PELATIHAN PERTANIAN TEMATIK DENGAN FOKUS INTERVENSI STUNTING

PONOROGO – Petani Wanita di wilayah Kabupaten Ponorogo mendapatkan pelatihan di Aula Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo dengan fokus penurunan angka stunting di Kabupaten Ponorogo.

Peserta pelatihan pertanian tematik lebih bersemangat usai menerima materi yang disampaikan

Acara dimulai pada tanggal 29 Agustus 2022 sampai dengan 31 Agustus 2022, pelatihan diikuti oleh 9 (sembilan) kecamatan yang terbagi dalam 3 hari. Kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Pulung, Jenangan, Pudak, Bungkal, Slahung, Ngrayun, Balong, Mlarak, dan Sooko.

Acara dibuka langsung oleh Kepala Bidang Penyuluhan Endah Widuri, beliau menuturkan pentingnya penanggulangan stunting di lingkup terkecil yaitu keluarga.

“Pelatihan ini ditujukan kepada wanita tani yang juga berperan penting dalam peningkatan gizi keluarga,” ucapnya.

Narasumber saat menyampaikan materinya

Dalam acara pelatihan ini menghadirkan pemateri dari bidang ketahanan pangan dan penyuluh perikanan Dipertahankan Kabupaten Ponorogo. Materi pertama dibuka dengan video edukasi tentang posisi pangan dan perilaku masyarakat di Ponorogo dalam menyediakan pangan dan gizi di keluarga.

Dalam hal ini Sumarno, Kepala Bidang Ketahanan Pangan menambahan pengetahuan tentang pencegahan stunting dan peningkatan gizi keluarga dengan tanaman pekarangan serta penambahan protein hewani secara mandiri di skala rumah tangga.

“Hal ini dinilai mampu mengubah pola konsumsi masyarakat Indonesia khususnya di Ponorogo untuk mencegah terjadinya kurang gizi yang berdampak pada tingginya angka stunting di Indonesia,” ujarnya.

“Indonesia menempati urutan ke-5 dunia perihal angka stunting di dunia, oleh karena itu presiden RI mengharapkan percepatan penurunan angka stunting di Indonesia hingga tahun 2024,” lanjutnya.

“Oleh karena itu Dipertahankan Kabupaten Ponorogo membawa misi penting dalam menurunkan angka stunting khususnya di Kabupaten Ponorogo dengan pelatihan ini,” pungkasnya.

Para peserta langsung ikut praktek membuat berbagai makanan olahan ikan

Materi kedua disampaikan oleh Reni Andhika H, Penyuluh Perikanan Dipertahankan Kabupaten Ponorogo. Pada materi kedua ini diisi dengan praktek pengolahan ikan lele. Praktek ini bertujuan untuk membuat variasi olahan protein hewani terutama ikan yang mudah didapat pada lingkungan sekitar. Hal ini selaras dengan materi pertama yang disampaikan Sumarno, bahwa konsumsi pangan hewani masyarakat Indonesia hanya 15,49%.

Berbagai olahan lele yang dipraktekkan pada 3 hari pelatihan diantaranya stik tulang lele, kaki naga dari fillet daging lele, burger lele, serta bakso lele. Peserta pelatihan sangat antusias dalam proses pengolahan lele ini dari mulai cara fillet ikan lele sampai dengan proses pengolahannya.

Para peserta antusias mengikuti kegiatan pelatihan

Dengan adanya pelatihan ini diharapkan mampu menambah wawasan para petani wanita tentang stunting dan gizi pada skala rumah tangga sehingga mampu mengurangi angka stunting di Kabupaten Ponorogo khususnya serta angka stunting Nasional. (Irma Tri Wahyuni)