PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM (DPI) DI POKTAN TANI MULYO DESA GABEL KECAMATAN KAUMAN

PONOROGO-Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) beserta petugas dari BPP Kecamatan Kauman pada hari Senin tanggal 12 September 2022 melaksanakan kegiatan penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Kegiatan ini bertempat di lahan kelompok tani Tani Mulyo Desa Gabel Kecamatan Kauman. Kegiatan ini dihadiri oleh Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Kauman (Pudjo Utomo), Koordinator POPT Kabupaten Ponorogo (Suwarni), POPT Kecamatan Kauman (Edy Mulyono), PPL Kecamatan Kauman, serta pengurus dan anggota Kelompok Tani setempat. Kegiatan diawali dengan pengarahan dari Koordinator POPT, Koordinator PP, serta POPT tentang pengaruh perubahan iklim yang terjadi terhadap pertumbuhan tanaman.

Kegiatan Penanganan DPI ini diberikan pada kelompok tani dengan bantuan berupa uang tunai yang digunakan untuk membeli token listrik, sehingga sumur untuk pengairan lahan pertanian dapat berfungsi, lahan untuk musim tanam MK II terhindar dari kekeringan, dan tanaman mendapatkan pengairan yang maksimal. Kegiatan dilaksanakan pada lahan pertanian di wilayah kelompok tani Tani Mulyo seluas 5 Ha yang merupakan lahan dengan potensi tanaman jagung.

Pengisian token listrik pada salah satu sumur di lahan petani

Pada sektor pertanian, iklim merupakan salah satu faktor dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman dan menjadi sumber daya yang sangat berharga dan memainkan peranan penting dalam pembangunan pertanian. Kegiatan Dampak Perubahan Iklim (DPI) ini merupakan kegiatan yang bersumber dari APBN dengan tujuan untuk membantu petani mengurangi dampak negatif dari adanya perubahan iklim terhadap tanaman terutama di musim tanam MK II.

Pengarahan Petugas pada kelompok tani tentang program DPI

Suwarni menjelaskan bahwa perubahan iklim merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan berubahnya pola iklim yang mengakibatkan fenomena cuaca yang tidak menentu. Perubahan iklim memiliki pengaruh negatif terhadap produksi pertanian yaitu terjadi penurunan produksi pertanian. “Berkurangnya intensitas hujan dan masa kemarau panjang memiliki dampak yang tinggi pada hasil tanaman lahan pertanian dan menyebabkan penurunan pendapatan para petani,” lanjutnya.

Edy Mulyono menambahkan bahwa perubahan iklim tersebut merupakan proses alami yang terjadi secara dinamis dan terus-menerus. “Hal ini membawa pengaruh negatif terhadap lingkungan yang mengakibatkan dampak pergeseran pola curah hujan, besaran curah hujan, dan perubahan temperatur udara,” imbuhnya. (Dora Dwi Jayati)