Sosialisasi Pengembangan Pisang Cavendish, Dipertahankan Ponorogo-PT. Great Giant Pineapple melalui Pola Kemitraan

PONOROGO- Pada Rabu (3/2/2021) Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo melaksanakan Sosialisasi Pengembangan Pisang Cavendish melalui Pola Kemitraan dengan PT. Great Giant Pineapple (PT.GGP) di Aula Dipertahankan. PT. GGP tercatat sebagai salah satu produsen terbesar buah Nanas di dunia dengan market di Eropa dan Amerika Utara.

Kegiatan ini dihadiri oleh Deputi Fasilitasi Perdagangan Kementrian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Republik Indonesia,  Government Relations and External Affair Director PT. GGP, Pihak Bea Cukai Madiun, Kepala Dipertahankan beserta jajaran Kepala Bidang , Kepala Seksi Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Bidang Penyuluhan serta Petani dan Kepala Desa dari beberapa wilayah di Kabupaten Ponorogo.

Andi Susetyo, Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo saat memberikan sambutan

Pisang cavendish mempunyai peluang pasar yang masih sangat terbuka untuk mencukupi kebutuhan ekspor maupun kebutuhan dalam negeri.  Namun demikian tidak banyak petani di Indonesia yang mampu menjawab peluang pasar tersebut walaupun dari sisi potensi agronomis sangat mendukung. Masalah klasik bagi para petani adalah mampu menanam namun tidak mampu dalam melakukan management agribisnis secara profesional, sehingga peluang-peluang besar seringkali hanya menjadi angan-angan.

Diawal Tahun 2021 Dipertahankan menyambut peluang pengembangan buah kualitas ekspor tersebut melalui pola kemitraan PT. GGP dengan para petani untuk pengembangan pisang cavendish.

Welly Soegiono selaku Government Relations and External Affair Director PT. GGP menjelaskan bahwa di masa pandemi ekspor komoditas pertanian, khususnya buah segar maupun kalengan tidak berdampak, seperti halnya kebun PT.GGP di Lampung seluas 33.000 ha mampu mengekspor 17.000 kontainer berupa buah nanas kalengan maupun dalam bentuk buah segar setiap tahunnya.

“Sementara untuk buah segar, khususnya pisang cavendish hanya mampu memenuhi market  negara Timur Tengah, Cina, Korea dan Jepang, sedangkan beberapa permintaan dari negara-negara  Eropa belum bisa dipenuhi, untuk itulah PT. GGP menawarkan kerjasama pengembangan pisang cavendish ini kepada petani di Kabupaten Ponorogo,” imbuhnya.

“Kemitraan tersebut dalam bentuk pemberian bibit pisang hasil kultur jaringan secara gratis, pendampingan teknis budidaya sesuai standar PT. GGP, serta jaminan penerimaan produk yang akan dibeli sepenuhnya oleh PT. GGP,” pungkasnya.

Peserta sosialisasi sangat antusias mengikuti kegiatan

Terlihat antusiasme para petani dalam sosialisasi tersebut kemudian disepakati sebagai langkah awal kemitraan pengembangan pisang cavendish, dalam waktu dekat akan dimulai dengan demplot di 2 lokasi yaitu Kec. Jenangan dan Kec. Pulung seluas 2 ha. Dari demplot ini akan dilakukan analisa terlebih dahulu terkait kesesuaian lahan, budidaya sampai dengan hasil, sehingga ketika dikembangkan dalam skala yang lebih luas petani sudah mempunyai bukti gambaran secara jelas, bisa menghitung bagaimana analisa usaha taninya tidak sekedar meraba-raba dan ikut-ikutan saja, sehingga nantinya benar-benar dapat meningkatkan pendapatannya.

 Andi Susetyo, Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo berharap petani dapat menyambut peluang ini.

“Semoga kedepan Ponorogo tidak hanya mampu dalam mengembangkan pisang cavendish kualitas ekspor, tetapi juga buah-buah lainnya seperti alpukat, jambu kristal, pepaya dan lain-lain, supaya petani mempunyai daya saing untuk meningkatkan kesejahteraannya,” ucapnya.

Tatang Mulyana dari Deputi Fasilitasi Perdagangan Kemenko Bidang Perekonomian Republik Indonesia menyampaikan bahwa ekspor pada komoditas pertanian harus terus didorong, mengingat mampu menghasilkan devisa negara.

“Program ini bukan hanya milik orang Ponorogo tetapi mimpi bersama untuk Indonesia,” pungkasnya.