CEGAH STUNTING ITU PENTING

PONOROGO – Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo kembali menyelenggarakan Pelatihan Pertanian Tematik dengan Fokus Intervensi Penurunan Stunting. Kegiatan ini merupakan Pelatihan Gelombang ke-2 yang dilaksanakan pada tanggal 17 – 20 Oktober 2022 bertempat di Kantor Bidang Penyuluhan, Jl. Letjend Suprapto 14 C Ponorogo. Adapun untuk Pelatihan Gelombang ke-1 telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2022 yang lalu. Peserta Pelatihan Gelombang ke-2 ini dikhususkan bagi wanita yang merupakan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) maupun anggota Kelompok Tani (Poktan) yang berasal dari Kecamatan Siman, Kauman, Sukorejo, Jetis, Sambit, Sawoo, Jambon, Badegan, Sampung, Ponorogo, Babadan, dan Ngebel.

Peserta mengikuti pelatihan dengan riang gembira

Kegiatan pelatihan ini dimulai dengan sambutan dan laporan dari panitia yang diwakili oleh Endah Widuri selaku Kepala Bidang Penyuluhan. Beliau sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berpesan agar peserta pelatihan dapat mengikuti kegiatan dengan khidmat dan sungguh-sungguh, mengingat banyaknya manfaat dan ilmu yang dapat diperoleh dari kegiatan ini sehingga diharapkan segala bentuk informasi dan pengalaman dapat ditularkan ke anggota KWT atau Poktan di wilayahnya. “Pelatihan Pertanian Tematik Fokus Intervensi Penurunan Stunting ini dibagi menjadi empat hari, dimana setiap harinya diikuti oleh perwakilan dari 3 Kecamatan sebanyak 60 orang peserta”, paparnya. Selain itu, Endah juga menyampaikan bahwa pemilihan peserta pelatihan khusus bagi wanita adalah karena seorang Ibu cenderung lebih dekat dalam merawat dan berperan penting dalam tumbuh kembang anaknya.

Foto bersama peserta pelatihan dengan Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kab. Ponorogo

Acara berikutnya merupakan sambutan sekaligus pembukaan pelatihan secara resmi oleh Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo, Masun. Menurut Masun, jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, stunting merupakan suatu hal yang menghambat pertumbuhan atau perkembangan yang seharusnya. “Adanya hambatan pada pertumbuhan dan perkembangan ini biasanya baru terlihat setelah anak memasuki usia 2 tahun”, tuturnya. Lebih lanjut lagi, Masun menyampaikan bahwa dalam rangka pencegahan stunting, penting bagi masyarakat untuk lebih meningkatkan pengetahuannya, yang salah satunya dapat diperoleh melalui pelatihan ini. Selain itu, sebagai salah satu cara dalam pencegahan stunting juga dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan lebih bervariasi. “Sebenarnya banyak bahan makanan bergizi yang ada di sekitar kita, namun terkadang kita belum mengerti dalam pengolahannya sehingga minim variasi membuat anak enggan untuk mengonsumsinya,” ujarnya.

Penyampaian Materi Stunting oleh Sumarno

Pelatihan Pertanian Tematik Fokus Intervensi Penurunan Stunting terdiri dari dua macam, yaitu pemaparan materi dan praktek. Pemaparan materi disampaikan oleh Sumarno, selaku kepala Bidang Ketahanan Pangan mengenai stunting. Menurutnya salah satu cara untuk mencegah stunting adalah dengan mengonsumsi makanan B2SA, yaitu bergizi, beragam, seimbang, dan aman. Acara kemudian dilanjutkan dengan praktek pembuatan menu makanan olahan ikan lele. Acara praktek memasak ini dipandu oleh Reni Andika Hapsari selaku penyuluh perikanan di Bidang Peternakan, Kesehatan Hewan dan Perikanan. “Ikan Lele merupakan salah satu sumber protein hewani yang baik bagi kesehatan otak sehingga baik untuk dikonsumsi,” ujarya.

Praktek olahan lele bersama Reni Andika Hapsari

Penurunan angka stunting merupakan program penting yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat dengan target angka prevalensi stunting di bawah 14% pada tahun 2024. Stunting sedianya merupakan hal yang harus dicegah bersama mulai dari lingkup rumah tangga. Pemberdayaan dan peningkatan kesadaran tentang bahaya stunting juga perlu untuk terus disosialisasikan pada masyarakat. (M. Adhi Bhaskara, S.T.P., Penyuluh Pertanian Ahli Pertama)