GENERASI MUDA PUNYA PERAN UTAMA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN PERKEBUNAN

PONOROGO – Senin, 13 November 2023, aging farmer atau dengan kata lain penuaan petani sudah menjadi perhatian serta keseriusan bagi negara-negara internasional khususnya Pemerintah Indonesia sebagai negara agraris. Hal yang dihadapi pada saat ini adalah permasalahan penurunan jumlah tenaga kerja pertanian secara umum. Banyak alasan yang terlontarkan dan mendasari dari generasi muda tidak mau bekerja di sektor pertanian, diantaranya kurang bergengsi dan yang lebih serius adalah kurang bisa memberikan imbalan yang memadai serta cara pandang tenaga kerja muda telah berubah di era perkembangan masyarakat post modern. Tetapi di sisi lain masih ada generasi muda yang termotivasi dan berminat menjadi petani muda modern.

Tanaman kopi yang dibudidayakan M. Harjo Adi Wianto

M. Harjo Adi Wianto (24) merupakan salah satu dari generasi muda melenial di Kabupaten Ponorogo yang masih tetap eksis terhadap perkembangan dan kemajuan sektor pertanian, khususnya budidaya kopi. Meskipun pada awalnya usaha dan keinginan tersebut kurang direstui oleh kedua orang tuanya, dengan tekat kuat dan ingin meyakinkan orang tuanya, menjadi motivasi dalam mengembangkan potensi wilayah yang sudah ada. Sarjana Ekonomi yang telah diamanatkan di pundaknya tidak menjadikan hambatan di dalam berinvestasi pada bidang perkebunan. Adi, panggilan akrab di kesehariannya, adalah anak petani yang dibesarkan pada lingkungan masyarakat pertanian tepatnya di Desa Pudak Wetan Kecamatan Pudak. Sebelum melangkahkan kakinya untuk berbudidaya kopi, tepatnya pada bulan November 2020, ada keinginan kuat untuk mencoba membuat kopi bubuk arabika dan robusta yang bahan bakunya diambil dari tanaman sekitar dengan jumlah sangat minim. Berjalannya waktu, lambat laun permintaan akan kopi bubuk terus meningkat dan ketersediaan bahan baku tidak mencukupi. “Hal ini menjadi problem tersendiri serta perlu pengkajian ulang dalam upaya mengantisipasi agar usaha saya bisa berjalan secara kontinyu dan berkelanjutan,” ujarnya.

Pengalaman secara otodidak dan keinginan belajar yang cukup kuat untuk berbudidaya kopi selama ini didapatkan dari orang tuanya serta pegiat kopi yang ada di Ponorogo. Pengalaman tersebut dimulai dari pemilihan bibit sebagai benih kopi berkualitas, pengelolaan kebun, budidaya, sampai pasca panen. Saat ini Adi membangun kedai kopi yang dinamai Kopinini. Hal ini merupakan bukti konsistensinya membangun perkopian Ponorogo. Adi juga menjadikan kedai Kopinini sebagai tempat ajang diskusi bagi pegiat kopi dalam rangka mengangkat kopi Ponorogo sebagai kopi yang perlu dibanggakan.

Kopi bubuk produksi M. Harjo Adi Wianto

Selama kurang lebih 4 tahun terakhir tanaman kopi dari varietas robusta yang ditanamnya sudah memasuki umur 3 tahun dan sudah mulai nampak adanya tanda-tanda keberhasilan. Kebutuhan bibit didapatkan dari pohon induk yang ada di lahan sekitar untuk kemudian disemai. “Dari persemaian yang ada, selain untuk menyukupi kebutuhan benih di kebun sendiri, sebagian juga saya berikan kepada warga sekitar yang membutuhkan untuk ditanam sebagai perluasan areal kebun kopi di wilayah Pudak,” lanjutnya.

Permintaan kopi arabika saat ini banyak mengalami kendala. Sebelum covid-19, kopi dengan rasa khasnya masih bisa didapatkan, tetapi pada dua tahun terakhir untuk mendapat biji kopi arabika dengan karakteristiknya cukup susah. Ditambah lagi adanya perubahan iklim saat ini secara signifikan akan memberikan dampak langsung terhadap produktivitas kopi yang tidak pernah dialami pada tahun sebelumnya. “Selain itu, permintaan green bean sebagai bahan baku rosbean dari para pengelola cafe di sekitaran kota Pononorogo cukup banyak,” tambahnya.

Warkop Kopinini milik M. Harjo Adi Wianto

Sebelum mengakhiri obrolan, Adi menyampaikan harapannya kepada para pemuda agar mau bergelut di dunia pertanian, dikarenakan pertanian merupakan dunia kerja yang menjanjikan dan penuh tantangan. Agar berhasil dalam bidang pertanian, perlu motivasi dan inovasi untuk bisa mewujudkan produk perkebunan yang berkualitas dan harga yang menjanjikan. @nyelira3