SL-GAP JERUK SIAM

Balong (9/10/2019), Tuntutan konsumen akan mutu dan keamanan produk pangan semakin mengemuka. Sementara tuntutan pasar akan produk pertanian segar, termasuk buah-buahan dan sayuran, bukan saja adanya jaminan bahwa produk tersebut bermutu dan aman dikonsumsi, tetapi juga proses produksinya yang ramah lingkungan. Oleh karena itu penerapan Cara Budidaya Yang Baik (Good Agriculture Practices / GAP) merupakan suatu keharusan untuk menghadapi tantangan akan ketersediaan produk segar yang bermutu dan aman dikonsumsi terutama menghadapi persaingan pasar global. Disamping tuntutan akan produk yang berkualitas dan aman dikonsumsi juga dituntut akan kontinuitas jumlah produk. Oleh karena itu perlu dikembangkan buah-buahan yang berorientasi pada pengembangan kawasan dan penerapan GAP.

Agar penerapan GAP dapat berjalan secara optimal, maka dipandang perlu dilakukan Sekolah Lapang GAP (SL-GAP) Tanaman Buah.  Penerapan budidaya berdasarkan standarisasi proses produksi tersebut dilakukan melalui metode siklus pembelajaran petani secara langsung di lahan usahataninya dengan konsep Sekolah Lapang (SL).

Pertemuan awal kegiatan SL-GAP Jeruk Siam

Penyelenggaran Kegiatan SL-GAP di Kabupaten Ponorogo bertempat di Kelompok Tani Tri Manunggal Desa Karangpatihan Kecamatan Balong. Pertemuan awal kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 Oktober 2019 yang dihadiri oleh Petugas / Tim dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo, Petugas Pertanian Kecamatan Balong, dan Petani peserta SL-GAP.

Tujuan :

  1. Meningkatkan kompetensi (pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan) petani jeruk siam dalam penerapan budidaya yang baik dan benar melalui pola pembelajaran lewat pengalaman di lapang
  2. Memberikan acuan dalam melakukan perbaikan budidaya tanaman jeruk siam bagi petani / pelaku usaha / kelompok tani / gabungan kelompok tani sesuai Standar Operasional Presedur (SOP) yang sudah disusun
  3. Menumbuhkan kemandirian dalam mengambil keputusan
  4. Meningkatkan pengembangan sikap petani sebagai pelaku usaha yang berorientasi kepada keuntungan, dengan tetap memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga mutu dan keamanan pangan serta pelestarian alam secara berkelanjutan

  

Petani peserta SL-GAP dengan santai tapi serius saat mengikuti kegiatan

Dalam kegiatan SL-GAP ada beberapa komponen yang harus dipenuhi, diantaranya :

  1. Harus ada kurikulum
  2. Ada peserta
  3. Ada pemandu lapang
  4. Ada lahan percontohan
  5. Ada panduan / acuan

Pelaksanaan SL-GAP Jeruk Siam ini dibentuk sub kelompok kecil menjadi 5 kelompok untuk memudahkan pengawasan lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan selama 6 x pertemuan dan diakhiri dengan pelaksanaan kegiatan FFD. Kegiatan FFD diperkirakan akan dilaksanakan akhir November 2019 nanti.