Forum KTNA Sebagai Ajang Bertukar Pikiran dalam Menghadapi Tantangan pada Sektor Pertanian di Wilayah Kecamatan Ngrayun

PONOROGO – Pada hari Rabu, 27 September 2023, telah dilaksanakan pertemuan rutin Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) atau Gapoktan se-Kecamatan Ngrayun yang bertempat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Ngrayun mulai pukul 10.00 WIB. Pertemuan KTNA ini merupakan agenda rutin bagi perwakilan pengurus Gabungan Kelompok Tani di Kecamatan Ngrayun yang selalu dilaksanakan pada hari Rabu Legi. Pada pertemuan KTNA kali ini terdapat beberapa agenda penting yang berkaitan dengan kegiatan yang ada di wilayah Kecamatan Ngrayun.

Sambutan pembukaan dari Koordinator BPP Kecamatan Ngrayun

Rubi, selaku Koordinator BPP mengatakan bahwa pertemuan KTNA kali ini menjadi spesial, karena adanya perubahan dari personil BPP Kecamatan Ngrayun. “Mas Sayogo yang memegang wilayah Desa Ngrayun dimutasikan ke Kec. Ngebel, sementara ada tambahan personil yaitu Mbak Dwi Desmilda yang nantinya akan memegang wilayah Desa Ngrayun dan Desa Wonodadi,” ujar Rubi dalam sambutan dan pembukaannya. Kegiatan berlanjut dengan Dwi Desmilda personil penyuluh pertanian Kec. Ngrayun yang baru memperkenalkan diri di hadapan petani perwakilan pengurus Gapoktan Desa di Kecamatan Ngrayun.

Anggota KTNA mengikuti kegiatan dengan antusias

Setelah itu, pertemuan KTNA dilanjutkan dengan agenda penjelasan rencana program atau kegiatan pertanian dari Koordinator Penyuluh Kecamatan Ngrayun. Para petani perwakilan pengurus Gapoktan se-Kecamatan Ngrayun sangat antusias dalam mendengarkan dan menyimak berbagai rencana program dan kegiatan pertanian yang akan dilakukan di wilayah Kecamatan Ngrayun. Tak sedikit dari para perwakilan petani tersebut langsung aktif merespon dan menanyakan berbagai pertanyaan yang terkait dengan rencana-rencana tersebut.

Agenda selanjutnya pertemuan KTNA dipandu oleh Haryoko selaku ketua KTNA Kec. Ngrayun. “Rencana Program dan Kegiatan dari Pemerintah hendaknya kita sikapi dengan penuh antusias serta harus kita sesuaikan dengan potensi dan kemampuan dalam Kelompok kita masing-masing. Jangan asal ada bantuan maka langsung kita terima tanpa memperhatikan potensi dan kemampuan Kelompok Tani kita masing-masing,” ujar Haryoko.

Sosialisasi dari Penyuluh Perikanan

Acara dilanjutkan dengan penyampaian atau sosialisasi dari Petugas Penyuluh Perikanan Wilayah Kecamatan Slahung dan Ngrayun, Setyawan, mengenai potensi perikanan dan pemahaman tentang usaha di bidang perikanan. Setelah menyampaikan salam dan pembukaan, Setyawan menyampaikan bahwa potensi perikanan yang ada di Wilayah Kecamatan Slahung dan Kecamatan Ngrayun ini harus lebih digali, dicermati, dan diusahakan lebih baik. Sehingga harapannya dapat memberikan nilai tambahan ekonomis bagi para petani dan keluarga tani di samping usaha pertaniannya sebagai usaha pokok. “Kelembagaan di bidang perikanan setidaknya ada 5, mulai dari KUB (Kelompok Usaha Bersama), PokDaKan (kelompok pembudidaya ikan), PokLahSar (kelompok pengolahan dan pemasaran), Kugar (Kelompok Usaha Garam Rakyat), dan PokMasWas (Kelompok Masyarakat Pengawas). Adapun pemahaman masyarakat mengenai Nelayan seringkali masih keliru. Bagi kebanyakan masyarakat Nelayan sering diartikan sebagai orang yang mencari ikan di Laut. Padahal Nelayan adalah istilah bagi seseorang yang mengusahakan mencari ikan. Tidak ada kata laut di situ, yang artinya di wilayah pegunungan, seperti Ngrayun pun, terdapat Nelayan, karena mereka adalah orang yang mencari ikan baik di perairan darat seperti yang ada di wilayah Kecamatan Ngrayun,” ujar Setyawan dalam penyampaian sosialisasi nya di hadapan para petani perwakilan pengurus Gapoktan se-Kecamatan Ngrayun.

Dalam pertemuan KTNA ini juga disampaikan beberapa usulan dan feedback dari para petani perwakilan pengurus Gapoktan se-Kecamatan Ngrayun, diantaranya adalah agar ke depannya lebih banyak prospek atau peluang kegiatan pertanian yang berbentuk kerjasama atau kerja bersama yang bisa masuk ke wilayah kecamatan Ngrayun, sehingga dapat lebih menggerakkan roda perekonomian bagi masyarakat Petani. (Arief Pandu Wahyuadi)