Bupati Ponorogo-Dipertahankan-Hadirkan Profesor Hariyadi Tinjau Demplot Padi di Ponorogo

PONOROGO-Tindak lanjut pengembangan galur padi unggul lokal di Ponorogo sudah mulai dilaksanakan. Sabtu (09/10/2021) Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Ponorogo Bunda Lisdyarita, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo Andi Susetyo beserta staff, Hariyadi seorang profesor ahli beserta tim, PPL Kecamatan Babadan, petani pelaksana demplot dan tim pemuda kreatif Ponorogo melakukan pertemuan koordinasi di aula Dipertahankan Kabupaten Ponorogo.

Rapat Koordinasi Pelaksanaan Demplot Padi di Ponorogo

Menurut Andi Susetyo Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo, Dipertahankan memfasilitasi demplot padi melalui APBD II untuk menjawab keraguan sebagian masyarakat terkait keseriusan dalam pengembangan padi dengan melibatkan tenaga ahli dari Pusat Kajian Pertanian Organik Terpadu untuk melakukan pendampingan.

“Dengan dimulainya demplot ini kita dapat bersama-sama melihat proses budidaya padi yang nantinya diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal,” lanjutnya.

Sugiro Sancoko, Bupati Ponorogo mengemukakan bahwa hal ini merupakan bentuk keterbukaan kita terhadap ilmu pengetahuan baru di bidang pertanian.

“Ini ilmu pengetahuan, jangan ditolak. Mari kita bekerja sama mewujudkan pertanian hebat di Ponorogo. Untuk itu saya mohon Profesor Hariyadi untuk turut serta mengawal penelitian dan pengembangan padi ini.” ucapnya.

“Saya ingin Ponorogo menjadi Lumbung Benih Padi Nasional, sehingga ada nilai tambah untuk petani” pungkasnya.

Bupati, Wakil Bupati, Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo beserta rombongan menuju lokasi demplot padi

Setelah kegiatan di Dinas selesai, rombongan meluncur ke lokasi demplot padi. Demplot penelitian dan pengembangan berlokasi di Desa Trisono dan Desa Babadan, masing-masing seluas 1 hektar, sudah mulai ditanam pada Jumat (01/10/2021) dan Rabu (06/10/2021).

Survey lokasi demplot padi umur 8 HST di Desa Trisono

Hariyadi yang merupakan founder sekaligus Direktur dari Pusat Kajian Pertanian Organik Terpadu yang berlokasi di Pakisaji, Kabupaten Malang mengucapkan bahwa keragaan padi ini memang bagus.

Survey lokasi demplot padi umur 3 HST di Desa Babadan

“Apabila dikondisikan pada lingkungan yang optimal, dibudidayakan sesuai SOP, pengaplikasian pupuk yang sesuai serta perlindungan OPT, bukan tidak mungkin hasil panen yang dicapai akan optimal,” jelasnya.

“Kunci keberhasilan demplot padi ini pelajari ilmunya, dekati obyeknya, dan berdo’a,” pungkasnya.

Seluruh komponen pertanian berkomitmen bergotong-royong melaksanakan demplot padi sehingga bisa mencapai hasil optimal sesuai harapan Bupati dan seluruh masyarakat Ponorogo. (ryns/tph)