SEKOLAH LAPANG GOOD AGRICULTURE PRACTICES [ SL-GAP ] TANAMAN TEMBAKAU JAWA

PONOROGO-Pada Kamis, tanggal 16 Maret 2023 di kelompok tani Sendang Mulyo Desa Mlarak Kecamatan Mlarak dilaksankan Sekolah Lapang Good Agriculture Practices (SL-GAP) tanaman tembakau Jawa. Tampak hadir dalam pembukaan pelatihan SL-GAP Tembakau di tingkat kelompok tani antara lain Kepala Bidang Perkebunan, Koordinator PPL Kecamatan Mlarak, PPL Kecamatan Mlarak, serta narasumber .

Persiapan lahan pembibitan

Program SL-GAP tembakau Jawa di empat kelompok tani yang tersebar di dua kecamatan yang memiliki potensi pengembangan tembakau Jawa diantaranya Mlarak dan Badegan perlu dilaksanakan, mengingat sebagaimana pentingnya dalam budidaya tembakau yang ramah lingkungan baik dari segi tanaman, tanah, air dan udara. Selain itu diharapkan usaha tani tembakau Jawa dapat berjalan secara berkelanjutan dan memberikan dampak kesejahteraan bagi petani beserta keluarganya.

Teknik perlakuan benih yang sudah siap untuk penaburan

Dalam sambutan Endah Widuri selaku Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo menyampaiakan bahwa kegiatan SL-GAP tembakau selama ini masih banyak ditemui permasalahan.

“Secara umum masalah itu diantaranya anomali iklim, kegagalan panen (banjir dan kekeringan), drainase kurang baik (tanah berat), bahan organik rendah, kandungan Cl pada lahan semakin tinggi dan tidak kalah pentingnya adalah teknik budidaya petani masih kurang memenuhi standar,” ujarnya.

“Selain permasalahan secara umum tadi masih ada permasaahan lain yang sangat perlu perhatian khusus dalam skala nasional yaitu penurunan harga tembakau, penawaran lebih besar dari pada permintaan dan mutu kurang sesuai terhadap permintaan pasar,” ungkapnya.

Teknik seeding boom

Pelaksanaan SL-GAP tembakau kali ini selain teknik budidaya secara optimal tanpa meninggalkan kaidah kelestarian alam, peserta juga diajak untuk melihat peluang bisnis dengan kata lain petani diajak melakukan pembenihan secara mandiri yang selama ini petani tembakau Jawa terbiasa membeli bibit dari daerah sekitar maupun dari luar kabupaten.

“Dalam kegiatan SL-GAP ini para peserta akan diberikan fasilitas dalam proses belajar mengajar berupa ATK, dan bahan praktek lainnya sebagai penunjang kegiatan,” lanjutnya.

“Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan dilakukan selama lima kali pertemuan dan proses pembelajaran natinya akan didampingi oleh nara sumber yang berkompeten, diantaranya dari  Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya dan Bidang Perkebunan Dipertahankan Kabupaten Ponorogo,” pungkasnya.

Pemberian materi dan kontrak belajar

Lukito HS selaku pemandu dan pemateri SL-GAP tembakau menyampaikan bahwa sebelum melakukan proses pembelajaran SL-GAP tanaman tembakau para peserta diwajibkan membuat kontrak belajar diantaranya membuat jadwal pertemuan, jam masuk sekolah lapang dan beberapa hal lainnya yang bersifat mendukung proses pembelajaran.

“Persyaratan lainnya perlu adanya pembagian kelompok, setiap kelompok beranggotakan lima orang dengan harapan setiap anggota mempunyai peran dan fungsi  yang sangat penting didalam pengadopsian ilmu yang disampaikan oleh para pemateri,” ucapnya.

“Kegiatan SL ini melibatkan anggota kelompok tani yang mempunyai usaha tani tembakau, dengan harapan peran serta peserta SL akan berjalan dinamis dan terbuka dalam menyampaikan permasalahan maupun gagasan di dalam berusaha tani tembakau Jawa,” imbuhnya.

Penaburan sekam setelah penaburan benih tembakau

Didik Darmanto pemateri dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya menyampaikan materi tentang budidaya tembakau Jawa.

“Pembenihan yang baik dan berkualitas merupakan syarat mutlak untuk menghasilkan bibit yang baik pula, tentunya dengan perlakuan dan penanganan sesuai dengan SOP budidaya tembakau Jawa,” jelasnya.

Pelaksanaan SL-GAP meliputi beberapa topik antara lain : 1) Pembuatan bedengan, perlakuan benih, dan  penaburan benih; 2) Pengolahan lahan dan teknik budidaya; 3) Pengamatan Agroekosistem; 4) Pemanenan; 5) Pasca panen.

Penggunaan sungkup untuk menjaga kelembaban

Antusias peserta SL-GAP dapat terlihat pada pelaksanakan pembuatan bedengan dan teknik penebaran benih dengan penggunaan seeding boom dan tak kalah pentingnya adalah materi dan praktik tersebut adalah ilmu yang baru dipelajarinya dan sangat mudah dalam pembuatannya.

Harapannya bukan hanya pada saat kegiatan SL-GAP ini saja peserta bersemangat tetapi targetnya bagaimana petani tembakau Jawa bisa menyediakan bibit sendiri dengan kualitas yang baik, yang nantinya akan mendapatkan keuntungan ganda yang dihasilkan mulai dari penjualan bibit maupun produksi yang dihasilkan dapat berkompetisi di tingkat pasar lokal maupun regional.@nyelira3