Unit Pembenihan Rakyat di Kabupaten Ponorogo Terima 22 Paket Bantuan Calon Induk Lele Sangkuriang

Ponorogo (29/2/2020), Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di Kabupaten Ponorogo telah menerima 22 paket calon induk Ikan Lele Sangkuriang yang berasal dari BBPBAT Sukabumi. Satu paket terdiri dari 15 ekor calon induk Lele Sangkuriang. Selain UPR yang ada di Kabupaten Ponorogo, penerima juga ada dari 1 (satu) pondok pesantren.

Penyerahan Bantuan Calon Induk Lele Sangkuriang

Program bantuan calon induk ikan adalah salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan. Bantuan tersebut merupakan program kreatif inovatif sebagai langkah terobosan untuk memenuhi kebutuhan benih bermutu pada masyarakat pembudidaya ikan. Bantuan Calon Induk Ikan berasal dari induk-induk unggul yang telah dimiliki pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang pelaksanaannya dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, yang dalam hal ini salah satunya adalah Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi.

Pemberian bantuan calon Induk Ikan Lele Sangkuriang ke UPR/masyarakat pembudidaya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan jumlah induk yang ada di masyarakat untuk menghasilkan benih bermutu serta mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya.

Calon Induk Lele Sangkuriang

Asal Usul Lele Sangkuriang:

  • Pada tahun 2000-an, pemerintah lewat BBPBAT melakukan penelitian untuk meningkatkan kembali kualitas lele dumbo. Dengan menggunakan metode silang balik (back cross) ternyata lele dumbo bisa diperbaiki kualitasnya. Kawin silang balik yang dilakukan BBPBAT adalah mengawinkan indukan betina generasi ke-2 atau biasa disebut F2 dari lele dumbo yang pertama kali didatangkan pada tahun 1985, dengan indukan jantan lele dumbo F6.
  • Perkawainannya melalui dua tahap, pertama mengawinkan indukan betina F2 dengan indukan jantan F2, sehingga dihasilkan lele dumbo jantan F2-6. Kemudian lele dumbo F2-6 jantan ini dikawinkan lagi dengan indukan F2 sehingga dihasilkan ikan lele Sangkuriang.
  • Proses penelitian ikan lele Sangkuriang memakan waktu yang cukup lama. Dua tahun setelah itu benih lele Sangkuriang baru diperkenalkan secara terbatas. Pengujian dilakukan pada tahun 2002-2004 di daerah Bogor dan Yogyakarta. Baru pada tahun 2004, dikeluarkan Keputusan Menteri Kelautan tentang pelepasan varietas ikan lele Sangkuriang kepada publik.
  • Perbandingan yang paling mencolok antara ikan lele dumbo dengan ikan lele Sangkuriang antara lain kemampuan bertelur (fekunditas) ikan lele Sangkuriang yang mencapai 40.000-60.000 per kg induk betina dibanding lele dumbo yang hanya 20.000-30.000, derajat penetasan telur dari ikan lele sangkuriang lebih dari 90% sedangkan lele dumbo lebih dari 80%.
  • Dilihat dari pertumbuhannya, pembesaran harian ikan lele sangkuriang bisa mencapai 3,53% sedangkan lele dumbo hanya 2,73%. Dan, konversi pakan atau Food Convertion Ratio (FCR) ikan lele sangkuriang mencapai 0,8-1 sementara lele dumbo lebih besar sama dengan 1. FCR merupakan nisbah antara berat pakan yang diberikan dengan berat pertumbuhan daging ikan. Semakin kecil nisbah FCR semakin ekonomis ikan tersebut dipelihara.
  • Penamaan ikan lele Sangkuriang mengambil nama seorang anak dari cerita mitologi Sunda. Dalam cerita tersebut adalah seorang anak bernama Sangkuriang yang berhasrat mengawini ibunya sendiri. Mungkin karena hal itulah nama ikan lele Sangkuriang menjadi nama varietas lele hasil silang balik.