CEGAH KERUSAKAN TANAMAN AKIBAT SERANGAN OPT, PETANI TEMBAKAU LAKUKAN GERDAL

PONOROGO – Rabu, 18 Oktober 2023, kelompok tani Rahayu Desa Sendang Kecamatan Jambon melakukan gerakan pengendalian (gerdal) OPT pada tanaman tembakau. Kegiatan ini didampingi oleh Penyuluh Pertanian Desa Sendang, Perwakilan Bidang Perkebunan, dan juga Petugas Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Perkebunan (BBP2TP) dari Kabupaten Jombang. Gerakan pengendalian pada tanaman tembakau ini bertujuan untuk menekan kerusakan akibat dari serangan OPT.

Penyampaian materi oleh petugas

Dalam materinya, Didik selaku petugas BBP2TP menyampaikan kepada petani bagaimana cara untuk membedakan macam-macam OPT dan gejala yang ditimbulkan, sehingga petani dapat mengenali jenis serangan dan mengendalikannya dengan tepat. Pada kesempatan ini disebutkan juga bahwa gerakan pengendalian dilakukan dengan menggunakan Agen Pengendali Hayati (APH) berupa Trichoderma. APH jenis Trichoderma ini berguna sebagai biofungisida yang berarti Trichoderma merupakan fungisida hayati yang bermanfaat dalam mengendalikan jamur patogen.

Tidak hanya pelaksanaan gerakan pengendalian secara massal menggunakan APH, pada kegiatan ini anggota kelompok tani Rahayu juga mendapatkan manfaat berupa hand sprayer elektrik sejumlah 10 unit. Hand sprayer ini merupakan salah satu bentuk perhatian dan dukungan pemerintah terhadap petani yang ada di Kabupaten Ponorogo, khususnya kelompok tani Rahayu Desa Sendang Kecamatan Jambon. Tentu saja dukungan ini sangat diterima oleh anggota kelompok tani. “Alhamdulillah, terimakasih kepada Dinas Pertanian dan Pemerintah, sudah memberikan kami bantuan hand sprayer. Tentu saja ini sangat bermanfaat dan sangat membantu kegiatan kami para petani,” terang Edy, salah satu peserta gerdal.

Proses perakitan hand sprayer oleh petani

Selain itu, Ratna selaku perwakilan dari Bidang Perkebunan dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan ini diharapkan petani semakin bersemangat dalam berbudidaya, khususnya tanaman tembakau. Beliau juga berharap bahwa ke depannya, petani dapat mengembangkan sendiri ilmu yang didapatkan pada hari ini, yakni pengembangan APH sebagai pengendali hayati untuk menggantikan pestisida kimia. “Bapak-Bapak sekalian, nanti ilmu yang disampaikan tadi jangan hanya berhenti disini. Sebisa mungkin, monggo kita kembangkan APH untuk menggantikan kebutuhan pestisida kimia di tembakau Bapak-Bapak sekalian,” ungkapnya. (yhltrwln)