PONOROGO (14/07/2022)- Farm Field Day (FFD) Jagung Hibrida Reog 234 Kabupaten Ponorogo diselenggarakan pada hari ini Kamis, 14 Juli 2022. Dihadiri oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo, Penyuluh Pertanian dan elemen masyarakat serta perwakilan petani se-Kabupaten Ponorogo.
FFD ini merupakan simbolis wujud nyata kinerja kolaborasi antara elemen masyarakat petani, peneliti, industri lokal, dan Pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk mewujudkan Ponorogo mandiri benih jagung. Data dari badan pusat statistik jumlah luas panen jagung Kabupaten Ponorogo tahun 2021 lebih dari 47.000 Ha dengan kebutuhan benih total diperkirakan mencapai lebih dari 947 ton per tahun. Kabupaten Ponorogo masih memasok benih jagung dari luar Ponorogo. Dari latar belakang tersebut Pemerintah Kabupaten ponorogo melalui Dipertahankan melakukan kolaborasi dengan para peneliti dari berbagai universitas serta lembaga penelitian akan mewujudkan Ponorogo mandiri benih jagung dengan launching benih jagung asli Ponorogo dengan nama REOG 234 dengan pemegang lisensi PT. Ponorogo Agro Mandiri.
Dipertahankan Kabupaten Ponorogo melakukan Demonstrasi Area untuk Uji Varietas Jagung REOG 234 di Desa Pulung Mardiko, Kecamatan Pulung.
Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo, Masun menjelaskan bahwa program kolaboratif yang melibatkan peneliti dari ITS, UNIDA, UNPAD, Universitas Kahuripan Kediri, serta Corres.co dinilai mampu mendatangkan berbagai keuntungan.
“Keuntungan yang pertama untuk petani yaitu mendapatkan transfer ilmu baru dalam hal pembenihan jagung, yang ke dua untuk para peneliti dapat terus mengembangkan benih lokal asli Ponorogo yang dapat berkembang menjadi beberapa varietas, ke tiga untuk industri lokal dapat menjadi produsen asli Ponorogo yang mengembangkan benih merek asli ponorogo, dan yang ke empat keuntungan untuk pemerintah daerah yaitu memicu pertumbuhan ekonomi sektor pertanian,” jelasnya.
Sugiri Sancoko Bupati Ponorogo melakukan launching program kolaboratif pembenihan berbasis komunitas dengan penandatanganan perjanjian. Dalam kesempatan ini beliau berharap petani di Ponorogo tidak hanya melakukan budidaya jagung berbasis produksi melainkan harus melakukan produksi benih jagung sendiri untuk ditanam di Ponorogo dan selanjutnya dapat didistribusikan ke seluruh Indonesia.
“Hal ini dinilai dapat meningkatkan taraf hidup petani jagung, karena dari segi harga jagung produksi dan jagung benih memiliki perbedaan harga yang cukup tinggi,” lanjutnya.
“Untuk mencapai mimpi itu diperlukan perjuangan yang panjang, gotong royong serta kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat untuk mewujudkan Ponorogo mandiri benih jagung,” pungkasnya.
Acara FFD ini diakhiri dengan ramah tamah Bupati Ponorogo dengan seluruh peserta yang hadir. Petani menyambut positif dan optimis benih jagung asli Ponorogo ini mampu meningkatkan produksi jagung di Kabupaten Ponorogo. (Irma Tri Wahyuni)