BUPATI IPONG PANEN PADI

Sukorejo (29/07/2020), Kegiatan panen raya padi di Desa Prajegan Kec. Sukorejo yang dilaksanakan hari Rabu tanggal 29 Juli 2020 dihadiri oleh Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni; Forpimda; Anggota DPR RI; beberapa Kepala OPD; rombongan petugas Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kab. Ponorogo; Camat Sukorejo beserta jajarannya; serta perwakilan anggota kelompok tani se- Kabupaten Ponorogo.

Seremonial kegiatan panen raya padi

Petani sebagai pahlawan pangan. Dalam pandemi covid-19 ini selain berdampak pada kesehatan juga berdampak pada sosial ekonomi masyarakat, salah satunya sektor pertanian. Bupati, Forpimda, beberapa Kepala OPD dan Anggota DPR RI antusias hadir di acara FFD (Farm Field Day) ini sehingga petani harus tetap semangat di tengah pandemi covid-19. Melalui pendampingan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kab. Ponorogo, petani ponorogo tetap eksis menjaga kedaulatan pangan di tengah pandemi covid-19.

Anggota DPR RI Sri Wahyuni ikut panen padi menggunakan combine harvester

Panen padi menggunakan alsintan pasca panen berupa combine harvester yang disiapkan oleh kelompok tani dan brigade alsintan Srimukti Desa Lengkong Kec. Sukorejo dan Gema Karya I Desa Kranggan Kec. Sukorejo.

Salah satu konsep penyuluhan pertanian yaitu adanya pertemuan antara petani, penyuluh pertanian dan stake holder. Kegiatan ini merupakan salah satu pelaksanaan program pertanian yaitu pengembangan pertanian ramah lingkungan / pertanian organik. Dalam kegiatan ini ada pemberian bantuan POC (Pupuk Organik Cair), pupuk granule dan pupuk hayati. Fungsinya untuk memperbaiki unsur hara pada lahan pertanian sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas. Saat ini terjadi peningkatan produktivitas pada tanaman padi yang dihasilkan dari sebelumnya 6,5 ton/ha meningkat menjadi 7 s.d. 8 ton/ha. Produk padi atau beras yang dihasilkan pun jauh lebih berkualitas. Tahun ini Kab. Ponorogo produksi gabah mengalami surplus kurang lebih sebesar 320.000 ton.

Bupati Ipong Muchlissoni meninjau salah satu display produk pertanian “bibit padi yang siap ditanam menggunakan transplanter”

Pada tahun 2019 pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan apresiasi berupa Award Peduli Ketahanan Pangan kepada Bupati Ponorogo terhadap program ramah lingkungan.

Bupati Ipong memberikan pengarahan

Menurut Ipong Muchlissoni, 73% masyarakat Ponorogo bergantung pada sektor pertanian. Dimasa pandemi covid-19 sektor pertanian terbukti paling sedikit dampaknya. Pertanian tetap berlangsung normal seperti biasa, ketika masa panen tiba semua petani panen dengan hasil yang kurang lebih sama. Pupuk kimia merusak unsur hara tanah sehingga seiring waktu harus dikurangi pemakaiannya. Masyarakat di seluruh penjuru dunia saat ini sudah mulai mengenal adanya trend sehat. Mereka ingin mengkonsumsi produk yang sehat. Produk sehat tersebut didapat salah satunya dengan penggunaan pupuk dan pestisida organik pada sektor pertanian. Karena asupan pupuk dan pestisida kimia pada tanaman mempengaruhi produk pangan yang berdampak pada kesehatan.

Menurut Bupati Ipong, dengan mengembangkan sawah yang menghasilkan tanaman pangan dan hortikultura organik dapat menjadikan hasil panen yang sehat, pemakaian pupuk kimia berkurang sehingga biaya produksi turun. Dengan bantuan pupuk organik dapat menurunkan biaya produksi sebesar Rp. 200.000,- per ha dari biasanya. Harapannya Ponorogo menjadi penghasil pertanian organik di Jawa Timur.

Tidak lupa Bupati Ipong memberi arahan tentang adaptasi kehidupan baru new normal. Normal biasa dengan kebiasaan baru. Kita harus sering cuci tangan, pake masker dan jaga jarak. Empat bulan kemarin covid-19 meluluh lantakkan perekonomian. Namun demikian perekonomian harus terus berjalan dengan adaptasi kebiasaan baru. Minggu lalu mulai dari sholat jamaah , kegiatan mantenan, reyogan sudah diperbolehkan dengan ketentuan tertentu antara lain kapasitas undangan sebesar 60 % dari kapasitas ruangan dan protokol kesehatan tetap dilaksanakan. Jangan lupa gembira, bahagia dan berdoa kepada Allah SWT supaya wabah corona covid-19 diangkat dari bumi Ponorogo. Terkait sektor pendidikan belum dibuka karena anak-anak cenderung berkerumun dan sulit diarahkan . Jangan membandingkan reyogan, dangdutan dan pertemuan dengan sekolah. Hal ini penting disampaikan, kehidupan baru new normal dilaksanakan secara bertahap dimaksudkan untuk memutus rantai penularan covid-19 di wilayah Ponorogo.