan Orifish. Yogi selaku pengelola Orifish menjelaskan tips budidaya ikan Nila dengan menggunakan pakan ikan dari Bioflok. “Bioflok adalah pakan ikan yang berasal dari mikroba yang mengendap dalam air,” ujar Yogi.

Bioflok terbuat dari molase 100 ml, kapur dolomit 50 gram, garam grosok 1 kg, dan bubuk probiotik 2-3 gram setiap 1 m3 air. Cara pembuatan bioflok adalah masukkan aerasi dalam air, masukkan garam dan kapur bersamaan ke dalam air untuk membuat pH 7-8, masukkan molase, masukkan probiotik, kemudian diamkan selama 1 minggu untuk menumbuhkan Bakteri Lactobacillus. Dengan adanya Bioflok dalam kolam budidaya ikan, maka pemberian pakan cukup pada pagi dan sore hari. Bakteri ini dapat berfungsi sebagai pengurai dari kotoran ikan menjadi Bioflok sebagai sumber pakan ikan.

Yogi menjelaskan bioflok kepada peserta studi banding

Dari kegiatan studi banding ini banyak dari anggota KTNA Kecamatan yang termotivasi untuk menerapkan peternakan domba ataupun budidaya ikan dengan bioflok. Sudi banding KTNA diakhiri dengan berkunjung ke Kebun Buah Belimbing Moyoketen di Tulungagung. Semoga kegiatan studi banding ini bisa memberikan manfaat pada anggota KTNA Kecamatan Badegan dan dapat disampaikan pada anggota kelompok tani masing masing. (Salma Azizah)

Artikel STUDI BANDING BERSAMA KTNA KECAMATAN BADEGAN DI PETERNAKAN GARUM FARM DAN BUDIDAYA IKAN ORIFISH KABUPATEN BLITAR pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
KELOLA POTENSI RIMPANG YANG MELIMPAH, BPP NGEBEL IKUTI PELATIHAN PENGOLAHAN HASIL TANAMAN OBAT DI BBPP KETINDAN KABUPATEN MALANG https://pertanian.ponorogo.go.id/2023/11/kelola-potensi-rimpang-yang-melimpah-bpp-ngebel-ikuti-pelatihan-pengolahan-hasil-tanaman-obat-di-bbpp-ketindan-kabupaten-malang/ Tue, 07 Nov 2023 03:48:05 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4881 PONOROGO – BPP Ngebel yang diwakili oleh 2 orang PPL mengikuti Pelatihan Pengolahan Hasil Tanaman Obat di BBPP Ketindan Kabupaten Malang. Pelatihan tersebut digelar mulai hari Minggu (29/10/2023) hingga Jumat (3/11/2023). […]

Artikel KELOLA POTENSI RIMPANG YANG MELIMPAH, BPP NGEBEL IKUTI PELATIHAN PENGOLAHAN HASIL TANAMAN OBAT DI BBPP KETINDAN KABUPATEN MALANG pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO – BPP Ngebel yang diwakili oleh 2 orang PPL mengikuti Pelatihan Pengolahan Hasil Tanaman Obat di BBPP Ketindan Kabupaten Malang. Pelatihan tersebut digelar mulai hari Minggu (29/10/2023) hingga Jumat (3/11/2023). Kegiatan diawali dengan pendaftaran peserta yang berasal dari 22 Kabupaten/Kota se-Jawa Timur. Pelatihan tersebut resmi dibuka pada hari Senin (30/10/2023) oleh Kepala BBPP Ketindan Kabupaten Malang.

Dalam sambutannya, Sumardi Noor selaku Kepala BBPP Ketindan Kabupaten Malang menyampaikan ungkapan bahagianya karena setelah lama vakum, acara pelatihan seperti ini dapat kembali digelar. “Senang rasanya melihat Bapak-Ibu dapat menerima pelatihan ini, seperti yang kita tahu pandemi telah berakhir sehingga pelatihan tatap muka dapat digelar kembali,” ungkapnya.

Sambutan dari Kepala BBPP Ketindan

Pelatihan pengolahan tanaman obat dilaksanakan dengan metode orang dewasa (andragogi), melalui ceramah, diskusi kelompok, pemecahan masalah, dan diikuti dengan praktek pengolahan hasil di laboratorium. Materi disampaikan selama 3 hari dengan topik yang saling berkesinambungan, diantaranya:

  1. Nilai Tambah Tanaman Rimpang dan Pemasaran Produk Olahan
  2. Standarisasi Produk Perijinan dan Keamanan Pangan
  3. Pemilihan Bahan Baku Olahan Tanaman Obat
  4. Pengolahan Sirup Kapulaga
  5. Pengolahan Instan Rimpang
  6. Pengolahan Manisan Rimpang
  7. Pengolahan Suplemen Herbal
  8. Pengemasan Produk Pangan
  9. Analisis Usaha Produksi
Suasana kelas saat pemberian materi

Berdasarkan materi tersebut, peserta pelatihan diwajibkan mengikuti praktek dan unjuk kerja terhadap 5 materi dasar, diantaranya:

  1. Pengolahan Sirup Kapulaga
  2. Pengolahan Instan Rimpang
  3. Pengolahan Manisan Rimpang
  4. Pengolahan Suplemen Herbal
  5. Pengemasan Produk Pangan
Praktek pengolahan produk dari tanaman obat

            Antusiasme dan ketegangan peserta pelatihan terlihat saat pelaksanaan unjuk kerja pada hari Kamis (2/11/2023). Peserta yang terbagi menjadi 10 kelompok diwajibkan untuk mengolah 3 jenis olahan tanaman obat dalam waktu 1,5 jam. Dyah Arum, salah satu peserta asal Kabupaten Blitar mengaku tegang karena waktu yang singkat, sedangkan masing-masing olahan memiliki resiko kegagalan yang rentan. ”Saya sebagai salah satu PPL yang berkesempatan untuk mengikuti pelatihan ini amat senang karena mendapat pengalaman baru yang belum pernah saya ketahui sebelumnya, terlebih tidak hanya teori yang disampaikan di kelas namun juga praktek dan uji kemampuan yang membuat peserta tegang, cemas, dan takut saat menunggu giliran unjuk kerja,” ujarnya.

Foto bersama setelah penutupan pelatihan

Pelatihan resmi ditutup pada Jumat (3/11/2023) pukul 11.00 oleh Kepala BBPP Ketindan setelah evaluasi unjuk kerja usai. Peserta diminta untuk mengevaluasi hasil pelatihan melalui post test dan membuat rencana implementasi hasil pelatihan yang telah diterima. Rencana implementasi yang dibuat diharapkan dapat bermanfaat bagi petani binaan terlebih dapat mengelola potensi rimpang secara optimal serta informasi yang diterima dapat disebar luaskan, tidak hanya di tingkat BPP Ngebel. Septi Eliza M. H. yang merupakan PPL Kec. Ngebel sebagai salah satu delegasi Kabupaten Ponorogo dalam pelatihan tersebut merasa sangat terbantu karena pelatihan yang diterima. “Yaa, dari pelatihan ini kita jadi tahu banyak hal, mulai dari tanaman obat yang kualitasnya baik, khasiatnya, bagaimana cara mengelolanya, dan bagaimana dosis dalam mengonsumsinya. Ternyata cukup mudah membuatnya,” pungkasnya. (Qurota A’yun)

Artikel KELOLA POTENSI RIMPANG YANG MELIMPAH, BPP NGEBEL IKUTI PELATIHAN PENGOLAHAN HASIL TANAMAN OBAT DI BBPP KETINDAN KABUPATEN MALANG pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
GUNAKAN DRONE, PERTANIAN MUDAH DAN MENYENANGKAN https://pertanian.ponorogo.go.id/2023/11/gunakan-drone-pertanian-mudah-dan-menyenangkan/ Wed, 01 Nov 2023 01:37:19 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4867 PONOROGO – Pada Senin (30/10/2023) bertempat di Desa Glinggang Kecamatan Sampung dilakukan uji coba penyemprotan Pestisida ramah lingkungan dan pemupukan dengan menggunakan teknologi drone. Kegiatan ini diselenggarakan oleh PT. Agrofarm. […]

Artikel GUNAKAN DRONE, PERTANIAN MUDAH DAN MENYENANGKAN pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO – Pada Senin (30/10/2023) bertempat di Desa Glinggang Kecamatan Sampung dilakukan uji coba penyemprotan Pestisida ramah lingkungan dan pemupukan dengan menggunakan teknologi drone. Kegiatan ini diselenggarakan oleh PT. Agrofarm. Uji coba dilakukan di lahan sawah milik Tri Hariyanto (65 tahun) dan Imron (36 tahun) pengurus kelompok tani Tani Makmur Desa Glinggang Kecamatan Sampung.

Hadir di kesempatan ini direktur dari PT. Agrofarm-Tien Trisna Mardiana, General Manager, supervisor dan semua crew lapang field inspector dan agronomist dari PT. Agrofarm,  hadir juga POPT Kecamatan Sampung-Damun, Koordinator PP Kecamatan Sampung-Pramono, dan Koordinator PP Kecamatan Badegan-Arif Hariadi, beserta seluruh tim PPL, dan crew tekhnis drone dari PT. Smartect Indonesia. Tak ketinggalan seluruh petani peserta program P4 (Program Pemberdayaan Petani dalam Pemasyarakatan PHT) turut hadir menyaksikan kegiatan uji coba.

Direktur PT. Agrofarm Tien Trisna Mardiana bersama Koordinator PP Kec. Sampung & Kec. Badegan serta PPL

Kegiatan uji coba ini merupakan pengenalan teknologi yang siap menjawab tantangan sektor pertanian ke depan. Yaitu bahwa tenaga kerja di sektor pertanian makin berkurang dan minat generasi muda makin menurun. Dengan penggunaan drone untuk menyemprotkan pupuk dan pestisida pada tanaman maka akan mempermudah kerja petani dan dapat meningkatkan ketertarikan generasi muda pada dunia pertanian. Tien Trisna Mardiana menyebutnya sebagai terobosan, mensiasati tenaga kerja dengan teknologi.

Drone yang di uji coba merk AGRAS T20P ringan dan gesit, memiliki tangki berkapasitas 35 liter dengan mampu menyemprotkan hingga 12 L/menit. Lebar semprotan hingga 7 m,  kemampuan operasi terbang lapangan hingga 21 jam dengan jangkauan efisiensi pengoperasian seluas 4 ha/jam. Drone dapat dioperasikan dalam jarak 400 meter. Perangkat ini juga dapat dikendalikan dengan sistem autopilot.

Teknisi persiapan pengoperasian drone

Gordon, teknisi dari PT. Smartech Indonesia sebagai penyedia drone, menerangkan bahwa alat drone dilengkapi dengan system penyemprotan Atomisasi Ganda. “Dengan sistem ini drone dapat terbang dalam lintasan yang telah ditentukan secara otomatis. Juga dilengkapi radar Array bertahap aktif dan penglihatan teropong,  radar mampu mendeteksi hingga 50 m,” ungkapnya. Sistem ini mendukung banyak operasi melalui survey, pemetaan, penyemprotan dan penyebaran pupuk. Selain itu, drone juga dilengkapi sensor pada tangki supaya saat isi tangki mulai menipis maka drone otomatis mendarat untuk pengisian ulang. Modul Pengisian daya dapat dilepas sehingga dapat dihubungkan ke daya listrik.

Persiapan pupuk dalam tangki drone

Kegiatan ini juga merupakan rangkaian dari jejaring Kemitraan dari PT. Agrofarm melalui program Ortani kepada petani mitra di kelompok tani Tani Makmur Desa Glinggang, Kecamatan Sampung, serta pengenalan kawasan lahan dari Kegiatan Pemberdayaan Petani dalam Pemasyarakatan PHT (P4). Diharapkan kegiatan ini mampu meningkatkan motivasi, partisipasi dan kemampuan petani dalam pengelolaan agroekosistem sesuai dengan prinsip dasar PHT dan pertanian yang ramah lingkungan.

Saat uji coba drone di lahan seluas 1 Ha milik Tri Harianto, drone hanya membutuhkan waktu 21 menit, sedangkan percobaan pemupukan menggunakan pupuk NPK C1 sebanyak 25 Kg dari PT. Agrofarm di lahan Imron seluas 1 Ha hanya membutuhkan waktu penyebaran 20 menit.

Drone sedang beroperasi

Uji coba penyemprotan yang mengkolaborasikan antara penggunaan pupuk yang ramah lingkungan dengan teknologi drone untuk efisiensi tenaga kerja adalah gambaran yang ideal pertanian maju dan modern. Seperti ungkapan dari Damun selaku petugas POPT Kecamatan Sampung, menjadikan pertanian yang mudah dan menyenangkan.

(ULFA/PPL Sampung)

Artikel GUNAKAN DRONE, PERTANIAN MUDAH DAN MENYENANGKAN pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
FFD DEMPLOT JAGUNG VARIETAS NK NAGA DI DESA TRANJANG KECAMATAN SIMAN https://pertanian.ponorogo.go.id/2023/10/ffd-demplot-jagung-varietas-nk-naga-di-desa-tranjang-kecamatan-siman/ Mon, 23 Oct 2023 00:34:08 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4860 PONOROGO – Kamis, 19 Oktober 2023, BPP Kecamatan Siman menghadiri Farm Field Day (FFD) atau Hari Temu Lapang yang diselenggarakan oleh PT. Syngenta di Desa Tranjang. Kegiatan FFD ini dihadiri […]

Artikel FFD DEMPLOT JAGUNG VARIETAS NK NAGA DI DESA TRANJANG KECAMATAN SIMAN pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO – Kamis, 19 Oktober 2023, BPP Kecamatan Siman menghadiri Farm Field Day (FFD) atau Hari Temu Lapang yang diselenggarakan oleh PT. Syngenta di Desa Tranjang. Kegiatan FFD ini dihadiri oleh karyawan-karyawati BPP Kecamatan Siman, Kepala Desa Tranjang, dan Regional Sales Representative Jawa Timur dari PT Syngenta. Sebanyak 142 petani yang berasal dari Kecamatan Siman, Pulung dan Sawoo juga hadir dalam acara ini.

Sambutan Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Siman

Acara FFD diawali dengan kunjungan lapang ke sawah Ismanto yang merupakan lahan demonstrasi plot (demplot) tanaman jagung varietas NK Naga. Petani diajak untuk melihat langsung bagaimana pertumbuhan tanaman dan bonggol jagung yang siap panen. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari Regional Sales Representative Jawa Timur PT. Syngenta dilanjut sambutan Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Siman, lalu pemaparan materi.

Pemaparan materi oleh PT. Syngenta dan pemaparan testimoni oleh petani

Budi Danang Arifin selaku narasumber dari PT. Syngenta memperkenalkan varietas NK Naga yang memiliki karakteristik yakni tahan terhadap kekeringan, tahan penyakit bulai dan busuk batang dengan umur panen 110 HST di dataran rendah, serta cocok ditanam di tanah sawah setelah padi dan tanah tegalan. Rekomendasi jarak tanam 70 x 20 cm dengan kebutuhan benih 17 kg/Ha. Adapun potensi hasil panen NK Naga yakni sebesar 14,11 Ton/Ha (KA 15%) dan rata-rata hasil panen sebesar 12,44 Ton/Ha (KA 15%).

Penyerahan hadiah dari PT. Syngenta kepada petani

Ismanto memaparkan bahwa dalam budidaya jagung NK Naga yang dilakukannya, per kotak atau 1.400 m2 ia memerlukan 2,5 kg benih jagung NK Naga, pupuk urea sebanyak 90 kg dan 85 kg, pupuk KNO3, pupuk kompos dan insektisida untuk pengendalian OPT dengan total biaya yang ia keluarkan sebesar Rp. 3.260.000,- termasuk tenaga kerja. Hasil panen yang ia peroleh sebesar 1,74 ton jagung pipil basah, harga jual sebesar Rp 4.700/kg pipil basah sehingga memperoleh pendapatan kotor sebesar Rp 8.178.000,- dan keuntungan bersih yang ia dapatkan sebesar Rp 4.918.000,-.

Foto bersama setelah kunjungan lapang lahan demplot jagung varietas NK Naga

“Kita sebagai petani apabila menggunakan varietas unggul, menerapkan teknik budidaya dan pemeliharaan tanaman jagung yang tepat maka InsyaAllah akan diperoleh hasil yang optimal pula,” ujarnya. Dengan diadakannya FFD ini diharapkan petani bijak dalam pemilihan varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan sesuai dengan kondisi lahan serta mampu melakukan teknik budidaya yang baik agar mendapatkan hasil panen yang optimal. (Linda Luvi)

Artikel FFD DEMPLOT JAGUNG VARIETAS NK NAGA DI DESA TRANJANG KECAMATAN SIMAN pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
SENTRA PRODUKSI GULA AREN DI PENJURU DESA TALUN, KECAMATAN NGEBEL KABUPATEN PONOROGO https://pertanian.ponorogo.go.id/2023/10/sentra-produksi-gula-aren-di-penjuru-desa-talun-kecamatan-ngebel-kabupaten-ponorogo/ Wed, 18 Oct 2023 08:16:28 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4848 PONOROGO – Senin, 16 Oktober 2023 pukul 08.30 WIB tim Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Ngebel laksanakan peninjauan lapang ke beberapa tempat produksi gula aren di Dukuh Sedayu, Desa Talun, […]

Artikel SENTRA PRODUKSI GULA AREN DI PENJURU DESA TALUN, KECAMATAN NGEBEL KABUPATEN PONOROGO pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO – Senin, 16 Oktober 2023 pukul 08.30 WIB tim Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Ngebel laksanakan peninjauan lapang ke beberapa tempat produksi gula aren di Dukuh Sedayu, Desa Talun, Kecamatan Ngebel. Dukuh Sedayu merupakan salah satu dukuh di penjuru Kecamatan Ngebel yang menjadi sentra produksi gula aren dalam bentuk cetak maupun tabur (gula semut). Hampir setiap rumah di lingkungan tersebut memiliki pohon aren, baik di lahan pekarangan maupun di lahan tegal. Beberapa rumah juga menjadi tempat pengolahan nira aren menjadi gula yang siap konsumsi.

Tanaman aren atau yang bernama latin Arenga pinnata Merr. merupakan tanaman dari family palem-paleman yang memiliki tingkat adaptifitas cukup tinggi. Hal tersebut sesuai dengan kondisi lapang di Dukuh Sedayu dimana tanaman aren dapat tumbuh dengan baik di ketinggian lebih dari 1.100 mdpl. Tanaman aren di Dukuh Sedayu, mulai berbunga dan menghasilkan buah yang biasa disebut dengan kolang-kaling setelah berumur 10-15 tahun ke atas. Setelah menghasilkan buah pertama, aren baru dapat memproduksi nira yang menjadi bahan dasar pembuatan gula aren. Sunarti, salah satu petani aren Dukuh Sedayu juga menuturkan hal yang selaras. “Aren itu hanya dapat menghasilkan kolang-kaling satu kali mbak, kemudian setelah 3-4 bulan akan muncul manggar (bunga) yang menghasilkan nira aren yang kemudian diproses menjadi gula aren,” ungkapnya.

Pohon aren

Pemrosesan gula aren di Dukuh Sedayu masih menggunakan metode konvensional. Pertama-tama nira diambil dari pohon menggunakan bumbung. Setiap pohon paling sedikit mampu menghasilkan 2 liter nira. Nira yang telah dipanen atau yang disebut badeg harus segera diproses agar tidak menghasilkan alkohol karena proses fermentasi yang nantinya akan memengaruhi cita rasa gula aren yang dihasilkan. Nira kemudian dimasak di atas tungku hingga mengental. Gula yang mengental kemudian dicetak menggunakan bathok kelapa hingga mengeras dan selanjutnya dibungkus sesuai dengan permintaan pasar.

Sunarti sedang mengolah nira menjadi gula aren

Proses penyusutan dari kondisi cair hingga mengental bergantung pada musim saat nira tersebut dipanen. Pada musim penghujan, nira yang dihasilkan lebih banyak namun penyusutannya mencapai 75%, sedangkan pada musim kemarau penyusutannya hanya sebesar 40%. Muhsin selaku PPL Desa Talun menyebutkan perbedaan tersebut dipengaruhi oleh curah hujan yang meningkat di musim penghujan. ”Curah hujan yang meningkat secara tidak langsung juga mempengaruhi rendemen yang dihasilkan. Semakin tinggi curah hujan, hasil nira semakin banyak namun penyusutannya juga tinggi dan berlaku sebaliknya pada musim kemarau,” paparnya.

Menikmati kopi cokot, salah satu cara mengkonsumsi gula aren

Gula aren yang dihasilkan petani aren Dukuh Sedayu saat ini masih bergantung pada tengkulak, meskipun terdapat beberapa produsen yang telah dapat memasarkan sendiri gula aren secara luas melalui media offline maupun online. Hal tersebut dikarenakan petani gula aren didominasi oleh petani berusia lanjut. Selanjutnya diharapkan ada upaya tindak lanjut yang melibatkan petani muda, sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas (Qurota A’yun)

Artikel SENTRA PRODUKSI GULA AREN DI PENJURU DESA TALUN, KECAMATAN NGEBEL KABUPATEN PONOROGO pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
SL-PHT TEMBAKAU DI DESA BITING, WUJUDKAN PERTANIAN ORGANIK RAMAH LINGKUNGAN https://pertanian.ponorogo.go.id/2023/10/sl-pht-tembakau-di-desa-biting-wujudkan-pertanian-organik-ramah-lingkungan/ Tue, 17 Oct 2023 01:33:55 +0000 https://pertanian.ponorogo.go.id/?p=4840 PONOROGO – Desa Biting merupakan desa sentra budidaya tembakau di Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo. Tembakau produksi Desa Biting mayoritas merupakan jenis Tembakau Kedu yang sudah dijual ke berbagai kota. Dalam […]

Artikel SL-PHT TEMBAKAU DI DESA BITING, WUJUDKAN PERTANIAN ORGANIK RAMAH LINGKUNGAN pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>
PONOROGO – Desa Biting merupakan desa sentra budidaya tembakau di Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo. Tembakau produksi Desa Biting mayoritas merupakan jenis Tembakau Kedu yang sudah dijual ke berbagai kota. Dalam praktik budidaya tembakau, petani juga dihadapkan dalam pengendalian hama penyakit. Untuk membantu petani tembakau di Desa Biting dalam pengendalian hama dan penyakit, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo melalui Bidang Perkebunan melaksanakan SL-PHT (Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu) Tanaman Tembakau di Kelompok Tani Enggal Makmur.

PHT (Pengendalian Hama Terpadu) adalah suatu cara pendekatan/cara berfikir/falsafah pengendalian hama yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang bertanggungjawab. Adapun sasaran dari PHT adalah produktivitas pertanian tinggi, kesejahteraan petani meningkat, populasi dan kerusakan hama tetap berada pada aras (tingkatan) yang secara ekonomis tidak merugikan, serta kualitas dan keseimbangan lingkungan terjamin dalam usaha mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan.

Didik saat menyampaikan materi

SL-PHT Tanaman Tembakau di Kelompok Tani Enggal Makmur dilaksanakan selama 5 kali pertemuan. Pada pertemuan kedua hari Jumat, 13 Oktober 2023, telah dilaksanakan dengan materi Pembuatan Agen Pengendali Hayati (APH). Endah Widuri selaku Kepala Bidang Perkebunan Dipertahankan Kabupaten Ponorogo mengajak peserta untuk mempraktekkan hasil SL-PHT ini. “Mari kita menerapkan pertanian yang ramah lingkungan dengan pertanian organik, salah satunya dengan pembuatan APH,” ujarnya.

Agen Pengendali Hayati adalah setiap organisme atau mahluk hidup, terutama serangga, cendawan/jamur, cacing, bakteri, virus dan binatang lainnya yang dapat dipergunakan untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Pada dasarnya, agen hayati dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu: predator, parasitoid, patogen serangga, dan antagonis patogen tumbuhan. Pada SL-PHT kali ini peserta SL-PHT diajarkan cara membuat APH jamur Beauveria bassiana, bakteri Pseudomonas dan jamur Trichoderma.

Didik, Petugas POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman) Perkebunan Kabupaten Ponorogo bersama dengan peserta SL-PHT Tanaman Tembakau mempraktikkan pembuatan APH dengan seksama. Bahan yang dibutuhkan pada pembuatan APH adalah:

  1. Jamur Beauveria bassiana: beras jagung
  2. Bakteri Pseudomonas: usus ayam 1 kg, air 5 L, terasi 3 buah
  3. Jamur Trichoderma: spons, tepung beras 50 gram, air kelapa 400 ml
Petani praktek membuat APH

Dengan kegiatan SL-PHT pembuatan APH ini diharapkan petani dapat membuat sendiri APH untuk diaplikasikan di lahannya masing-masing. APH adalah musuh alami bagi hama dan penyakit di lahan pertanian dan perkebunan, sehingga aplikasi APH di lahan ini harapannya dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia untuk mewujudkan pertanian ramah lingkungan. (Salma Azizah)

Artikel SL-PHT TEMBAKAU DI DESA BITING, WUJUDKAN PERTANIAN ORGANIK RAMAH LINGKUNGAN pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.

]]>