UPAYA MENGHASILKAN KOPI PONOROGO YANG BERMUTU DAN BERKUALITAS

PONOROGO, Rabu 02 Agustus 2023 Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo melalui Bidang Perkebunan mempunyai tugas dan fungsi untuk mendampingi petani dalam peningkatan dan penyediaan mutu hasil komoditi perkebunan, salah satunya komoditas kopi yang menjadi produk unggulan perkebunan di Kabupaten Ponorogo. Petugas dari bidang perkebunan melakukan Pembinaan Mutu Hasil Kopi di Kelompok Wanita Tani (KWT) Gosari Desa Banaran Kecamatan Pulung.

Pembinaan Mutu Hasil Kopi dengan Pengurus KWT. Gosari Desa Banaran Kecamatan Pulung

Tanaman kopi banyak dijumpai di wilayah selingkar wilis tepatnya di Kecamatan Ngebel, Pudak, Pulung, Sooko dan tentunya banyak dijumpai pula di Kecamatan Slahung dan Sawoo. Tanaman kopi saat ini mengalami degradasi secara signifikan mulai dari banyaknya pohon kopi yang rusak dan atau mati, pengelolaan tanaman kurang optimal, bahkan saat ini dianggap kurang menjanjikan disandingkan dengan komoditas pertanian lainnya.

Lukito Hari S selaku Pengawas Mutu Hasil Perkebunan sebelum membahas secara detail tentang mutu dan kualitas kopi menyampaikan tentang budaya masyarakat Ponorogo.

“Bahwasannya banyaknya angkringan maupun kafe yang ada di Ponorogo secara umum bak pepatah menyampaiakan seperti jamur tumbuh di musim hujan sangatlah tepat, mengapa demikian budaya masyarakat Ponorogo yang selalu mengedepankan silaturahmi menjadikan seduhan kopi sebagai pelengkap dari keakraban, dengan kata lain dengan minum kopi di angkringan bukan hanya sekedar tempat minum kopi saja tetapi dari tempat ini muncul kehangatan dan kesederhanaan di dalamnya,” ujarnya.

Petugas dari Bidang Perkebunan menunjukkan buah kopi yang berkualitas

Selain itu untuk menjaga kualitas, buah kopi yang baik saat panen adalah yang telah matang berwarna merah penuh, namun dengan  berbagai alasan petani kita seringkali memanaen buah yang masih berwarna kuning bahkan hijau. Buah kopi berwarna merah penuh mempunyai kandungan senyawa gula relatif tinggi pada daging buahnya dan akan menghasilkan kopi beraroma.

Dari penjelasan diatas perlu disikapi secara bijaksana, petani yang tergabung di kelompok tani dalam menentukan produktivitas kopi dapat terukur yaitu dengan adanya gerakan masal pada waktu pemangkasan, pemupukan maupun pengendalian hama penyakit secara tepat dan terpadu sehingga akan membawa dampak kepada mutu dan kualitas kopi yang dihasilkan.

Berawal dari curah hujan yang cukup tinggi di tahun 2022 mempunyai dampak cukup signifikan terhadap tingkat  produksi kopi, bahkan menurunnya produksi mencapai 30%-40% di Kabupaten Ponorogo sehingga asumsi untuk stock akan kebutuhan kopi green bean di tahun ini berkurang.

Bicara tentang kopi bukan hanya seruputan dan tegukan sesaat saja, melainkan bagaimana bisa mendapatkan rasa serta aroma kopi yang nikmat, jenis kopi, cara penyimpanan dan proses pengolahan kopi yang tepat. Bahkan ada sebuah penelitian biji kopi (green bean) bisa bertahan selama 2 tahun apabila disimpan secara optimal melalui proses penyimpanan yang benar (suhu ruangan 15⁰C dengan kadar air 14% dalam kantong kedap udara), dan apabila biji kopi dibiarkan dan terpapar udara  beberapa minggu akan menghasilkan biji kopi yang tidak beraroma khas.

Produk kopi yang dihasilkan KWT. Gosari

Kantung plastik dan kertas bisa digunakan untuk menyimpan biji kopi, selain itu karung goni juga mempunyai peranan penting dalam penyimpanan biji kopi dengan tujuan bisa mengalirkan udara dan terhindar dari kelembaban, bahkan goni lebih menjadi pilihan karena biji kopi bisa lebih awet dibandingkan dengan kantung plastik maupun kertas.

Tak kalah penting lainnya dalam proses roasting atau pemanggangan biji kopi yang masih mentah sangatlah berperan dalam menentukan kualitas cita rasa. Proses roasting kopi juga bisa memunculkan cita rasa asli masing-masing biji kopi, maka tingkat kematangan pada proses roasting memerlukan ketepatan antara lain suhu pemanggangan, lama waktu pemanggangan, teknik roasting, kelembaban, jumlah biji yang dipanggang hingga waktu pendinginan.

Dari sekilas apa yang disampaikan diatas masih banyak pemahaman bahkan persepsi mengenai mutu produk dan kualitas produk mempunyai arti berbeda. Sebenarnya mutu sendiri didefinisikan sebagai ukuran baik buruk suatu benda, kadar, taraf sebagai keunggulan produk yang memenuhi harapan pelanggan. Jadi tidak ada definisi mutu yang dibuat secara universal namun dari definisi-definisi yang di ungkapkan para pakar mutu terdapat suatu kesamaan. Sedangkan kualitas produk sendiri adalah kemampuan suatu produk dalam melaksanakan fungsinya dalam bentuk akurasi, keandalan, daya tahan, kemudahan dalam penggunaan dan hal lainnya. Tujuan utama dilakukannya kualitas produk adalah agar bisa mengurangi kerusakan produk juga meningkatkan nilai produk di mata pelanggan. anyelir@3