HARI KE-3 PETANI MUDA ASAL BABADAN DAN NGEBEL BERAKSI DALAM VERIFIKASI LOMBA PETANI MILENIAL

PONOROGO (27/06/2022)-Hari terakhir verifikasi lapang lomba petani milenial semakin seru. Pada Senin tanggal 27 Juni 2022 petani milenial asal Kecamatan Babadan dan Kecamatan Ngebel merupakan petani terakhir yang dikunjungi tim verifikasi lapang di masing-masing tempat usahanya.

Tim penilai saat verifikasi lapang di tempat usaha peserta petani milenial Kecamatan Babadan

Tantowi Yahya petani muda asal Kecamatan Babadan merupakan pegiat pertanian hidroponik Kabupaten Ponorogo. Pria usia 32 tahun itu telah lebih dari 6 (enam) tahun mengembangkan usahanya.

Mas Yahya sapaan akrabnya mengatakan jika ia sangat tertarik mengembangkan tanaman hidroponik. Dari mulai sayuran selada, sawi, bahkan timun kyuri telah ia tanam dalam instalasi hidroponiknya.

Wawancara tim penilai tentang usaha hidroponik petani milenial Babadan

“Berbekal paralon dan penyangga dari bambu saya berhasil membuat 9.000 titik tanam sayuran yang menghasilkan 700kg sayuran per bulan dan 600 kg mentimun per musim,” ucapnya.

“Dari hasil bertani sayur secara hidroponik tersebut saya mengantongi laba lebih dari 10 juta rupiah per bulan,” imbuhnya.

Tim penilai mengamati secara langsung budidaya sayur hidroponik

Selain bertani hidroponik Mas Yahya juga sering diundang dalam berbagai seminar dan pelatihan. Hal ini menjadikannya petani muda yang menginspirasi banyak orang di lingkungan sekitar untuk mulai bertani hidroponik.

Verifikasi lapang tim penilai di Kecamatan Ngebel

Dari Kecamatan Babadan tim penilai melanjutkan perjalanan ke lokasi kedua hari ini yaitu Kecamatan Ngebel. Ngebel yang akrab kita kenal dengan keindahan danaunya ternyata memiliki mutiara tersembunyi, yaitu komoditas perkebunannya.

Genti Dwi Lestari menjadi satu-satunya petani wanita yang masuk dalam 5 (lima) besar Lomba Petani Milenial tahun 2022 ini. Tak disangka mahasiswa sosiologi tingkat akhir dari salah satu universitas negeri di Surabaya ini memiliki usaha tanaman porang yang mencapai 21 ribu Pohon. 

Statusnya sebagai mahasiswa sosiologi tidak menyurutkan tekadnya menjadi petani porang. Bahkan ia telah bermitra dengan perusahaan-perusahaan pengolahan umbi porang di Jawa Timur.

Petani cantik asal Ngebel ini mengungkapkan jika ia selalu melihat potensi di wilayahnya dengan cermat.

Coffee shop sebagai tempat pemasaran olahan kopi dan gula aren dari petani milenial Ngebel

“Seperti yang kita ketahui Ngebel merupakan Kecamatan di Ponorogo yang memiliki potensi wisata. Untuk itu saya mengembangkan tanaman buah-buahan berupa jambu madu, manggis dan durian serta tanaman perkebunan berupa kopi, kapulaga, dan empon-empon yang saya olah dan sajikan dalam Coffee Shop sehingga dapat menarik wisatawan baik wisatawan asli Ponorogo maupun dari luar Kabupaten Ponorogo,” terangnya.

“Usaha yang saya kembangkan baik itu dari tanaman porang, perkebunan, peternakan dan buah-buahan serta pengolahan hasilnya memiliki tujuan yang mulia,” imbuhnya.

“Saya ingin membuka peluang yang lebih besar, menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, serta meningkatkan nilai jual produk,” ujarnya.

“Saya selalu ingin menyalurkan energi positif di lingkungan sekitar,” ucapnya.

“Latar belakang pendidikan bukan menjadi penghalang untuk berkembang di lain bidang,” pungkasnya.

Kunjungan ke petani muda asal Kecamatan Ngebel ini menutup kegiatan verifikasi lapang lomba petani milenial tahun 2022. Tim verifikasi lapang akan menentukan sang pemenang dari 5 (lima) besar petani muda yang telah dilakukan penilaian. Hasil lomba akan diumumkan pada puncak acara Hari Krida Pertanian tanggal 29 Juni 2022 mendatang. Apapun hasinya mereka adalah pemuda-pemuda hebat dalam menggiatkan usaha bidang pertanian di Kabupaten Ponorogo. Tekad dan semangat mereka harus tetap tersulut untuk mewujudkan Pertanian Kuat Ponorogo Hebat. (Irma Tri Wahyuni)