KAJIAN HASIL DEMPLOT PADI DAN JAGUNG

PONOROGO–Farm Field Day (FFD) di Kebun Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kabupaten Ponorogo dilaksanakan pada 4 (empat) BPP yang memiliki kebun percontohan diantaranya BPP Sambit dan BPP Balong dengan tanaman jagung, serta BPP Sukorejo dan BPP Jenangan dengan komoditas padi. Acara ini mengundang perwakilan kelompok tani dari daerah setempat untuk memaparkan hasil dari kegiatan Demonstrasi Plot yang dilakukan oleh manajer kebun masing-masing BPP. Acara berlangsung dari tanggal 14,15,16 dan 21 November 2022.

Peserta dari BPP Balong diajak menyuarakan yel-yel untuk menambah semangat

Acara dibuka langsung oleh Kepala Bidang Penyuluhan Endah Widuri, “Dengan adanya FFD yang dilanjutkan dengan kajian Demplot di kebun BPP ini diharapkan teknologi yang telah diterapkan di kebun BPP sebagai pembelajaran dengan harapan dapat diaplikasikan petani di lahan masing-masing,”ucapnya.

Peserta di BPP Sambit penuh semangat mengikuti kegiatan

Di BPP Sambit dan Balong dilakukan uji varietas benih jagung oleh manajer kebun masing-masing Priyono dan Jemangin. Menurut manajer Kebun BPP Sambit Priyono “DEM plot kebun BPP Sambit mengkaji 7 varietas jagung yang berbeda diantaranya Bisi 321 Simetal, NK Naga, NK Andalan, DK 771, ADV Ruby, ADV Jago, dan Pertiwi 6. Dari hasil kajian tersebut didapatkan beberapa kelemahan dan kelebihan dari masing masing benih yang ditanam, dilihat dari cara perawatan, hama penyakit, lama tanam dan hasil panen,” jelasnya.

Peserta dari BPP Jenangan serius menyimak materi yang disampaikan narasumber

Di BPP Sukorejo dan BPP Jenangan melakukan Dem Plot tanaman Padi dengan pemupukan berimbang yang dilakukan oleh manajer kebun masing-masing yaitu Tri Cahyono dan Surono. Dari kajian tersebut, menurut Tri Cahyono “Bagian terpenting dari budidaya padi yaitu benih berlabel, pemupukan berimbang, pengendalian hama penyakit tanaman, serta perawatan hingga panen,” ujarnya.

“Ada beberapa teknologi yang diterapkan diantaranya yaitu sistem tanam jajar legowo, serta pemupukan berimbang sehingga HPT dapat dikendalikan dengan baik dan tidak terjadi ledakan,” imbuhnya.

Peserta dari BPP Sukorejo antusias mengikuti kegiatan

Selain dari manajer kebun, acara kajian juga menghadirkan pemateri untuk menambah wawasan para petani. Indah Sahyekti menerangkan pemahaman tentang budidaya tanaman Jagung Manis.

“Jagung manis dapat dibudidayakan oleh petani di Kabupaten Ponorogo. Tanaman dengan ketinggian 175-190cm ini dianggap dapat lebih cepat panen dan juga berpotensi tumbuh tongkol 2. Dengan perlakuan khusus jagung manis ini dapat meningkatkan pendapatan petani karena masa panen yang lebih singkat,” terangnya.

Selain Jagung Manis beliau juga memaparkan tentang Budidaya padi. Secara singkat beliau menjelaskan bahwa dalam berbudidaya padi memerlukan konsistensi.

“Konsistensi mulai dari pemilihan benih unggul, perawatan yang tepat, pemupukan yang berimbang, serta penanganan HPT terpadu dapat membantu petani mencapai hasil panen yang lebih baik,” paparnya.

Hal ini sejalan dengan materi yang lain yaitu tentang Sistem Pertanian Terpadu (SPT). Sistem SPT merupakan kombinasi Usaha Tani diantaranya pengelolaan tanaman terpadu, pengelolaan hama terpadu dan limbah terpadu.

Dari pemaparan tersebut diharapkan dapat membantu petani dalam pengelolaan lahan pertanian secara berkelanjutan dengan hasil yang lebih baik.  Rangkaian acara ini diakhiri dengan sesi diskusi oleh para petani, diskusi diisi dengan pertanyaan-pertanyaan dari petani baik tentang teknis cara tanam, maupun tentang program-program Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo.

Diharapkan dengan acara FFD dan Kajian Demplot ini dapat menambah wawasan petani tentang cara berbudidaya yang baik dengan tambahan teknologi-teknologi yang telah diujicobakan di kebun BPP Kecamatan Sambit, Balong, Sukorejo dan Jenangan.  (Irma Tri Wahyuni)