PENGENDALIAN WERENG BATANG COKLAT DI WILAYAH BINAAN BALAI PENYULUHAN PERTANIAN KECAMATAN JENANGAN

JENANGAN- Pada Selasa (09/03/2021) Penyuluh Pertanian beserta Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Jenangan melakukan gerakan pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) Wereng Batang Coklat (WBC) bersama kelompok tani di Kecamatan Jenangan. Adapun gerakan pengendalian tersebut diantaranya dilakukan di Poktan Sidorejo Desa Plalangan dan Poktan Gondo Tanjung Kelurahan Setono tanggal 24 Februari 2021, Poktan Sri Mukti Desa Jimbe tanggal 25 Februari 2021, Poktan Karya Makmur Desa Ngrupit tanggal 8 Maret 2021, dan Poktan Budi Luhur II Desa Tanjungsari tanggal 9 Maret 2021.

Dalam taksonomi hama, wereng batang coklat masuk ke dalam Kelas: Insecta; Ordo Hemiptera; Famili Delphacidae; Genus Nilaparvata; Spesies: N. lugens dengan nama binomial Nilaparvata lugens(Stal). Wereng batang coklat berkembang biak secara seksual, masa pra peneluran 3-4 hari untuk brakiptera (bersayap kerdil) dan 3-8 hari untuk makroptera (bersayap panjang). Telur biasanya diletakkan pada jaringan pangkal pelepah daun, tetapi jika populasinya tinggi telur diletakkan di ujung pelepah dan tulang daun.

Hama WBC yang berkembang pada tanaman padi ketika membentuk anakan dimulai oleh wereng bersayap panjang yang berpindah dari tempat lain. Jika wereng berkembang pada tanaman padi yang berumur 2 atau 3 minggu setelah tanam, maka WBC bisa berkembang biak menjadi dua generasi. Tetapi bila wereng menyerang tanaman padi yang berumur 5-6 minggu setelah tanam, wereng yang berkembang biak hanya satu generasi yang puncak populasinya terjadi pada padi umur 9-10 minggu setelah tanam.

Serangan Nilaparvata lugens pada tanaman padi

Serangan wereng batang coklat yang berat atau biasa disebut dengan ledakan wereng batang coklat, tidak terjadi sepanjang tahun, tetapi hanya pada waktu tertentu, yaitu pada musim hujan dan musim kemarau yang banyak terjadi hujan (la nina). Seperti yang terjadi saat ini di Kabupaten Ponorogo, hujan banyak turun dan menyebabkan genangan air di lahan sawah. Hal tersebut menimbulkan kondisi lahan yang lembab, dimana sangat mendukung perkembangbiakan WBC.

Serangan WBC telah terjadi di beberapa area persawahan di Kecamatan Jenangan. Oleh karena itu, tim BPP Kecamatan Jenangan dan POPT Kecamatan Jenangan melakukan gerakan pengendalian (Gerdal). Dalam Gerdal tersebut, pestisida yang digunakan untuk penyemprotan adalah bantuan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo dengan bahan aktif Buprofezin dan Dimehipo.

Penjelasan mengenai WBC oleh POPT

Masrukin, POPT Kecamatan Jenangan menggunakan kesempatan tersebut untuk menjelaskan tentang siklus hidup WBC dan upaya pengendaliannya.

“Petani harus ingat agar melakukan pengamatan rutin di lahan sawahnya dengan pengamatan yang detail sampai bagian bawah tanaman,” terangnya. Dengan begitu, serangan OPT dapat diketahui lebih awal dan lebih mudah dalam mengendalikannya.

“Penggunaan varietas yang tahan, pergiliran varietas, dan tanam serempak dalam satu hamparan juga penting dilakukan sebagai upaya pengendalian OPT,” jelasnya.

Dengan pelaksanaan gerdal tersebut, diharapkan OPT WBC dapat segera teratasi tanpa menimbulkan berkurangnya hasil panen petani. (Purwati)