SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA TANAMAN TEMBAKAU

PONOROGO-Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo melalui Bidang Perkebunan yang bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur melaksanakan kegiatan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) tanaman tembakau.

Praktek pembuatan agens hayati

Kegiatan SL-PHT tersebut dilaksanakan di kediaman ketua kelompok tani Tirto Mukti Desa Purworejo Kecamatan Balong dimulai dari tanggal 10 Agustus 2022 dan diperkirakan berakhir pada minggu ke-3 bulan September 2022. SL-PHT ini dijadwalkan 7 (tujuh) kali pertemuan yaitu 6 (enam) kali pertemuan yang dilaksanakan sekali dalam seminggu serta field trip.

Dalam kegiatan ini dihadiri tim Dinas Perkebunan Bidang Perlindungan Perkebunan Provinsi Jawa Timur, tim Bidang Perkebunan Kabupaten Ponorogo dan peserta sekolah lapang sejumlah 30 orang petani yang tergabung di kelompok tani Tirto Mukti.

Penjelasan pembuatan APH

Puji Astuti selaku Kepala Bidang Perlindungan Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur mengawali sambutannya dalam pembukaan kegiatan SL-PHT, bahwa sekolah lapang adalah bentuk proses pembelajaran non formal bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan mengenali potensi, menyusun rencana usaha, identifikasi, serta mengatasi permasalahan, pengambilan keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumber daya yang ada secara sinergis dan berwawasan lingkungan, harapannya usaha tani tembakau lebih efisien dalam produktivitasnya dan berkelanjutan.

“Tujuan diadakannya kegiatan SL-PHT adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan serta keahlian petani tembakau dalam menganalisa data dan informasi agroekosistem,  memasyarakatkan penerapan PHT dalam pengelolaan usaha tani, meningkatkan pengamanan produksi terhadap gangguan OPT dalam pencapaian sasaran produksi, serta peningkatan kesejahteraan petani,” imbuhnya.

“Pelaksanaan kegiatan SL-PHT ini para peserta akan diberikan fasilitas dalam proses belajar-mengajar berupa ATK, hand sprayer, cangkul, sabit dan bahan praktek lainnya sebagai penunjang kegiatan. Proses pembelajaran akan didampingi oleh narasumber yang berkompeten meliputi Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) Karang Ploso Kabupaten Malang, Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya dan Bidang Perkebunan Dipertahankan Kabupaten Ponorogo,” pungkasnya.

Praktek pembuatan asap cair dipandu oleh pemateri

Ika Niscahyani selaku Kepala Bidang Perkebunan Dipertahankan Kabupaten Ponorogo menyampaikan bahwa para peserta diwajibkan membuat kontrak belajar diantaranya membuat jadwal pertemuan, jam masuk sekolah lapang dan beberapa hal lainnya yang bersifat mendukung proses pembelajaran.

“Persyaratan lainnya perlu adanya pembagian kelompok, setiap kelompok beranggotakan lima orang dengan harapan setiap anggota mempunyai peran dan fungsi  yang sangat penting didalam pengadopsian ilmu yang disampaikan oleh para pemateri,” ujarnya.

“Peserta sekolah lapang akan diperkenalkan cara pembuatan asap cair. Diharapkan tahu akan fungsi asap cair itu sendiri selain bersifat anti bakteri, dapat memacu pertumbuhan bibit tanaman, selain itu juga dapat berfungsi sebagai biopestisida yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit pada tanaman tembakau,” jelasnya.

Antusias peserta SL-PHT dapat terlihat pada pelaksanakan pembuatan asap cair serta pertanyaan bersifat membangun dan tak kalah pentingnya adalah materi tersebut adalah ilmu yang baru dipelajarinya dan sangat mudah dalam pembuatannya.

Suasana Daring para peserta SL-PHT

Pembelajaran “Daring” ( Dalam Jaringan ) pada masa pandemi covid-19 memberi warna khusus pada masa berjuang melawan virus. Disisi lain dengan kemajuan teknologi yang semakin mudah, program tersebut tidak hanya dilakukan pada masa pandemi tetapi sudah menjadi tren bahwa ruang dan waktu bukan sebagai penghalang dalam proses belajar-mengajar, demikian halnya kegiatan SL-PHT.

Pelaksanaan SL-PHT secara daring  disampaikan  oleh pemateri dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya, sebagai upaya untuk menyajikan / menyampaikan tentang tata kelola PHT secara bijaksana. Disisi lain semboyan pelayanan prima merupakan semangat yang harus dijunjung tinggi sebagai aparatur sipil negara, dengan demikian tanpa mengurangi esensi dalam penyampaian materi tetap tersampaikan secara optimal kepada petani peserta SL.

Peserta SL-PHT saat daring yang disampaikan oleh tim BBPPTP Surabaya

Dina Erawati bersama tim menyampaikan materi berjudul  Mekanisme Pembuatan Metabolit Sekunder dari APH Trichoderma sp., Beauveria Bassiana dan Pseudomonas flourescens.

“Metabolit sekunder merupakan senyawa organik yang dibentuk saat mendekati tahap stasioner / selama akhir pertumbuhan dan merupakan sisa metabolis yang mengandung zat antibiotika, enzim, hormon, dan toksin. Metabolit sekunder Agens Pengendali Hayati merupakan senyawa organik yang dimanfaatkan untuk pengendalian OPT,” terangnya.

“Dengan menggunakan pengendalian yang ramah lingkungan diharapkan terjadi peningkatan produktivitas, baik kualitas maupun kuantitas hasil yang ditandai dengan peningkatan produksi akibat dari menurunnya persentase serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tembakau setelah introduksi teknologi pengendalian PHT,” pungkasnya.

Dari hasil teknologi PHT yang dilakukan ini dapat digunakan sebagai rekomendasi teknologi dalam pembinaan petani dan pelaksanaan di lapangan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani. @nyelira3