TANAM PADI DENGAN RICE TRANSPLANTER

Sambit (4/2018), Kepala UPTD Pertanian dan Perikanan Kecamatan Sambit Sri Indah Wahyuningsih, STP beserta rombongan dan para petani mengaplikasikan mesin tanam padi (rice transplanter) di Desa Kemuning dan Besuki Kecamatan Sambit pada musim tanam saat ini.

Rice Transplanter adalah inovasi teknologi mesin tanam pindah bibit pada tanaman padi. Mesin ini berpeluang dapat mempercepat waktu tanam bibit padi dan mengatasi kelangkaan tenaga kerja tanam bibit padi pada daerah-daerah tertentu. Dalam budidaya padi, salah satu kegiatan yang banyak menyerap tenaga kerja adalah kegiatan tanam bibit padi (tanam bibit pindah). Kegiatan tersebut memerlukan tenaga kerja sekitar 25% dari seluruh kebutuhan tenaga kerja budidaya padi.

Persyaratan utama penggunaan rice transplanter meliputi :

  1. Bibit :

– tinggi bibit padi 12-17 cm

– umur bibit 15-20 hari

– kerapatan merata 2 s/d 3 bibit/cm2

– merata dan datar seragam

– ketebalan tanah 20-25 mm

  1. Lahan / Sawah :

– datar, terolah sempurna

– level ketinggian di satu petak kurang 40 cm

– ketinggian genangan 1-3 cm

– untuk tanah lempungan perlu pengendapan sekitar 1-2 hari

– untuk tanah pasiran tidak diperlukan pengendapan

Keunggulan rice transplanter diantaranya :

  1. Tanam lebih cepat, tanpa batasan waktu (siang / malam bisa diaplikasikan)
  2. Produktivitas tanam cukup tinggi 5-6 jam/ha atau 1 ha per hari
  3. Jarak tanam dalam barisan dapat diatur dengan ukuran 12,14,16,18,21 cm
  4. Penanaman yang presisi (akurat)
  5. Tingkat kedalaman tanam dapat diatur dari 0,7 cm hingga 3,7 cm (5 level kedalaman)
  6. Jumlah tanaman dalam satu lubang berkisar 2-4 tanaman per lubang
  7. Jarak dan kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan dapat optimal dan seragam

Kelemahan rice transplanter diantaranya :

  1. Jarak antar barisan (gawangan 30 cm) tidak dapat diubah
  2. Tidak bisa dioperasionalkan pada kedalaman sawah lebih dari 40 cm
  3. Untuk membawa mesin ke sawah diperlukan alat angkut
  4. Perlu bibit dengan peralatan khusus
  5. Harga masih relatif mahal

Rice transplanter memerlukan tenaga kerja 1-3 orang, biaya tanam Rp 400.000,- – Rp 500.000,- per ha atau Rp 1.200.000,- – Rp 1.480.000,- per ha bila bibit dari pengelola jasa mesin transplanter. Petani dapat menghemat biaya Rp 110.000,- – Rp 340.000,- atau 6,91-21,38%, waktu tanam 5 – 6 jam/ha, serta dapat meningkatkan hasil 7-18% dibandingkan dengan cara tanam manual.

Dengan mesin transplanter dapat menghemat waktu kerja 10 kali lebih singkat bila dibandingkan dengan cara manual, jarak tanam dapat diatur dengan penyetelan (setting) pada kuku penanam dengan jarak tanam yang paling ideal 30 x 18 cm. Hasil uji coba transplanter pada beberapa daerah menunjukkan dapat meningkatkan hasil 10-15% per ha di lahan sawah beririgasi. Untuk luasan 1 ha penggunaan transplanter ini hanya memerlukan waktu ± 5 jam dengan 3 orang tenaga kerja dan hanya memerlukan bahan bakar (bensin) 4,5 liter.

Dengan demikian mesin transplanter mempunyai prospek cukup baik untuk dikembangkan di daerah yang mengalami kelangkaan tenaga kerja waktu tanam padi.