KELOLA POTENSI RIMPANG YANG MELIMPAH, BPP NGEBEL IKUTI PELATIHAN PENGOLAHAN HASIL TANAMAN OBAT DI BBPP KETINDAN KABUPATEN MALANG

PONOROGO – BPP Ngebel yang diwakili oleh 2 orang PPL mengikuti Pelatihan Pengolahan Hasil Tanaman Obat di BBPP Ketindan Kabupaten Malang. Pelatihan tersebut digelar mulai hari Minggu (29/10/2023) hingga Jumat (3/11/2023). Kegiatan diawali dengan pendaftaran peserta yang berasal dari 22 Kabupaten/Kota se-Jawa Timur. Pelatihan tersebut resmi dibuka pada hari Senin (30/10/2023) oleh Kepala BBPP Ketindan Kabupaten Malang.

Dalam sambutannya, Sumardi Noor selaku Kepala BBPP Ketindan Kabupaten Malang menyampaikan ungkapan bahagianya karena setelah lama vakum, acara pelatihan seperti ini dapat kembali digelar. “Senang rasanya melihat Bapak-Ibu dapat menerima pelatihan ini, seperti yang kita tahu pandemi telah berakhir sehingga pelatihan tatap muka dapat digelar kembali,” ungkapnya.

Sambutan dari Kepala BBPP Ketindan

Pelatihan pengolahan tanaman obat dilaksanakan dengan metode orang dewasa (andragogi), melalui ceramah, diskusi kelompok, pemecahan masalah, dan diikuti dengan praktek pengolahan hasil di laboratorium. Materi disampaikan selama 3 hari dengan topik yang saling berkesinambungan, diantaranya:

  1. Nilai Tambah Tanaman Rimpang dan Pemasaran Produk Olahan
  2. Standarisasi Produk Perijinan dan Keamanan Pangan
  3. Pemilihan Bahan Baku Olahan Tanaman Obat
  4. Pengolahan Sirup Kapulaga
  5. Pengolahan Instan Rimpang
  6. Pengolahan Manisan Rimpang
  7. Pengolahan Suplemen Herbal
  8. Pengemasan Produk Pangan
  9. Analisis Usaha Produksi
Suasana kelas saat pemberian materi

Berdasarkan materi tersebut, peserta pelatihan diwajibkan mengikuti praktek dan unjuk kerja terhadap 5 materi dasar, diantaranya:

  1. Pengolahan Sirup Kapulaga
  2. Pengolahan Instan Rimpang
  3. Pengolahan Manisan Rimpang
  4. Pengolahan Suplemen Herbal
  5. Pengemasan Produk Pangan
Praktek pengolahan produk dari tanaman obat

            Antusiasme dan ketegangan peserta pelatihan terlihat saat pelaksanaan unjuk kerja pada hari Kamis (2/11/2023). Peserta yang terbagi menjadi 10 kelompok diwajibkan untuk mengolah 3 jenis olahan tanaman obat dalam waktu 1,5 jam. Dyah Arum, salah satu peserta asal Kabupaten Blitar mengaku tegang karena waktu yang singkat, sedangkan masing-masing olahan memiliki resiko kegagalan yang rentan. ”Saya sebagai salah satu PPL yang berkesempatan untuk mengikuti pelatihan ini amat senang karena mendapat pengalaman baru yang belum pernah saya ketahui sebelumnya, terlebih tidak hanya teori yang disampaikan di kelas namun juga praktek dan uji kemampuan yang membuat peserta tegang, cemas, dan takut saat menunggu giliran unjuk kerja,” ujarnya.

Foto bersama setelah penutupan pelatihan

Pelatihan resmi ditutup pada Jumat (3/11/2023) pukul 11.00 oleh Kepala BBPP Ketindan setelah evaluasi unjuk kerja usai. Peserta diminta untuk mengevaluasi hasil pelatihan melalui post test dan membuat rencana implementasi hasil pelatihan yang telah diterima. Rencana implementasi yang dibuat diharapkan dapat bermanfaat bagi petani binaan terlebih dapat mengelola potensi rimpang secara optimal serta informasi yang diterima dapat disebar luaskan, tidak hanya di tingkat BPP Ngebel. Septi Eliza M. H. yang merupakan PPL Kec. Ngebel sebagai salah satu delegasi Kabupaten Ponorogo dalam pelatihan tersebut merasa sangat terbantu karena pelatihan yang diterima. “Yaa, dari pelatihan ini kita jadi tahu banyak hal, mulai dari tanaman obat yang kualitasnya baik, khasiatnya, bagaimana cara mengelolanya, dan bagaimana dosis dalam mengonsumsinya. Ternyata cukup mudah membuatnya,” pungkasnya. (Qurota A’yun)