Penyuluh Pertanian BPP Jenangan Adakan Sekolah Lapangan Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian pada Tanaman Padi-Anggota Kelompok Tani di Kecamatan Jenangan Antusias Mengikuti

PONOROGO-Puluhan anggota kelompoktani perwakilan dari 10 desa di Kecamatan Jenangan antusias mengikuti sekolah lapangan penerapan inovasi teknologi pertanian pada tanaman padi. Kegiatan tersebut dilakukan di lahan sawah Kelompoktani Sri Tani Desa Jimbe Kecamatan Jenangan.

Sekolah lapangan tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengenali potensi, menyusun rencana usaha, mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan, mengambil keputusan, serta menerapkan inovasi teknologi yang sesuai dengan sumberdaya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan. Tujuannya agar usaha tani yang dilakukan menjadi lebih efisien, berproduktivitas tinggi, dan berkelanjutan.

Sekolah lapangan dipandang sebagai salah satu metode dalam proses belajar-mengajar yang cukup efektif dan sangat cocok sebagai metode pembelajaran bagi orang dewasa (Andragogi). Hal ini dikarenakan sifatnya yang tidak formal dan proses belajar dilakukan di lapangan dimana tersedia objek nyata yang dijadikan materi pelajaran.

Rembug Tani di BPP Kecamatan Jenangan

Sekolah lapangan ini dilakukan dalam beberapa pertemuan selama satu kali musim tanam. Dimulai dari kegiatan rembug tani untuk menggali permasalahan yang dihadapi oleh petani selama melaksanakan usaha taninya. Dari permasalahan yang disampaikan, kemudian disusun perencanaan materi yang akan dibahas dalam masing-masing pertemuan sekolah lapangan selanjutnya.

Pada pertemuan di lahan sawah yang dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 2021, petani mendapatkan pendampingan mengenai hama wereng batang cokelat (WBC). Pada kesempatan tersebut, petani diminta untuk langsung mengamati keberadaan hama di lahan sawah. Selain mengamati ada tidaknya infestasi hama, mereka juga mengamati keberadaan musuh alami dari hama tersebut. 

Pengamatan OPT Pada Tanaman Padi

Hasil pengamatan kemudian didiskusikan dengan seluruh anggota sekolah lapangan dengan dipandu oleh penyuluh pertanian pendamping. Selanjutnya diberikan materi oleh Agus Sairi tentang hama WBC, mulai dari perkembangbiakan, gejala serangan, dan strategi pengendaliannya. Petani diingatkan agar selalu menerapkan sistem tanam serempak, penggunaan varietas yang tahan hama WBC, dan penggunaan insektisida dengan memperhatikan 5 tepat.

Selain itu, dijelaskan juga mengenai beberapa jenis musuh alami dari hama WBC, diantaranya laba-laba, tomcat, kumbang koksi, dan capung jarum. Keberadaan musuh alami tersebut dapat membantu petani untuk memberantas hama WBC. Namun sayangnya, penggunaan pestisida yang tidak memperhatikan 5 tepat justru dapat membunuh musuh alami tersebut.

“Gunakan pestisida yang bahan aktifnya sesuai untuk memberantas hama WBC dan penyemprotan hanya dilakukan saat sudah ada infestasi hama, bukan sebagai tindakan preventif,” terang Ayyi Fanto selaku pemberi materi.

Pada akhir pertemuan, Indah Sahyekti selaku Koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten Ponorogo menambahkan tentang perlunya menanam tanaman refugia di sekitar lahan sawah.

“Tanaman refugia tidak hanya mempercantik lingkungan sekitar sawah, tetapi juga menjadi tempat perkembangbiakan musuh alami hama WBC”, terangnya.

Pemberian Materi Hama WBC

Pada pertemuan di lahan sawah selanjutnya, akan dibahas mengenai OPT pada tanaman padi lainnya. Diharapkan pelaksanaan sekolah lapangan ini benar-benar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam usaha taninya. (Purwati)