CAPACITY BUILDUNG  LATTE ART  (Basic Latte Art) PETUGAS PERKEBUNAN DIPERTAHANKAN KABUPATEN PONOROGO

PONOROGO-Kegiatan Capacity Building Art Latte yang dilaksanakan pada Kamis, 23 Juni 2022 di bidang perkebunan dibuka secara langsung oleh Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo serta di hadiri oleh peserta meliputi : Citra Lentera Indonesia  Surabaya, Kopipressio Surabaya, Long Time Kopi Madiun, Perwakilan air mineral  Cleo Ponorogo, Produsen kopi dan tak kalah pentingnya adalah peserta dari pegiat kopi di sekitar seligkar wilis.

Kegiatan ini merupakan bagian dari nilai kepekaan bagi petugas perkebunan maupun pegiat kopi dalam berwirausaha (entrepreneurship) dimasa kini maupun akan datang,  pada kesempatan yang sama petugas perkebunan, produsen serta pegiat kopi Ponorogo juga memberikan sinyal positif bagi perkembangan perkopian di Kabupaten Ponorogo, hal tersebut bisa dilihat secara nyata banyaknya angkringan kopi, café dan produsen kopi bubuk yang tumbuh subur di perkotaan maupun di pelosok desa.

Narasumber saat memberikan materinya

Yohanes Suwarji selaku pimpinan  Citra Lentera Indonesia Surabaya yang merupakan  Lembaga pengembangan sumber daya manusia yang bergerak pada bidang  training, konseling, mentoring dan coaching, dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebelum kita berwirausaha kopi sebaiknya setiap personality harus  dimulai dari mengetahui tentang asal usul kopi, memahami jenis kopi dan perbedaannya  serta yang tak kalah pentingnya adalah memahami proses pengolahan hasil kopi.

“Pengolahan dan penyajian kopi selama ini kita kenal hanya sebatas menuangkan air panas ke sebuah gelas atau cangkir yang sudah terisi kopi bubuk dan gula, tetapi pada perkembangannya penyajian kopi tersebut sudah bergeser secara kekinian, semisal pembuatan kopi espresso dan Latte Art,” jelasnya.

Bahkan disela-sela pembicaraannya disampaikan juga tentang pemasarannya menjual minuman kopi bukan sekedar menciptakan rasa dan tampilan saja tetapi mengedapankan cara minum kopi yang baik dan benar bagi Kesehatan.

Brian Rey dari kopipressio mempraktekkan cara pembuatan kopi latte art

“Barista dalam Bahasa adalah peracik kopi artinya orang yang bekerja dibalik meja untuk membuat kopi, atau dengan kata lain seorang yang bekerja dibalik mesin kopi, yang memiliki seni dan mahir dalam meracik serta menyajikan kopi juga menguasai tentang perkopian,” ujar  Brian Rey  (Barista Kopipressio Surabaya) dalam mengawali sambutannya.

“Barista merupakan profesi yang cukup bergengsi, skill dan pengetahuan tentang perkopian yang dimiliki bagi seorang barista sangat dibutuhkan oleh café, restoran atau tempat apa saja yang menyajikan kopi,” imbuhnya.

Penikmat kopi di Indonesia cukup bervarian mulai dari penikmat kopi arabika, robusta dan kopi bland. Kopi espresso tentunya akan ditentukan oleh level roasting yang meliputi : Light, Light Medium, Medium, Medium Dark dan Dark, mengapa demikian ?? seorang barista dituntut mampu untuk menyampaikan informasi kepada konsumen akan permintaannya, seperti jenis kopi apa yang perlu disajikan, sedangkan espresso sendiri mempunyai arti secangkir kopi yang diseduh secara cepat kepada penikmat kopi. Latte art merupakan seni menghias di atas secangkir espresso dengan dua teknik yaitu free pouring dan etching. Free pouring yaitu menuangkan secara langsung susu yang telah di steam dengan espresso sedangkan etching ialah menuangkan susu diatas espresso selanjutnya dibentuk menggunakan alat bantu seperti pen etching.

“Penyediaan air mineral dalam proses pembuatan  kopi espresso sangat dianjurkan, selain kandungan mineral, dan tidak mengandung zat-zat kimia beracun, logam berat maupun organisme lainnya, dan selama ini barista-barista yang ada masih mempercayakan kepada produk kami sebagai air mineral pelengkap penyajian kopi espresso,” ucap Nanda Karisma.

Satria Nur dari Long Time Kopi menunjukkan kemahirannya dalam pembuatan kopi latte art

Pemilik dan pengelola Long Time Café Madiun Satria Nur menyampaikan bahwa stigma petani kopi dalam memenuhi unsur nilai tambah untuk produk yang dihasilkannya saat ini harus dirubah, yaitu petani kopi harus bisa mengedepankan keuntungan yang diperolehnya mulai dari hulu sampai ke hilir.

“Sikap demikian ada perbedaan yang signifikan dibanding produk perkebunan lainnya. Produk kopi yang dihasilkan harus memenuhi standar mulai tanam sampai panen. Sedangkan proses pasca panen tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi dari cita rasa yang akan ditentukan, green coffee bean yang bagus sesuai dengan kriteria baik dari segi varietas dan kadar air, pembeli  akan mematok harga beli di kisaran Rp. 120.000 – Rp 170.000 per Kg. sedangkan untuk kopi roasting sampai saat ini para barista tidak membeli dari petani dikarenakan proses roasting dilakukan tersendiri untuk menghasilkan roasting secara optimal dan tetap menjaga kualitas,” terangnya.

“Pasar green coffee bean saat ini dibutuhkan cukup banyak di pasaran domestik. Permintaan seperti ini sebenarnya sebagai ancaman bagi petani kopi Ponorogo apabila tidak bisa mencukupi kebutuhan café minimal di sekitar Kabupaten Ponorogo, dengan specialty  hal ini bisa disikapi dalam bentuk kerja sama pembelian meskipun dalam skala kecil,” imbuhnya.

“Kerja sama yang diharapkan adalah dalam bentuk pembelian  green coffee bean dengan tetap menjaga kualitas dan kuantitas. Adapun pemasaran bisa melalui media promosi (on line) maupun (pameran/expo) dengan kata lain adalah untuk menjaga kualitas maupun cita rasa khas kopi Ponorogo,” pungkasnya.

Peserta yang mampu menghias cangkir mendapatkan souvenir kaos cantik
Peserta juga mendapatkan coffee press

Di sesi akhir kegiatan ini, team barista mengajak peserta yang hadir untuk bisa mempraktikkan basic latte art dengan menghias diatas cangkir, bahkan peserta yang mampu menghias cangkir akan diberikan hadiah berupa kaos cantik dan lain sebagainya dari pihak Kopipressio.

Besar harapan kedepannya dari team Kopipressio dan Citra Lentera Indonesia  akan terus menjalin kerjasama dikemudian hari  dengan Dipertahankan cq. Bidang Perkebunan Kabupaten Ponorogo.