Gerakan Pengendalian OPT Tanaman Tembakau Di Kecamatan Kauman

PONOROGO – Kreativitas dan inovasi petani selaku pelaku utama dalam kegiatan bercocok tanam  saat ini sangat diperlukan, mulai dari pengolahan lahan, musim tanam, pemupukan, hingga pengendalian hama dan penyakit. Untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman tembakau yang berada di Desa Pengkol dan Desa Bringin Kecamatan Kauman, pada hari Kamis dan Jumat, tanggal 14 dan 15 September 2023 telah diadakan Gerakan Pengendalian (Gerdal) Tanaman Tembakau yang diikuti oleh perwakilan dari Bidang Perkebunan Dipertahankan Ponorogo, Koordinator PP, PPL Kecamatan Kauman, serta Kelompok Tani. Kegiatan Gerdal ini dilakukan di lahan tanaman tembakau tepatnya di lahan Kelompok Tani “Tani Makmur” Desa Pengkol dan lahan Kelompok Tani “Tani Maju” Desa Bringin Kecamatan Kauman.

Petani antusias dalam mendengarkan pengarahan dari petugas

Kegiatan gerakan pengendalian tersebut diawali dengan pengarahan dari Kepala Bidang Perkebunan (Endah Widuri), persiapan penyemprotan agen hayati pada tanaman, serta penyemprotan pada tanaman tembakau. Kegiatan dilanjutkan dengan pengarahan dari Bidang Perkebunan (Didik Darmanto) tentang hama dan penyakit tanaman tembakau serta cara pengendalian yang tepat dan ramah lingkungan.

Persiapan petani sebelum melakukan penyemprotan masal

“Petani harus aktif melakukan pengamatan pada lahan tembakau sehingga jika terdapat serangan hama dan penyakit dapat dikendalikan secara optimal,” ujar Endah Widuri dalam sambutannya. Menanam tembakau bagi petani merupakan salah satu komoditas pertanian yang menjanjikan. Namun demikian dalam setiap kali musim tanam tembakau tidak selalu mendapat hasil yang memuaskan karena adanya serangan hama dan penyakit. Kegiatan gerdal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada petani tembakau dalam upaya mengendalikan OPT tanaman tembakau serta dapat membedakan jenis OPT yang menyerang mulai dari hama, penyakit, atau virus.

Penyemprotan masal tanaman tembakau

Didik Darmanto selaku petugas Balai Perbenihan dan Proteksi Perkebunan menjelaskan bahwa saat ini petani harus bisa membedakan hama dan penyakit pada tanaman tembakau, penyebab munculnya OPT, serta langkah pengendalian yang tepat. ‘’Petani harus mengurangi penggunaan pestisida kimia pada tanaman dan diharapkan mau membuat serta mengaplikasikan agen pengendalian hayati pada tanaman untuk pengendalian hama secara terpadu dan juga ramah lingkungan. Penggunaan bahan kimia yang terus menerus pada tanah dan tanaman akan berdampak buruk di kemudian hari,” lanjutnya.

Penyemprotan dilakukan dengan agen pengendalian hayati Trichoderma. Trichoderma sp. merupakan jenis jamur yang ada disekitar perakaran tanaman, bersifat antagonis terhadap patogen tular tanah. (Dora Dwi J.)