Artikel REFRESHER TRAINING KOORDINATOR iSIKHNAS KABUPATEN/KOTA REGIONAL BBVET WATES YOGYAKARTA pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Dalam sambutannya, Hendra Wibawa selaku Kepala BBVet Wates menyampaikan bahwa koordinator iSIKHNAS kabupaten/kota mempunyai peranan penting untuk menyajikan dan mengolah data kesehatan hewan dari lapang sehingga bisa memberikan bahan kebijakan dalam bidang peternakan dan Kesehatan hewan. “Acara pelatihan refresher iSIKHNAS semoga bisa menjadikan momen dimana koordinator isikhnas kabupaten/kota bisa kembali belajar dan mengingat modul-modul isikhnas yang berguna untuk penyajian data-data kesehatan hewan,” ungkapnya.
Pelatihan refresher iSIKHNAS diikuti oleh koordinator iSIKHNAS kabupaten/kota yang masuk di regional BBVet Wates (Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur). Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari, dengan kegiatan di hari pertama pemaparan materi dari Fasilitator iSIKHNAS dalam hal ini adalah seluruh Koordinator iSIKHNAS Provinsi regional BBVet. Selanjutnya pada hari kedua para peserta di buat kelompok untuk nantinya bisa mempresentasikan hasil analisis data pelaporan dari lapangan baik analisis temporal maupun analisis spasial. Adapaun topik yang disampaikan secara berkesinambungan, diantaranya:
Pelatihan ditutup pada Kamis (16/11/2023) pukul 12.00 oleh Koordinator iSIKHNAS Regional BBVet Wates Basuki Rachmad, “Semoga pelatihan refresher iSIKHNAS ini bisa menambah pengetahuan para koordinator iSIKHNAS dan bisa mengaplikasikan dan menyebarluaskan informasi tentang pelaporan kesehatan hewan kepada seluruh user/pengguna iSIKHNAS, sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan nomor 6746/kpts/ot.050/f/06/2022 tentang Standar Operasional Prosedur Pelaporan dan Monitoring Penyakit Hewan Melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS),” ucapnya. Roiin Umayya yang merupakan Koordinator iSIKHNAS Kabupaten Ponorogo sebagai salah satu delegasi Kabupaten Ponorogo dalam pelatihan tersebut berharap semoga sistem pelaporan melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS) bisa optimal dilaksanakan oleh para pengguna iSIKHNAS dan lebih bermafaat. (Roiin Umayya)
Artikel REFRESHER TRAINING KOORDINATOR iSIKHNAS KABUPATEN/KOTA REGIONAL BBVET WATES YOGYAKARTA pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel MEMBUAT PAKAN KOMPLIT (COMPLETE FEED) UNTUK TERNAK DOMBA/KAMBING pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Pelatihan dimulai pukul 08.30 diawali sambutan dari Koordinator PP Kec. Babadan dan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Wardoyo selaku narasumber dan PPL wilbin Desa Trisono. Wardoyo memaparkan saat ini di Desa Trisono banyak sekali pemuda milenial yang mengembangkan ternak domba atau kambing. Hal ini juga didukung oleh pemerintah desa untuk penyediaan lahan untuk pembudidayaan pakan atau rumput.
Wardoyo melanjutkan bahwa definisi pakan komplit (complete feed) adalah pakan yang lengkap yang mampu memenuhi kebutuhan zat gizi ternak yang merupakan kombinasi dari pakan hijauan berserat tinggi dan pakan konsentrat, serta pakan suplemen. “Pakan ini mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan ternak, yaitu protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan serat. Keuntungan dari pakan komplit adalah nutrisi seimbang, efisien dalam pemberian pakan, dan hewan menjadi sehat,” ujarnya.
Adapun alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat pakan complet feed adalah sebagai berikut.
Bahan:
Alat:
Adapun cara membuatnya adalah sebagai berikut:
Setelah 14 hari fermentasi pakan komplit siap diberikan ke ternak domba/kambing. Takaran pemberian pakan komplit adalah 3 – 5% dari bobot ternak dan diberikan 2 kali sehari. Setelah pemberian pakan, drum plastik ditutup lagi rapat-rapat agar udara luar tidak masuk. “Dengan perlakuan yang benar pakan komplit ini dapat bertahan selama 1 tahun,” pungkasnya. (Binti Masnunah)
Artikel MEMBUAT PAKAN KOMPLIT (COMPLETE FEED) UNTUK TERNAK DOMBA/KAMBING pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel PELATIHAN PEMBUATAN FERMENTASI PAKAN TERNAK pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Fermentasi pakan ternak atau yang biasa disebut silase adalah pakan hijau ternak yang diawetkan melalui proses fermentasi yang disimpan dalam kantong plastik kedap udara atau silo atau drum sehingga dapat disimpan dalam waktu lama.
“Pembuatan silase bertujuan agar kualitas hijauan pakan ternak masih bagus dan tahan lama sehingga pakan dapat diberikan pada musim apapun khususnya ketika musim kemarau atau minim pakan,” ujar Dimas Kukuh Satria Tama.
Adapun langkah-langkah pembuatan silase dalam pelatihan ini yakni, pemilihan pakan hijauan ternak yang segar kemudian dicacah terlebih dahulu. Selanjutnya dilarutkan tetes 20 mL dan dekomposer 20 mL ke dalam air 550 mL. Cacahan hijauan dimasukkan ke dalam drum, lalu dibuat lapisan pakan hijauan ditaburi bekatul lalu disiram larutan dekomposer, langkah tersebut diulangi hingga drum terisi penuh. Isian pakan hijau di dalam drum dipadatkan dengan cara agar tidak ada udara yang masuk (kedap udara) karena proses fermentasi dilakukan dalam kondisi anaerob atau tanpa oksigen. Kemudian drum berisi pakan ditutup rapat dan difermentasi hingga 21 hari siap digunakan. Silase yang sudah jadi dapat diberikan pada ternak sebagai pakan dan dapat disimpan 6-7 bulan lamanya.
Agus Setya Suprapta menjelaskan bahwa silase memiliki beberapa kelebihan yakni mengandung sejumlah asam organik yang dapat menjaga keseimbangan mikroorganisme dalam rumen (perut) ternak, memudahkan penyediaan dan penyimpanan pakan serta menambah nutrisi pakan.
“Dengan metode ini juga lebih mudah membuat ternak menyerap nutrisi karena nutrisi sudah terurai dibandingkan dengan hijauan segar,” tambahnya.
Pelatihan pembuatan fermentasi pakan ternak ini diharapkan mampu mengatasi kesulitan pakan saat musim kemarau, meningkatkan kualitas ternak sehingga dapat menambah harga jual dan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak. (Linda)
Artikel PELATIHAN PEMBUATAN FERMENTASI PAKAN TERNAK pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel BIMTEK DAN PENYERAHAN BANTUAN PENGEMBANGAN TERNAK RUMINANSIA DI KELOMPOK TANI SRI KATON BANJAREJO PUDAK pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Bimtek tersebut dihadiri oleh beberapa narasumber, yaitu dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh Kusdiyarto selaku Kepala Bidang Perbibitan, Pakan, dan Produksi Peternakan; Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kab. Ponorogo, Masun, dan perwakilan dari PT. Nestle, Ali.
Bimtek tersebut dilaksanakan karena Jawa Timur memiliki potensi dalam pengembangan ternak ruminansia perah, salah satunya Kabupaten Ponorogo. Utamanya Kecamatan Pudak yang memiliki potensi terbesar. Kusdiyarto mengatakan bahwa adanya pandemi PMK sangat berdampak pada peternak di Kecamatan Pudak, sehingga para peternak mengalami kerugian yang cukup besar. “Oleh sebab itu, adanya bantuan pengembangan ruminansia perah ini agar dapat dijadikan stimulan. Sehingga peternak-peternak di Kecamatan Pudak memiliki gairah lagi dalam mengembangkan usahanya,” lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut, Ali dari PT. Nestle Indonesia memberikan materi tentang Pertanian Regeneratif, yaitu menghidupkan tanah untuk sumber pangan yang sehat. Fokus pertanian regeneratif adalah dengan melakukan tumpang sari serta pengolahan limbah kotoran hewan. Limbah kotoran hewan dapat dilakukan dengan dikembalikannya ke lahan, yaitu dengan pembuatan slurry pitt ataupun bisa juga dengan pemanfaatan biogas. “Dengan lingkungan yang sehat, maka akan menghasilkan usaha sapi perah yang berdaya saing dan berkelanjutan. Jaga susu, jaga sapi, dan jaga semesta,” ungkap Ali.
Setelah dilakukan bimtek, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur langsung meluncur ke lokasi Kelompok Tani Sri Katon untuk melakukan serah terima bantuan sapi perah sejumlah 10 ekor. Sapi yang diberikan sudah mendapatkan vaksin aftogen 1 dan 2, yaitu dengan ditandai dengan pemberian eartag di telinga sapi. (Risma H. Y.)
Artikel BIMTEK DAN PENYERAHAN BANTUAN PENGEMBANGAN TERNAK RUMINANSIA DI KELOMPOK TANI SRI KATON BANJAREJO PUDAK pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel PELATIHAN FERMENTASI PAKAN TERNAK DAN PENGOLAHAN KAMBING DI DESA GAJAH pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Peserta dari pelatihan adalah petani-peternak sejumlah 30 orang yang merupakan anggota kelompok tani di Desa Gajah. Pada hari pertama, penyuluh pertanian Desa Gajah, Khoirul Anwar memberikan materi tentang praktik pembuatan bokashi dari bahan kotoran sapi, kotoran kambing dan jerami. Sedangkan pada hari kedua, pelatihan diisi oleh Mulijadi selaku Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Sambit dengan materi praktik pembuatan fermentasi pakan ternak.
Fermentasi pakan ternak merupakan cara pengolahan pakan ternak yang melalui proses amoniasi untuk menjaga kandungan nutrisi dalam pakan ternak khususnya yang memiliki masa hidup pendek seperti hijauan dapat bertahan dalam waktu yang lebih lama.
Pakan fermentasi ini juga sering disebut dengan silase untuk ternak ruminansia. Silase adalah makanan ternak yang diolah dengan bantuan jasad renik sehingga kaya kadar air. Tujuan utama peternak memberikan pakan fermentasi adalah untuk memaksimumkan pengawetan kandungan nutrisi yang tersedia pada makanan hijauan atau bahan pakan ternak lainnya, supaya bisa disimpan dalam kurun waktu yang lama, untuk kemudian diberikan sebagai pakan bagi ternak.
Mulijadi menyampaikan bahwa jika dibandingkan dengan pakan alami yang diberikan langsung pada kambing ternak, pakan fermentasi mempuyai beberapa kelebihan.
“Diantaranya adalah dapat memperbaiki sistem pencernaan pada kambing, menambah nafsu makan, membuat kambing ternak cepat gemuk atau bertambah bobot secara alami dan sehat, serta mampu meningkatkan produksi susu pada kambing, terutama pada kambing etawa,” ujarnya.
“Kualitas hewan ternak akan semakin baik dan itu jelas akan berdampak pada nilai jual yang mengalami peningkatan, ini dikarenakan kondisi ternak tersebut sehat, gemuk dan memiliki berat yang maksimal, sehingga omset penjualan ternak pun akan meningkat,” pungkasnya. (rindriapraja)
Artikel PELATIHAN FERMENTASI PAKAN TERNAK DAN PENGOLAHAN KAMBING DI DESA GAJAH pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel KTNA KECAMATAN MLARAK STUDI PENGALAMAN KE EL FARM YANG SUKSES KEMBANGKAN PETERNAKAN KAMBING MENJADI WISATA EDUKASI pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Kegiatan studi pengalaman KTNA Kecamatan Mlarak ini dipimpin langsung oleh Ketua KTNA Kecamatan Mlarak Bahroni, ikut serta Koordinator PPL Kecamatan Mlarak Sudjono, Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) se-Kecamatan Mlarak, seluruh anggota KTNA Kecamatan Mlarak dan Ketua Gapoktan se-Kecamatan Mlarak.
Mengawali kegiatan, dalam sambutannya Koordinator PPL Kecamatan Mlarak Sudjono, mengucapkan Kulo Nuwun, memperkenalkan stakeholder terkait yang ikut serta bersama rombongan. Lebih lanjut beliau mengatakan maksud dan tujuan studi pengalaman ke El Farm untuk Ngangsu Kawruh belajar terkait dengan keberhasilan P4S El Farm dalam mengembangkan peternakan kambing menjadi wisata edukasi.
“Mengingat potensi ternak kambing di Kecamatan Mlarak sangatlah besar, beliau juga berharap studi pengalaman ini dapat memberikan manfaat yang besar pula bagi peserta rombongan ke depan,” imbuhnya.
Owner El Farm Sudarmaji Gojis menyambut baik maksud dan tujuan KTNA Kecamatan Mlarak dan mengucapkan selamat datang untuk peserta rombongan studi pengalaman. Beliau berharap dengan adanya studi pengalaman ini nantinya bisa bertukar pikiran, belajar bersama terkait dengan pengembangan peternakan kambing menjadi wisata edukasi.
Meski latar belakangnya ilmu teknik sipil, namun kini Sudarmaji yang akrab disapa Gojis bisa disebut sebagai peternak kambing yang sukses, di kampung kelahirannya daerah Kunden, Kelurahan Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman. Padahal pria alumnus FNT Jurusaan Teknik Sipil UGM angkatan 1992 tersebut baru memulai bisnisnya beternak kambing lima tahun yang lalu. Namun dengan perjuangannya yang gigih dan pantang menyerah, akhirnya dalam waktu yang terhitung singkat usahanya berbuah hasil manis.
Sebenarnya dunia Gojis tidak jauh dari dunia konstruksi. Sejak di bangku kuliah ia sangat menyukai ilmu yang dipelajarinya. Bahkan begitu diwisuda pada tahun 1996, ia langsung merantau ke Jakarta dan diterima bekerja di Grup Ciputra. Namun pada tahun 2012 ia memutuskan balik ke kampung halaman, karena sejak awal merantau dulu sudah merencanakan sebelum usia 40 tahun sudah harus balik Jogja dan hidup mandiri. Untuk menyambung hidupnya ia memulai usaha kontraktor kecil-kecilan, dengan modal tabungannya selama bekerja di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian Gojis mulai terlibat dengan kelompok warga di desanya yang beternak kambing. Lama-lama ia sendiri ingin juga memelihara kambing secara serius, namun kendalanya saat itu ia belum punya kandang sendiri. Lalu ia juga berpikir mengenai kebutuhan pakan basah berupa rumput segar yang tidak gampang diperoleh.
Gojis kemudian sering main dan banyak belajar kepada para peternak kambing di seputaran Yogyakarta. Kesimpulannya memelihara kambing itu tidak sulit. Ia juga jadi tahu ada solusi pakan kering untuk substitusi pakan basah yang susah diperoleh, yaitu kangkung kering bisa dibeli dari wilayah Jawa Timur dan kulit kacang ijo kering dari Grobogan.
Setelah ilmunya dirasa cukup pada tanggal 8 Oktober 2017 pembangunan tahap pertama kandang dimulai, di lahan 1000 m2 milik kakak Gojis tepat di depan rumahnya yang disewanya. Kapasitas kandang sebenarnya cukup untuk 100 kambing tapi karena permasalahan modal akhirnya diisi 10 kambing dulu. Sejak awal Gojis memang ingin beternak kambing secara non konvensional, sehingga kandangnya dibikin modern. Listriknya menggunakan tenaga surya, karya Dhims Rudy warga Kagama juga. Instalasinya memakai 8 panel dan 6 accu, menghasilkan daya listrik 1500 watt yang mampu mencukupi kebutuhan listrik sehari-sehari. Suatu terobosan yang sangat menghemat pengeluaran biaya operasional kandang.
Pelan-pelan Gojis mengembangkan perusahaan peternakannya yang diberi nama eL Farm dengan visi dan misi “Menjadikan el Farm sebagai magnet peternakan modern di Sleman Timur”. Dari hanya 10 kambing lama-lama berkembang menjadi ratusan. Dengan kandang yang tak mampu lagi menampung jumlah kambing yang ada, perluasan kandang dilakukan secara vertikal atau dibikin bertingkat. Ketika itu tetap tidak mencukupi juga, Gojis menyewa tanah saudaranya seluas 400 m2 yang mana lokasinya tidak jauh dari tempat kandang satunya ke arah Utara. Kini Gojis mempunyai 2 lokasi peternakan dengan kandang kapasitas 600 kambing dan berisi sekitar 400-an kambing dewasa maupun anakan.
Dari 400-an kambing yang dimiliki Gojis tersebut terdiri dari bermacam-macam jenis. Untuk jenis kambing ada Jawa Randu, PE (Peranakan Etawah) dan Sapera (persilangan antara kambing Saanen dan PE). Selain itu ada jenis domba juga semisal domba Garut dan Merino. Menurut Gojis merawat kambing itu gampang termasuk merawat kesehatannya. Ia dan anak buahnya mampu menyuntik sendiri untuk mengobati cacing, anti parasit, dan kadang-kadang anti biotik. Untuk faktor kendalanya nyaris tidak ada, kecuali untuk pengadaan anakan kambing yang sementara ini belum mencukupi dan harus mendatangkan dari daerah Jawa Barat.
Bisnis Gojis lewat EL Farm sekarang ini meliputi penggemukan kambing untuk diambil dagingnya. Pelanggannya yang rutin adalah rumah jagal dan warung-warung sate. Kalau yang sifatnya insidentil konsumen membeli kambingnya untuk aqiqah dan korban.
Selain usaha penggemukan Gojis juga melakukan breeding dan milking. Untuk breeding / pembibitan ia menjual cempe atau anakan kambing, sedangkan untuk milking adalah menjual susu kambing yang sudah diperah. Selain itu ada produk sampingan yang sanggup mendulang pundi-pundi uang juga, yaitu menjual limbah kotoran kambing yang diolah jadi pupuk kandang.
Gojis memang suka berpikir out of the box. Melihat kondisi kandangnya yang bagus dan bersih, serta lingkungannya dikelilingi pertanian yang subur, ia menemukan ide baru yang inovatif. Ia membuka wisata edukasi untuk anak-anak PAUD dan SD. Anak-anak kecil tersebut diajari pengenalan pertanian dan peternakan, seperti bagaimana memberi makan ternak, memberi susu buat bayi kambing, melihat pemerahan susu serta pencukuran bulu domba, dll. Ternyata banyak lembaga pendidikan yang tertarik untuk membawa anak didiknya ke peternakan Gojis.
Gojis sangat bersyukur atas apa yang sudah diperolehnya selama ini. Ia sadar bahwa di dalam rejeki yang didapatnya ada hak orang lain. Pada tanggal 21 September 2020 ia membuka angkringan di dekat rumahnya yang diberi nama “Ngangkring Jon”. Intinya untuk memberi kegiatan ketiga keponakannya yang selama pandemi tidak bisa sekolah dan kuliah. Lalu lauk pauk dan cemilan yang dijual di angkringannya hampir semua adalah titipan dari warga sekitar. Jadi ada unsur pemberdayaan masyarakat di sini.
Kemudian pada setiap hari Jumat, angkringannya mengadakan program Jumat Berkah yaitu sebuah upaya untuk sekedar meringankan beban sesama. Jadi pada hari Jumat seluruh karyawan EL Farm bebas makan apapun tanpa perlu membayar. Kemudian juga menyediakan secara gratisan nasi kucing sebanyak 50 bungkus plus minuman teh atau es teh buat siapa saja yang mau.
Gojis juga merasa bahwa ilmu yang didapatnya saat awal ia memulai usahanya dulu prosesnya nyaris tanpa mengeluarkan biaya. Karena itu setelah suksespun ia juga murah hati untuk berbagi ilmu. Apabila ada yang pingin belajar beternak kambing dengan senang hati Gojis akan mengajarinya. Selain melakukan konsultasi informal, Gojis juga membuka diri untuk melakukan kerja sama dengan mereka yang ingin melakukan investasi. Pesan Gojis buat kawan-kawan semua, jangan takut untuk memulai sebuah usaha apapun dan jangan takut gagal. Kuncinya ada pada mau bekerja keras, tekun, dan pantang menyerah.
Di akhir kegiatan Gojis juga mempersilahkan peserta studi pengalaman untuk mengcopy terkait dengan teknologi budidaya kambing dan manajemen tata kelola peternakan kambing El Farm yang nantinya bisa diadopsi kemudian diterapkan di wilayahnya.
Ketua KTNA Kecamatan Mlarak Bahroni setelah melihat secara langsung peternakan yang ada di El Farm, mengucap syukur.
“Alhamdulillah dengan adanya studi pengalaman tersebut sangat bermanfaat sekali bagi penambahan pengetahuan dan pengalaman yang terkait budidaya kambing dan manajemen tata kelolanya,” ucapnya. Ucapan terima kasih juga beliau sampaikan dan harapannya semoga hasil studi pengalaman ini bisa menjadi sumber inspirasi dan dapat diterapkan setibanya di wilayah masing-masing, syukur bisa bekerjasama dengan El Farm kedepannya. (Sri Astuti)
Artikel KTNA KECAMATAN MLARAK STUDI PENGALAMAN KE EL FARM YANG SUKSES KEMBANGKAN PETERNAKAN KAMBING MENJADI WISATA EDUKASI pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel MUSYAWARAH KELOMPOK TANI SRI KATON, LANGKAH AWAL PENERIMAAN BANTUAN PENGEMBANGAN RUMINANSIA PERAH pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Bantuan ini diberikan dalam bentuk hewan ternak sapi perah sebanyaak 10 ekor, obat- obatan, pakan, dan perlengkapan ternak lainnya yang bersumber dari dana APBN. Sementara yang telah diterimakan kepada Kelompok Tani Sri Katon berupa bantuan pakan sebanyak 1,8 ton dan telah dilakukan dropping pada tanggal 5 Juli 2023 lalu. Sedangkan untuk hewan ternak dan lainnya akan diterimakan di kemudian hari.
Oleh sebab itu sebelum waktu dropping hewan ternak itu tiba, Kelompok Tani Sri Katon melakukan musyawarah untuk mendapatkaan mufakat apa yang akan dilakukan setelah bantuan tersebut datang semua. Pertemuan tersebut dihadiri oleh pengurus inti Kelompok Tani Sri Katon, beberapa anggota kelompok, dan Koordinator BPP Pudak, beserta PPL BPP Kecamatan Pudak.
Dari musyawarah ini didapatkan hasil tentang pembentukan seksi kesehatan hewan, produksi, dan reproduksi hewan ternak. Selain itu, juga telah disepakati siapa saja yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sapi perah dan juga tugas dan tanggung jawab tiap anggota.
“Dengan adanya musyawarah ini, diharapkan rencana kerja serta tugas dan tanggung jawab kelompok tani sebagai penerima bantuan pengembangan ruminansia perah ini lebih jelas dan terarah,” ujar Suwito selaku ketua Poktan Sri Katon Banjarejo.
Subur Hariyanto selaku Koordinator BPP Pudak bahwa selain pertemuan rutin kelompok tani, diharapkan ada pertemuan rutin bagi nggota anggota yang ditugaskan memelihara sapi perah dari bantuan ini. “Tujuannya agar ketika ada masalah bisa segera terselesaikan,” lanjutnya. (Risma Hasna Yunita)
Artikel MUSYAWARAH KELOMPOK TANI SRI KATON, LANGKAH AWAL PENERIMAAN BANTUAN PENGEMBANGAN RUMINANSIA PERAH pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel PENYERAHAN BANTUAN DOC AYAM KUB DARI DIPERTAHANKAN KAB PONOROGO pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Siti Syamsiyah selaku Koordinator Penyuluh Pertanian Babadan menjelaskan bahwa selain KWT Teratai, hari ini juga ada penerimaan bantuan yang sama di KWT Makmur Sejati yang diketuai oleh Prihatin di Desa Gupolo Kecamatan Babadan.
“Kami menerima DOC ayam KUB sebanyak 500 ekor,” ungkap Kartini selaku Ketua KWT Teratai.
“Kami juga sudah ikut pelatihan tentang budidaya ayam KUB yang diadakan oleh Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo,” lanjutnya.
Jenis ayam KUB ini sudah bisa dipanen sejak umur 3 bulan dengan bobot ayam 0.7 kg. Adapun untuk penetasannya bisa di umur 6-7 bulan. Hal ini membuktikan bahwa tingkat produktifitas ayam KUB lebih tinggi dibandingkan dengan ayam kampung biasa.
Henggar Rinenggani selaku Penyuluh Pertanian setempat menjelaskan tentang perawatan untuk ayam KUB, berupa pemberian makan dan minum untuk ayam KUB sejak usia 0 hari, serta pemberian vaksin. Vaksin untuk ayam KUB harus diberikan secara berkala dan terjadwal sesuai anjuran.
Dengan bantuan ayam KUB di KWT Teratai ini, Henggar berharap agar dapat bermanfaat dan sukses sampai panen. “Selain itu, KWT Teratai juga dapat mengembangkan lagi kegiatan ini sehingga berdampak pada tercapainya kesejahteraan anggota KWT,” ungkapnya. (Binti Masnunah)
Artikel PENYERAHAN BANTUAN DOC AYAM KUB DARI DIPERTAHANKAN KAB PONOROGO pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel PENGIRIMAN BANTUAN DOC AYAM KUB KE KWT BERKAH MAKMUR DESA NGUMPUL KECAMATAN BALONG pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Ayam KUB adalah ayam kampung galur baru hasil seleksi secara genetik oleh tim peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Ayam galur baru ini dinamakan ayam Kampung Unggul Balitbangtan dan disingkat dengan ayam KUB.
Ayam KUB diseleksi dengan tujuan untuk ayam petelur dan menjadi indukan penghasil DOC (Day Old Chicken) yang banyak untuk memenuhi kebutuhan ayam kampung. Ayam KUB menjadi lebih unggul dibandingkan dengan ayam kampung biasa. Keunggulannya adalah jumlah telur yang dihasilkan lebih banyak dan sifat mengeramnya berkurang sehingga cepat bertelur kembali.
Cara membudidayakan ayam KUB tidak jauh berbeda dengan ayam kampung lainnya, hanya saja ayam KUB membutuhkan pakan yang mengandung protein dan kalsium lebih tinggi untuk menunjang pembentukan cangkang telur.
Menurut Setja Hardjana selaku Pengawas Bibit Ternak pada Bidang PKHP Dipertahankan Kabupaten Ponorogo, sesuai dengan tujuan pengembangan ayam KUB, jenis ayam ini murni dari ayam KUB Balitnak ternak Yogyakarta.
“Jenis Ayam KUB ini karena bisa bertelur banyak, kurang lebih 200 butir ini bisa dikembangkan menjadi DOC atau produksi telur tetas. Diharapkan dengan bantuan DOC Ayam KUB ini bisa mencukupi kebutuhan protein hewani bagi KWT Berkah Makmur dan dapat meningkatkan pendapatan sampingan anggotanya,” terangnya.
Usai penyerahan, Ketua KWT Berkah Makmur, Mujiati mengaku senang dan bersyukur atas kepedulian pemerintah dengan adanya bantuan DOC ayam KUB tersebut.
“Alhamdulillah tahun ini kami mendapatkan bantuan DOC ayam KUB Sebanyak 500 ekor. Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah dan Dinas terkait yang telah menyerahkan bantuan ini kepada kami. Dengan adanya bantuan ini akan kami manfaatkan untuk peningkatan taraf hidup bagi ibu-ibu, khususnya yang masuk sebagai anggota KWT Berkah Makmur,” ujarnya.
Erna Wijayanti selaku Penyuluh Pertanian Desa Ngumpul mengatakan bahwa bantuan DOC ayam KUB dapat mengangkat perekonomian masyarakat.
“Dengan adanya bantuan DOC ayam KUB di KWT Berkah Makmur ini dapat mengangkat perekonomian masyarakat setelah terjadi pandemi, kepedulian pemerintah sangat dibutuhkan dalam memulihkan kondisi perekonomian. Semoga melalui pengembangan ayam KUB ini ekonomi di tengah masyarakat bisa kembali pulih,” pungkasnya. (Erna Wijayanti)
Artikel PENGIRIMAN BANTUAN DOC AYAM KUB KE KWT BERKAH MAKMUR DESA NGUMPUL KECAMATAN BALONG pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Artikel KUNJUNGAN BPP PULUNG DAN POKTAN JALAL MAKMUR KE ANUGERAH MENDHO FARM DI DESA TRISONO KECAMATAN BABADAN pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>Pada kesempatan tersebut, Eko Susilo sebagai pelaku usaha Anugerah Mendho Farm yang tergabung dalam Kelompok Tani Mulia Abadi menjelaskan bahwa pemilihan jenis ternak berpengaruh terhadap keberhasilan usahanya. Pejantan yang dibudidayakannya adalah domba Texel dan domba ekor gemuk (EG). Dengan jenis ternak tersebut setiap dua bulan selalu ada kelahiran, kecuali dua bulan di musim kering. Selain itu, untuk mendapatkan bibit domba yg berkualitas perlu diperhatikan juga peningkatan mutu pakan dan kesehatan ternak. Didampingi Koordinator Penyuluh Pertanian Kec. Babadan, Siti Syamsiyah, Eko juga menjelaskan mengenai manajemen kesehatan dan pakan ternak. Hal ini terkait jadwal dan jumlah pemberian obat cacing juga vitamin untuk ternak.
Agung, Koordinator Penyuluh Pertanian Kec. Pulung, berkunjung mendampingi Danang Kumorojati selaku Ketua Kelompok Tani Jalal Makmur yang tergiur untuk mengembangkan ternak domba di wilayahnya. “Inovasi ternak domba di Kelompok Tani Mulia Abadi ini sangat luar biasa, ternaknya sangat bersih dan sehat,” kata Agung saat menyampaikan alasan kunjungan tersebut. Menurutnya, bukan hanya kandang dan ternaknya saja yang sehat, tapi kotoran dombanya juga tidak berbau.
Eko juga menjelaskan bahwa dia bisa efisien dalam pengelolaan pakan karena ada rumput yg ditanam di lahan seluas 1 ha. “Apalagi kemarin ada support dari pemerintahan desa berupa penyediaan lahan untuk penanaman rumput lagi,” tambahnya.
Anugerah Mendho Farm dibangun dengan semangat muda milenial dan mempunyai harapan besar dalam mengedukasi anak-anak muda agar tidak malu untuk beternak. Hal ini karena beternak bukan kegiatan yang jorok dan bahkan sangat menguntungkan. Dari ternak kambing dapat diambil daging, susu dan olahanya, serta breedingnya. Bahkan dari limbah kambing pun bisa mendapatkan keuntungan. Eko mengungkapkan bahwa semua item tersebut sangat bernilai ekonomis tinggi. “Dengan beternak domba kita dapat memiliki banyak waktu untuk keluarga,” pungkasnya. (Binti Masnunah)
Artikel KUNJUNGAN BPP PULUNG DAN POKTAN JALAL MAKMUR KE ANUGERAH MENDHO FARM DI DESA TRISONO KECAMATAN BABADAN pertama kali tampil pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan.
]]>