Soft Launching Sistem Manajemen dan Tata Perkebunan Cepat (Si MaTa KeCe)

PONOROGO-Dalam rangka peningkatan dan optimalisasi pelayanan publik dan ketersediaan Agen Pengendali Hayati (APH) komoditas perkebunan perlu adanya Sistem Manajemen dan Tata Perkebunan Cepat (Si MaTa KeCe), untuk itu pada Bidang Perkebunan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo dipandang perlu untuk melaksanakan kegiatan koordinasi sinergis antara petani kopi, kakao dan Asosiasi Tembakau maupun stake holder khususnya penyediaan Agen Pengendali Hayati (APH). Koordinasi bertajuk “Optimalisasi layanan dan persediaan APH komoditas perkebunan melalui Si MaTa KeCe“ berlangsung secara lancar dan tertib, acara yang diselenggarakan pada tanggal 27 April 2022 bertempat di Bidang Perkebunan yang dihadiri oleh petani kakao, kopi dan pengurus Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Ponorogo serta stake holder dari pihak PLN ULP Ponorogo, PLN ULP Balong, dan perwakilan Bank Jatim Cabang Ponorogo.

Kabid Perkebunan ketika berdialog tentang kegunaan APH untuk tanaman perkebunan

Dalam forum pertemuan koordinasi tersebut ada beberapa aspek serta rumusan yang disepakati antara lain:  

Tujuan Jangka Pendek ; 1) Terwujudnya sistem manajemen dan tata layanan perkebunan yang cepat dan akuntabel, 2) Pengenalan dan sosialisasi Si Mata Kece kepada calon pengguna dan 3) Ketersediaan APH secara optimal dan berkelanjutan melalui sistem pencatatan persediaan di sistem Si Mata Kece.

Tujuan Jangka Menengah (s/d 1 tahun) ; 1) Evaluasi hasil implementasi aksi perubahan Si Mata Kece, 2) Perbaikan dan pengembangan Si Mata Kece berdasarkan hasil evaluasi dan 3) Peningkatan jumlah pengguna / user menjadi keseluruhan 3(tiga) wilayah untuk tanaman semusim dan tahunan

Tujuan Jangka Panjang ; 1) Monitoring dan evaluasi kembali atas implementasi Si Mata Kece, 2) Peningkatan sumber daya serta menu pilihan yang lebih user friendly sesuai hasil evaluasi serta 3) Peningkatan jumlah pengguna atau user menjadi keseluruhan 21 (dua puluh satu) wilayah untuk tanaman semusim dan tahunan

Ika Niscahyani saat menunjukkan salah satu proses pembuatan APH

Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah :

A. Manfaat Bagi Internal

  • Meningkatkan kinerja apatur teknis dan pelaksana layanan dan persediaan sehingga dapat lebih produktif sesuai dengan tugas yang telah diberikan sesuai dengan program kerja yang disusun
  • Mendokumentasikan hasil pekerjaan setiap produksi perbanyakan APH dengan baik, sehingga dapat dijadikan sebagai 24 kertas kerja ataupun rujukan di kemudian hari
  • Meningkatkan efektivitas pengendalian mutu yang dilakukan oleh tim teknis maupun pejabat di atasnya karena sistem/media ini biasa diakses setiap saat.
  • Waktu pemberian pelayanan dan monitoring persediaan APH menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga penyelesaian laporan tidak lagi melebihi batas waktu
  • Koordinasi antar bagian perencanaan yang menyusun dan mendata persediaan barang atau APH dengan staf layanan lebih meningkat, karena kemudahan setiap pengguna untuk mengakses.

B. Manfaat Bagi Eksternal

  • Penyelenggaraan urusan pemerintah yang menjadi wewenang daerah terawasi dengan baik, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan akuntabilitas pemerintah daerah.
  • Meminimalisir penyimpangan yang terjadi ataupun akan terjadi sehingga konsep Good Corporate Governance benar-benar terealisasi.
  • Meningkatkan kecepatan dan ketepatan koordinasi dengan stakeholder untuk pengambilan keputusan secara tepat dan akurat.
  • Mendorong peningkatan tingkat kepuasan masyarakat karena akuntabilitas yang semakin baik dari pemerintah daerah.
Pembagian minyak goreng gratis kepada ibu-ibu

Setelah acara koordinasi selesai dan ditutup, agenda selanjutnya adalah pemberian takjil kepada masyarakat sekitar khususnya pejalan yang melintas di depan kantor Bidang Perkebunan yang dimulai pukul 15.30 WIB sampai dengan selesai. Seperti disampaikan oleh Kepala Bidang Perkebunan Ika Niscahyani, bahwa gelar kegiatan sosial dengan berbagi takjil buka puasa pada bulan Ramadhan 1443 H  merupakan desakan dari petani kopi dan kakao seta APTI Ponorogo untuk memberikan empati serta kepedulian terhadap masyarakat pasca pandemi covid-19.

“Saat ini saya berharap walau tidak banyak menu yang diberikan tetapi semoga bisa membantu saudara kita yang masih dalam perjalanan dan belum sempat menyiapkan buka puasa,” ucapnya.

“Kegiatan sosial kemasyarakatan ini merupakan salah satu bentuk konkrit atas kepedulian serta sebuah panggilan untuk kita semua agar tergerak berbagi untuk masyarakat, jangan ada pemahaman menunggu perintah dalam rangka membantu masyarakat tetapi kita juga harus peka di masa sulit secara ekonomi,” lanjutnya.

Pembagian takjil oleh pengurus dan anggota APTI Ponorogo

“Adapun takjil yang diberikan berisi paket menu sebotol minuman, dan snack sebanyak 400 paket sedangkan 80 paket minyak goreng hanya diperuntukkan bagi ibu-ibu. Dengan adanya kegiatan sosial ini, masyarakat umum diharapkan dapat saling sinergi dalam meningkatkan keadaan sosial yang mengharuskan sesama untuk saling membantu dan berbagi,” jelasnya.

“Harapan kedepannya dari kegiatan optimalisasi layanan dan persediaan APH komoditas perkebunan (Si Mata Kece) adalah bagaimana upaya perubahan dalam optimalisasi pelayanan sobat perkebunan baik untuk tanaman semusim maupun tanaman tahunan dalam tata kelola APH dapat optimal serta tersedianya data informasi ketersedian APH, produktivitas, maupun sarana prasarana perkebunan dikemudian hari,” pungkasnya.   @Lukito HS staff Bidang perkebunan