Budidaya Lele Lumbung Farm Desa Serag Kecamatan Pulung

PONOROGO – Darsono (39) menjalin kemitraan dengan banyak petani peternak lele di wilayah timur Ponorogo. Tidak hanya di wilayah Desa Serag, tetapi juga merambah ke desa lain dan wilayah Kecamatan Sooko. Beliau adalah peternak lele pemilik Lumbung Farm dan juga anggota sub kelompok pembudidaya ikan Gapoktan Mukti Wibowo Desa Serag Kecamatan Pulung, merangkap sebagai Bhabinsa di Koramil Sooko. Darsono sudah menggeluti budidaya lele ini selama kurang lebih 7 tahun. Selain lele beliau juga mengusahakan nila dan gurame. Senin, 17 Juli 2023, Darsono memanen sebanyak 8 kuintal ikan lele untuk dikirim ke Solo. Ikan-ikan tersebut dikirim dalam keadaan hidup dengan dua armada. 

Darsono memiliki 52 kolam kemitraan dengan petani ikan. Adapun kolam miliknya sendiri mencapai 14 Kolam di areal Desa Serag. Kapasitas per kolamnya mencapai 10.000 ikan lele per kolam, dengan umur lele yang bervariasi. Kolam miliknya terdiri dari kolam portable, kolam terpal dengan beberapa ukuran, dan kolam permanen.

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat menguntungkan bila dilakukan secara intensif. Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan bertujuan untuk menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan lele siap konsumsi.

Darsono tidak enggan berbagi tentang budidaya ikan lele mulai dari penyiapan kolam. Jika kolam yang digunakan adalah kolam tanah, perlu dilakukan pengeringan dan pengolahan tanah. Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme jahat yang menyebabkan bibit penyakit. Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul. Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah.

Proses pemanenan ikan lele

Setelah dilakukan pengolahan tanah, tahapan selanjutnya adalah pengapuran dan pemupukan. Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur tohor. Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di permukaan dasar kolam. Selanjutnya tanah dibalik agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk pengapuran adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan. Langkah selanjutnya adalah pemupukan. Gunakan paduan pupuk organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang dianjurkan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi. Sementara untuk urea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10 gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota air seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan lele. (https://dppp.bangkaselatankab.go.id/post/detail/886-cara-budidaya-ikan-lele-yang-baik)

Pengangkutan ikan lele setelah dipanen

Tahapan selanjutnya adalah pengisian dengan air sampai batas 30-40 cm dan kolam dibiarkan tersinari matahari selama satu minggu. Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam, seperti fitoplankton, tumbuh dengan baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton akan berwarna kehijauan. Setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal. “Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm,” ungkap Darsono.

Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih yang ditebar. Oleh sebab itu, Darsono mendatangkan bibit ikan lele dari Kediri. Bibit ikan lele yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Ciri-ciri benih yang sehat adalah gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya, bebas dari bibit penyakit, dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut menantang arah arus air dan bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik. Ukuran benih untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. “Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Dari benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3 bulan akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 10-12 ekor per kilogram,” ujarnya.

Darsono memamerkan ikan lele hasil panennya

Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan. “Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang,” sarannya. Sebagai nutrisi tambahan, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein hewani. Kebutuhan pelet yang harus disediakan setiap hari oleh Darsono adalah 3 zak pelet @50 Kg. Jadi, selama 3 bulan beliau harus menyediakan kuota pelet kurang lebih sebanyak 135 zak pelet atau 13.500 Kg pelet. Pelet yang diberikan merupakan kemitraan dengan pabrikan dengan merek New Hope Aqua Feed 833 dengan kandungan protein minimal 31% yang diformulasikan khusus untuk budidaya ikan lele intensif. Selain menggunakan pakan ikan atau pelet yang berkualitas, perlu ditentukan jadwal pemberian pakan. Frekuensinya 3 kali sehari untuk ikan lele dewasa, sedangkan untuk ikan yang masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, sore, dan malam hari. Ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari, sehingga pemberian pakan lebih banyak pada sore dan malam hari.

Hasil panen lele dari kemitraannya dibeli oleh Lumbung Farm dan dipasarkan hingga keluar daerah, seperti Solo, Jogja dan sekitarnya. Setiap bulannya beliau sanggup mengirim hingga 5 ton lele. Dalam umur pembesaran ikan lele (kurang lebih 3 bulan) akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 10-12 ekor per Kg. (Farida)